Kami saling mencintai dan memutuskan untuk berpacaran
Setelah 3 tahun, dia menikahiku
Aku tak bisa menolak
Karena sifat dasarnya yang memang pemaksa
Pekerjaannya? Bisa dibilang jika itu pekerjaan yang sangat kejam
Aku tau itu, dan aku sudah tau risikonya saat menikah dengannya
Aku setuju menikah dengannya
Karena aku percaya kalau dia akan melindungiku
Karena aku mencintainya lebih dari yang dia tau
Cahaya mentari mulai memasuki jendela kamar. Di kasur terdapat seseorang yang
sedang berusaha mengumpulkan kesadarannya. Pria manis dengan lesung pipi dalam di
kanan dan kirinya, duduk di pinggir kasur dengan kepala yang mengangguk-angguk menahan
kantuk, mata sipitnya yang masih berusaha terbuka dan jangan lupa bibirnya yang tertutup
sesekali terbuka kecil. Benar-benar imut.
" Good morning,Binbin." Sahut seseorang dari pintu kamarnya, berjalan menuju si
Pria berlesung manis dan membawanya ke dalam pelukan hangat.
" Mmm..." Pria manis itu hanya bergumam, lalu mencari posisi nyaman sembari
menyenderkan kepalanya tepat di Dada si pemeluk.
" Soobin-ah, jangan tidur lagi! Ini sudah jam 9 pagi."
" Yeonjun-hyung, biarkan aku tidur lagi...."
Choi Yeonjun (Yeonjun, Jun), laki-laki berusia 24 tahun, bekerja sebagai CEO dari
TC Company, perusahaan yang bergerak pada bidang Teknologi. Perusahaan Yeonjun sendiri
merupakan warisan turun temurun keluarga Choi. Yeonjun memiliki kepribadian tegas,
disiplin dan tentu saja bertanggung jawab.Jika sudah bersama dengan orang terdekatnya, dia
akan menjadi pribadi yang sangat perhatian dan posesif.
Choi Soobin (Soobin, Binnie, Binbin), laki-laki berusia 23 tahun, memiliki Cafe dan
Floristberlokasi di Seoul yang sudah dia bangun sejak umurnya 20 tahun. Soobin beri nama
kedua usahanya itu dengan namaCafe Magic dan Florist Island. Soobin sendiri merupakan
pribadi yang ceria, ditambah dengan wajah cantiknya yang membuat orang betah berlama-
lama bersamanya, belum lagi dia termasuk pribadi yang selalu tersenyum.
Hubungan Yeonjun dan Soobin?
Mungkin kalian sudah bisa menebak. Hubungan mereka adalah Suami-Istri. Mereka
menikah baru 5 bulan yang lalu, sehari setelah ulang tahun Soobin ke-22.Bisnis yang
dikembangkan oleh Soobin mendapat banyak bantuan dari Yeonjun, mulai dari bunga,
bahan-bahan untuk makanan dan minuman Cafe, hingga bangunan untuk Cafe dan Florist.
Soobin juga tidak jarang mengantar bekal makan siang untuk Yeonjun, menunggu
Yeonjun hingga pulang sampai menemani Yeonjun ke luar negeri untuk keperluan bisnis.
Sesibuk apapun Yeonjun, selalu bisa meluangkan waktunya untuk Soobin seperti saat ini.
" YA!Jangan tidur lagi, Binbin-ah." Kata Yeonjun saat Soobin makin menyandarkan
diri pada dada Yeonjun dan mengeratkan pelukannya pada leher Yeonjun.
" Bagaimana kalau sarapan dulu?"
" Mmm..." hanya dijawab gumaman -lagi- dan anggukan lemah oleh Soobin.
Yeonjun menghela nafas, seharusnya dia tidak membiarkan Soobin menonton film
Avengers hingga pukul 3 pagi. Padahal, film itu sudah diulang ratusan kali tapi Istrinya itu
sepertinya tidak akan bosan dengan film Barat itu.
Yeonjun menyelipkan tangannya di punggung dan di bawah lutut Soobin, lalu
menggendong gaya Bridal Style menuju ruang makan di lantai 1.
Mendudukkan Soobin di kursi makan, lalu menyiapkan sarapan berupa Pancake yang
dilumuri sirup Maple, Salad sayur dan minuman Jus Jeruk.
