⠀⠀⠀⩇1.⩇2 𓈃 𝐏𝐋𝐀𝐓𝐅𝐎𝐑𝐌 ➒¾

Background color
Font
Font size
Line height


⠀⠀



❁፧⿴⃟᎒⃟֍۪۪̣̣۪۪۪⏜፞⏜❟❪⃓⃘۪۪⃖⏱❫❟⏜፞⏜֍۪۪̣̣۪۪۪⃟᎒⃟⿴፧❁
╌╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌╌╸

❛ topi seleksi akan mempertimbangkan perasaanmu ❜

▭⎼▭⎼▭⬚۪۪❁۫۫᭢₍⏱⁾۪۪❁۫۫᭢⬚▭⎼▭⎼▭
꒰ chapter two - platform ➒¾ ꒱
▀▀▀▀◤◗⬚̷⃕͜⸙༘۪۪۪۫۫۫❀۪۪۪༘۫۫۫⸙⃔͜⬚̷◖◥▀▀▀▀

⠀⠀⠀𝕶𝗲𝗿𝗲𝘁𝗮 merah cherry dengan tulisan hogwarts express terparkir indah di depan keluarga potter, sesekali kereta itu mengeluarkan uap pertanda akan segera berangkat

beberapa orang tua terlihat mengucapkan selamat tinggal kepada anak-anaknya dengan wajah sedih dan pelukan perpisahan

"ini dia, platform 9¾!" ucap albus dengan senyum merekah di wajahnya yang di balas tatapan kagum oleh adik kembarnya "wow" suara kagum terdengar darinya

"dimana mereka ? apa mungkin mereka belum datang ?" suara lily setelah turun dari gendongan harry, melihat kearah ibunya mempertanyakan keberadaan paman dan bibinya

harry melihat kearah kanan maupun kiri dan akhirnya menemukan dua orang sahabat lamanya bersama dengan sepasang anak mereka. ron, hermione dan juga rose dan juga hugo

setelahnya harry menunjuk kearah kedua pasangan yang mengganti nama belakang mereka menjadi granger-weasley itu, lily melihat kearah yang di tunjuk sang ayah lalu berlari cepat ke arah mereka

"paman ron, bibi hermione!" teriakan lily yang membuat kedua pasangan itu berbalik kearah para potter. ron dan hermione memberikan senyuman manis kepada sang keponakan lalu memberikan pelukan untuk lily

"siapa lagi kalau bukan salah satu potter favoritku" ucapan ron kepada lily yang membuat gadis itu mendekat kearah ron

riry yang sebelumnya berbicara tentang asrama yang ingin di masukinya bersama sang kakak kembar, kini berlari kearah kedua pasangan granger-weasley setelah mendengar teriakkan sang adik

ron dan hermione kemudian kembali membuka tangannya untuk menerima pelukan dari riry, kemudian hermione beralih kearah aglaia sementara kedua gadis potter kini menatap kearah paman ron mereka antusias

"apa paman punya prank baru ?" suara lily berbisik kepada ron agar sang bibi tak mendengarnya, ron melihat kearah lily dan riry bergantian kemudian memberikan tatapan pura-pura berpikir

"apa kalian tau breath steals nose bersertifikasi weasley's wizard wheezes ?" suara ron membuat kedua gadis itu menatap bingung tapi tatapan antusias masih belum hilang dari mata keduanya

"mum !. daddy berulah lagi" suara putri sulung keluarga granger-weasley, rose granger-weasley membuat hermione sang ibu melihat kearah sang putri lalu beralih menatap kesal kepada sang suaminya