Soobin yang mencium bau Pancake langsung membuka matanya lebar dan melihat
sarapan yang sudah siap untuk disantap di depannya dan melihat Yeonjun yang duduk di
seberangnya dengan menu sarapan yang sama. Hanya saja, minuman Yeonjun berupa Air
Putih.
" Harusnya aku yang membuat sarapan pagi..." gerutu Soobin.
" Dan membiarkan tidur nyenyakmu terganggu? Maaf, aku tak akan melakukan itu."
" Menyiapkan sarapan tugas seorang Istri, hyung."
" Sesekali suami yang mempersiapkan makanan bukan masalah, kan?"
" . Tapi—"
" Kalau kita ngomong terus, kapan makan? Sarapannya keburu dingin. Makanlah
selagi hangat dan kita bisa berangkat ke Cafe Magic."
" Nee.."
Yeonjun dan Soobin menyantap sarapan dalam diam, tidak ada satu katapun yang
keluar dari mulut mereka. Setelah sarapan, Soobin memutuskan untuk mandi sedangkan
Yeonjun mencuci piring.
Soobin mengenakan Sweater putih, celana jeans hitam, tas selempang warna biru tua
pemberian Yeonjun, sedikit make-up di wajahnya membuat Soobin menjadi uke yang sangat
sempurna.
" Jun-hyung, aku siap!" seru Soobin sembari menuruni tangga dan berjalan menuju
Yeonjun yang sudah rapi dengan setelan kantornya, duduk di salah satu sofa ruang tamu
dengan Ponsel ditangannya, sesekali mengeryitkan dahinya.
Melihat itu, Soobin berinisiatif mengambil langkah diam-diam lalu memeluk Yeonjun
dari samping.
" Jangan memaksakan diri. Aku tau pekerjaanhyung bukanlah pekerjaan biasa, tapi
setidaknya jangan biarkan dirimu tertekan." kata Soobin sembari mengeratkan pelukannya.
Yeonjun yang mulanya terkejut dengan pelukan tiba-tiba dari Soobin langsung
tersenyum dan menepuk pelan kepala Soobin.
" Aku tau itu. Lebih baik, kita berangkat sekarang."
" Okay, Captain!."
Yeonjun dan Soobin langsung menuju bagasi, masuk ke dalam salah satu mobil,
menunggu salah satu Security rumah membukakan pintu gerbang, dan melaju keluar dari
Mansion mewah tersebut setelah gerbang terbuka.
Di mobil, mereka banyak berbincang-bincang. Mereka membicarakan banyak topik,
salah satunya tentang rencana liburang mereka yang berikutnya.
" Jun-hyung maunya kemana?"
" Aku? Sebenarnya aku sangat ingin ke LA. Kita pernah tinggal disana saat
berpacaran, kan?"
Soobin mengangguk semangat." Aku juga ingin kesana. Apalagi tempat di LA
dimana kita pertama kali bertemu."
Yeonjun menoleh sejenak, lalu tersenyum." Aku sangat ingat waktu. Kau dengan topi
putih di kepalamu, T-shirt putih polos, celana pendek biru dongker, sepatu kets hitam,
ditambah lagi kau yang sedang makan Es Krim Vanillasambil duduk dengan kaki yang kamu
luruskan membuatku berpikir apakah dia benar-benar berusia 21 tahun saat itu?"
" Dan Jun-hyung yang hanya menggunakan kaos hitam polos, celana jeans hitam dan
sandal benar-benar mempesona. Jika saat itu Jun-hyung tidak tersandung oleh kakiku, kita
takkan seperti ini." Lanjut Soobin.
" Itu yang disebut takdir. Iya, kan?" tanya Yeonjun dijawab oleh anggukan Soobin.
8 menit kemudian, mereka telah sampai di depan sebuah bangunan dengan 3 lantai.
Lantai 1 terdapatCafe Magic dan bisa terlihat sudah ramai pengunjung, di lantai 2 terdapat
Florist Island dengan bunga-bunga yang indah dan ada beberapa diantaranya termasuk
langka, sedangkan di lantai 3 merupakan Mini Office Soobin dengan pemandangan kebun
bunga mini yang dibuatkan Yeonjun.
" Jun-hyung, aku berangkat. Sampai bertemu jam setengah 10 malam nanti, kalau
tidak bisa menjemput, segera chat atau telpon dan aku tidak bisa mengantar makan siang ke
Kantor hyung untuk hari ini."
" It's ok,Baby. Ciuman penyemangat?"
Soobin langsung menghadap Yeonjun dengan menutup matanya. Beberapa detik
kemudian, Yeonjun langsung membungkam bibir Soobin dengan bibirnya sembari sedikit
melumatnya. Soobin yang sedikit kewalahan mencengkeram kaos di bagian dada Yeonjun.
Merasa jika nafasnya sudah menipis, Soobin langsung memukul dada Yeonjun pelan dan
langsung memisahkan ciuman mereka.
" Bye, Jun-hyung."
Yeonjun mengangguk dan setelah memastikan jika Soobin sudah naik ke Mini Office-
nya, Yeonjun langsung tancap gas menuju perusahaannya.
*
Pekerjaan Yeonjun hari ini hanya beberapa laporan yang dibuat oleh anak buahnya
baik di atas tanah maupun di bawah tanah.Sebenarnya, TC Company hanyalah sebuah topeng
untuk menutupi apa yang dikerjakan Yeonjun selama ini. Tidak banyak orang yang
menggunakan Perusahaan sebagai bisnis untuk menutupi apa yang mereka kerjakan selama
ini dan tak banyak yang bertolak belakang dengan itu.
Choi Yeonjun is mafia.
Bukan mafia biasa, Yeonjun sendiri merupakan salah satu mafia yang terkenal dengan
kekejaman dan ketidakmanusiawinya. Jika ada yang mengikhianati, Yeonjun tidak akan
segam-segan membunuh si pengkhianat dengan kejam lalu membuang mayatnya ke laut atau
yang paling parah, mengirim mayatnya ke keluarga korban sebagai peringatan agar tidak
macam-macam kepadanya.
Sifatnya sedikit tidak bisa dikendalikan jika sudah dikuasai dengan amarah. Namun,
hanya satu orang yang bisa membuat Yeonjun sedikit lebih jinak.
Choi Soobin.
Hanya dia yang bisa menenangkan Yeonjun saat dia hampir mengamuk.
Kenapa Yeonjun tidak dpaat ditangkap oleh polisi?
Itu semua karena topeng itu kembali. Jika di atas tanah dia Yeonjun menggunakan
nama Yeonjun, maka di bawah tanah Yeonjun memakai nama Mr. Y.
" Mr. Y, ada laporan yang harus anda cek sekarang." Sahut laki-laki berambut hitam,
masuk sembari membawa laporan yang dimaksud.
" Jimin-hyung, kita hanya berdua, jangan pakai namaku yang itu." Sahut Yeonjun
sembari menerima laporan yang disodorkan Jimin.
" Maaf, aku kebiasaan." Jawab Jimin." Seperti yang kau lihat di sana, pemesanan
senjata kita lebih meningkat 2x lipat dari biasanya. Bahkan ada yang memesan satu juta
senjata sniper dengan harga lebih."
Smirk licik terlukis di wajah Yeonjun. Membubuhkan tanda tangannya lalu
mengembalikan laporan tadi ke Jimin.
" Jungkook-hyung dan Taehyung-hyung kemana?" tanya Yeonjun tiba-tiba.
" Tadi mereka bersamaku. Tapi, mereka dapat pang—"
Belum selesai Jimin berkata, pintu ruangan Yeonjun terbuka dan memperlihatkan
Jungkook dan Taehyung dengan muka terkejut dan khawatir.
" Ada apa dengan kalian?" tanya Yeonjun.
" Yeonjun-ah, ini gawat! Dia kembali!" seru Jungkook sembari melangkah kearah
Yeonjun yang masih duduk di kursi kebesarannya.
" Siapa?"
" Musuh abadimu."
BRAK!
Jawaban Taehyung mebuat Yeonjun memukul meja di depannya hingga retak. Bukan
karena Taehyung, tapi karena musuh besarnya yang kembali.
" Oh Sehun maksudmu? Bukankah dia di Amerika?" tanya Jimin.
" Aku tidak tau. Tadi aku mendapat panggilan dari anak buahku yang kebetulan ada
di Bandara, dia melihat Oh Sehun yang keluar dari pintu kedatangan." Jawab Taehyung.
" Tapi, kenapa dia kembali?" tanya Jungkook tiba-tiba.
" Soobin."