"kau berulah lagi ?, kau bilang kau tidak akan berbuat seperti itu lagi" ucap hermione, selaku istri dan ibu dari rose juga hugo kini menatap tajam kearah sang suami

suara mereka berhasil menarik perhatian dari albus, albus melambaikan tangan kepada kembarannya yang membuat riry berpamitan dengan ron dan hermione lalu berlari kearah sang kakak kembar

keduanya hanya sudah hafal dengan tingkah dari sang paman yang jahil persis george paman mereka yang lainnya

riry berdiri di samping albus, ternyata si kakak kembar hanya ingin di temani karena saat ini dirinya berdiri sendirian. ayah dan ibunya sibuk berbicara dengan paman dan bibi mereka, sementara lily kini sudah bermain dengan hugo dan rose, james berdiri tak jauh dari mereka, sedang bercengkrama dengan teman gryffindornya

riry kembali menatap kagum sekeliling platform, lalu matanya bertemu dengan lelaki dengan surai pirang platina yang melihat kearahnya

tatapannya kepada lelaki bersurai platina itu terhenti saat fokusnya kini kembali kepada sang kakak kembar yang saat ini sedang menarik jubah sang ayah yang membuat sang ayah menunduk melihat kearah putra keduanya

"daddy, apa kau juga berpikir aku akan masuk ke slytherin?" pertanyaan ragu dari albus yang menatap kearah harry potter sang ayah "dan apa yang salah soal itu?" tanya harry memperhatikan anak lelaki keduanya itu sedikit bingung

"slytherin adalah rumah ular, sihir hitam ... dan itu bukan rumah untuk penyihir yang pemberani" suara albus lagi sambil menundukkan kepalanya

harry kini berlutut dengan satu lututnya, menatap kearah sang anak dengan kedua tangannya berada di pundak albus

"albus severus potter, kau diberi nama dari dua kepala sekolah hogwarts dan salah satunya adalah seorang slytherin, dia mungkin pria paling berani yang pernah aku kenal"

suara harry mengingat betapa pemberaninya snape yang berjuang untuk melindunginya walaupun hanya diam-diam dan baru diketahui di akhir hidupnya

"menurutmu bagaimana jika aku -" suara albus di potong oleh harry "kalau begitu asrama slytherin, akan bahagia menerima penyihir muda yang luar biasa. dengar, jika itu sangat penting bagimu, kau bisa memilih gryffindor, topi seleksi akan mempertimbangkan perasaanmu" jelas harry berusaha meyakinkan sang anak

"benarkah ?" riry ikut menanggapi suara sang ayah, melontarkan apa yang juga akan di katakan si kembaran nya

"saat aku begitu ..." jawab harry terhenti saat mengingat dia di seleksi

harry belum pernah menceritakan hal itu sebelumnya. memori itu bergema dalam pikirannya sejenak. lalu harry melihat kearah kedua anak kembarnya

kini harry kembali berdiri, dengan kedua tangannya yang berada di pundak albus dan juga riry

"tidak masalah kalian masuk di asrama mana pun, hatimu dan hogwarts lah yang akan membentuk kalian, albus, riry. tidak ada yang perlu kau cemaskan disana, aku janji" ucap sang ayah meyakinkan kedua anaknya yang sebentar lagi akan memasuki hogwarts itu

"ready twins ?" tanya harry memberi keduanya senyum hangat "ready !" jawab riry dan albus antusias, kemudian ketiganya berjalan dengan harry yang merangkul kedua pundak anaknya menuju pintu masuk hogwarts express

"jauh-jauh dan hati-hati dengan thestral, ry" suara james potter junior, saat sang ayah sudah berjalan menjauh dari adik perempuan pertamanya

james kemudian merangkul pundak riry yang membuat di pemilik pundak kini menatap kearah sang kakak sulung

"kupikir mereka tak kasat mata" suara riry memandang polos kearah kakak sulungnya itu, yang dibalas seringaian oleh sang kakak

"dengarkan para profesor kalian, jangan dengarkan james, dan bersenang-senanglah. sekarang, kalau kalian tak mau ketinggalan kereta, kalian sebaiknya segera naik" suara harry menatap kearah belakang, kearah james dan riry

james masih merangkul riry, dan keduanya mulai berdiri menghadap kedua orang tua mereka

"aku mau mengejar keretanya" suara lily antusias yang membuat aglaia sang ibu cepat-cepat menarik tangan anak bungsunya yang lincah itu "lily, kau disini saja" suara aglaia yang diberi anggukan paham oleh si bungsu