Jawaban Yeonjun membuat ketiga laki-laki itu menoleh.
" Maksudmu?" tanya Taehyung.
" Dia ingin Soobin dariku."
" WHAT?!!" Koorketiganya.
" Kenapa?" tanya Jimin
" Mungkin dia ingin menghancurkanmu dengan menggunakan Soobin?"
Taehyung dan Jimin menoleh kearah Jungkook.
" Hanya itu kemungkinan paling dekat. Kalau sudah begini, aku harus memperketat
penjagaan. Christ, siapkan pasukan. Kita tak tau kapan mereka akan datang jadi kau harus
mempersiapkan segalanya mulai sekarang. V dan JK, kalian lengkapi atribut dan senjata yang
akan kita gunakan karena aku yakin, setelah 3 tahun Sehun di Amerika pasti memiliki
Benteng yang lebih kuat dari sebelumnya." Saat Yeonjun pada Jimin, Taehyung dan
Jungkook, saat Yeonjun memanggil mereka semua dengan nama samaran, itu artinya mereka
harusmode siaga dan tidak ada yang boleh membantahnya.
Christ, V dan JK menangguk lalu keluar dari ruangan. Yeonjun terduduk di kursinya,
membuka aplikasi foto pada ponselnya dan memandang foto sang Istri yang sedang memakai
topi line character kesukaannya, RJ, saat mereka berjalan-jalan di Line Store.
" Aku berjanji akan melindungimu dari si Brengsek itu."
*
Hari ini, Soobin membantu para pekerjanya untuk mengurus Cafe yang lebih ramai
dari biasanya. Mungkin karena hari ini benar-benar panas jadi banyak emngunjung yang
datang untuk mencicipi Ice Cream Sauce Chocolate atau Parfait ChocoStrawberry.
" Hari ini seperti tidak ada ujungnya." Ucap Beomgyu setelah mengambil selca
bersama Taehyun. Jam menunjukkan pukul 9 malam, sudah saatnya Cafe tutup.
" Ambil sisi baiknya, gaji kita akan dinaikkan Soobin-hyung." Kata Taehyun yang
duduk disampingnya.
" Huening juga mau." Sahut Huening Kai yang duduk di depan Taehyun dan
Beomgyu.
" Semua pengunjung sudah pulang?" tanya Soobin yang baru saja keluar dari dapur.
" Sudah, hyung. Dan uang hasil hari ini sudah kutaruh di salam ampolop di atas meja
kerja Soobin-hyung." Jawab Soobin.
" Gomawo, Beomgyu. Kita memang dapat banyak pelanggan hari ini."
" Bukan hanya hari ini, setiap hariCafe dan Florist Soobin-hyung memang selalu laris
setiap hari." Ucap Taehyun.
" Tapi aku juga tidak bisa semaris ini jika sendirian." Jawab Soobin lalu memasukkan
Ponsel yang berada di saku Jeans-nya tadi ke dalam tas selempangnya.
" Kita sudah bersama-sama sejak Cafe dan Florist Soobin-hyung pertama kali
muncul. Hingga saatnya tiba, kita akan terus bersama-sama."
Soobin, Beomgyu dan Hueningkai sedikit terpukau dengan kata-kata Taehyun.
" Apa Taehyun si pintar kembali?" Tanya Beomgyu jahil.
" Apa maksudmu kembali? Aku sudah pintar sejak lahir." Jawab Taehyun tidak
terima.
" Sebaiknya kita pulang, sudah jam segini." Kata Soobin saat melihat jam sudah
menunjukkan pukul 21.30.
" Bukannya Soobin-hyung dijemput Yeonjun-hyung?" tanya Hueningkai.
" Tadi Yeonjun-hyung meneleponku, katanya aku disuruh menunggu di halte bus.
Karena kalian naik Bus terakhir untuk pulang, jadi sekalian saja aku ikut sekalian menunggu
Jun-hyung." Jawab Soobin.
Ketiga lelaki itu menanggukan kepalanya. Lalu menuju loker para pekerja untuk
mengambil barang-barang penting. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, Soobin
langsung mematikan lampu membalikkan tanda Open pada pintu menjadi Close, mematikan
lampu Cafe Magic, dan Soobin mengunci pintunya.
" Kalau sudah malam, jalanan menjadi sangat sepi." Kata Hueningkai sembari
merapatkan tubuhnya ke Soobin.