"rose jangan lupa sampaikan salam sayang kami kepada neville" suara hermione kepada putri sulungnya yang dibalas dengan ngernyitan dahi oleh sang putri

"mum, aku tak bisa menyampaikan salam sayang kepada seorang profesor" ucap rose lalu masuk ke dalam kereta setelah mencium kedua orang tua serta adik lelakinya itu

begitu juga dengan riry dan albus berbalik dan memeluk aglaia dan harry untuk terakhir kalinya di tahun ini kemudian mengikuti rose masuk kereta

"selamat tinggal !" ucap keduanya kompak lalu naik ke kereta

aglaia, harry, hermione dan ron berdiri menatap kearah kereta yang sudah mengeluarkan peluit dan kereta mulai berjalan meninggalkan peron

sementara anak-anak sudah pergi dengan kereta mereka, para orang tua sedang saling bercengkrama mengingat, sudah lama tidak saling ketemu akibat pekerjaan

"mereka akan baik-baik saja kan?" tanya aglaia dengan tangan masih mengelus rambut sang putri bungsu

"hogwarts tempat yang besar" suara hermione menyambung dan juga mengelus rambut putra bungsu, hugo granger-weasley

"besar, menakjubkan, penuh makanan. aku rela memberikan apapun untuk kembali kesana lagi" suara ron yang membuat ketiga orang dewasa merotasikan matanya untuk ron

"aneh, al jadi mencemaskan kalau-kalau dia masuk di slytherin" suara harry yang membuat aglaia memberinya senyum kecil setuju akan hal itu

"tidak apa-apa. rose malah sudah mencemaskan apakah sebaiknya dia memecahkan rekor skor quidditch pada tahun pertama atau keduanya. dan dia berencana mengambil tes OWL-nya lebih awal" suara hermione yang menggelengkan kepala untuk putrinya itu

"tak tau darimana dia dapat semua ambisi itu" suara ron menyindir kepada hermione yang membuat hermione sedikit menyikutnya

"bagaimana menurutmu, harry, kalau al dan riry ... kalau mereka di slytherin?" tanya aglaia ragu yang membuat harry merangkul pundaknya tapi saat dia ingin berbicara ucapannya dihentikan oleh suara dari ron

"kau tau, egie. kami selalu berpikir ada kemungkinannya kau bisa saja dulu masuk slytherin" suara ron sambil menganggukkan kepalanya seperti berpikir

"apa maksudmu ?!" suara aglaia menatap kakaknya itu dengan bingung dan kesal "sebenarnya, fred dan george membuat sebuah buku ten ..." suara ron di potong oleh sang istri

"bisa kah kita pergi ?. orang-orang sudah melihat kearah kita" suara hermione yang sedikit risih dengan tatapan orang-orang

"orang-orang melihat kita karena kalian bertiga berkumpul. dan kalau sendiri juga orang-orang akan selalu melihat kalian" ucapan aglaia mengingatkan kalau mereka adalah golden trio

mereka berempat lalu mulai keluar dari platform 9¾, tapi langkah aglaia terhenti saat dia bertatapan dengan draco malfoy. sahabatnya di banker

lalu aglaia menahan tangan harry, menampilkan wajah cemas untuk kedua anak kembar mereka

"harry, mereka akan baik-baik saja kan?" suaranya pelan yang membuat harry mendekat kearah sang istri dan memberikan ciuman di pipi sang istri "mereka akan baik-baik saja, glai" ucapan harry berusaha meyakinkan istrinya

ketiganya -aglaia, harry, lily- lalu berjalan keluar dari platform 9¾ dan pulang kekediaman potter

ᤷ ៶ ៸⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
༯ ❪ thᧉ cαmαrαdᧉrꪱᧉ αnd thᧉ cursᧉd chꪱld ❫ ⨾﹆
tᦅ bᧉ cᦅntꪱnuᧉ
───────────── · · · ✦

You are reading the story above: TeenFic.Net