" Hueningkai benar, sangat berbeda. Jangan-jangan, nanti ada orang ajahat akan
menyerang kita" Sahut Beomgyu sembari memeluk tangan Taehyun.
" Jangan khawatir karena aku, Kang Taehyun, pacar Choi Beomgyu, satu-satunya
seme disini, akan melindungi kalian dari orang jahat jikalau mereka akan menyerang kalian.
Kalau perlu, hantu akan kulawan sampai dia kembali ke neraka." Ucap Taehyun dengan
percaya dirinya.
" Memangnya Taehyun-hyung bisa melihat hantu?" tanya Hueningkai polos.
" Ya... aku tak bisa melihatnya, tapi bisa merasakannya." Jawab Taehyun ragu.
" Bilang saja hanya menyombongkan diri." Sindir Beomgyu.
Soobin sedari tadi hanya menoleh kearah kanan dan kirinya.' Kenapa seperti ada
yang mengawasiku?' tanya Soobin dalam hati. Dia sudah berusaha melupakannya dengan
menyibukkan dirinya seharian ini. Tapi tetap saja, baik saat dia di Mini Office, Florist Island,
hingga malam di Cafe Magic, Soobin masih merasa ada yang mengawasinya.
" Soobin-hyung, kenapa?" tanya Hueningkai saat melihat Soobin yang menengok
kearah kanan dan kirinya.
" Tidak apa-apa." Jawab Soobin tersenyum.
" Bukannya Soo—AAAKH!"
" Beom—AAAKH!!"
Suara teriakan Beomgyu dan Taehyun membuat Soobin dan Hueningkai menoleh
kebelakang. Yang mereka lihat pertama kali adalah sahabat mereka yang sudah pingsan dan
berada di rengkuhan pria bertubuh besar berpakaian formal. Soobin dan Hueningkai sadar
jika mereka sudah dikelilingi oleh pria bertubuh kekar dan berjas formal. Soobin melihat 2
alat suntik yang dipegang oleh salah satu pria disana. Isinya juga sudah habis dan ini
meyakinkan Soobin jika Beomgyu dan Taehyun dibius.
" K-Kalian sia—MMPH!"
Kali ini Hueningkai. Soobin menoleh dan mendapati Hueningkai yang bernasib sama
dengan Beomgyu dan Taehyun.
" Siapa kalian? Jika yang kalian inginkan adalah aku, jangan sentuh sahabatku!" seru
Soobin marah.
" Bukan mereka yang menginginkanmu, tapi aku."
Suara itu, Soobin sangat mengenalnya. Dilihatnya pria dengan kedua tangan berada di
celana, jas formal yang melekat di tubuhnya, celana hitam dan sepatu pantofel hitam
membuatnya semakin menawan.
" Apa yang kau inginkan, Sehun-ssi?" tanya Soobin dengan mata yang menatap
Sehun tajam. Soobin sudah tau siapa Sehun, teman masa kecilnya dan musuh abadi Yeonjun.
Soobin saat ini sangat membenci Sehun karena 3 tahun yang lalu, Sehun menembak Yeonjun
tepat di jantungnya dan membuat Yeonjun koma selama 1 bulan. Soobin benar-benar sedih
melihat kekasihnya terbaring saat itu dan parahnya, itu semua karena Yeonjun melindungi
Soobin.
Tanpa ucapan selamat tinggal atau permintaan maaf, Sehun pergi ke Amerika dan
tidak diambil pusing oleh Soobin saat itu dan saat ini, Sehun berada d depan Soobin bukan
sebagai teman, tapi rival.
" Aku hanya menidurkan ketiga sahabatmu sebentar, 1 jam lagi mereka akan bangun,
kok. Aku hanya tidak ingin ada menganggu rencanaku." Jawab Sehun dengan pandangan
yang tidak kalah tajamnya dengan Soobin.
Pandangan Sehun padanya membuat Soobin sedikit takut. Namun dia mencoba untuk
melawan rasa takut itu.
" Apa yang kau inginkan? Jangan membuatku mengulang pertanyaanku ke-4
kalinya."
Sehun mengeluarkan smirk andalannya. Lalu mendekat pada Soobin hingga jaraknya
hanya sampai kurag lebih 10 cm.
" Aku ingin menjadikanmu salah satu alat untukmembunuh Choi Yeonjun."
Sebelum Soobin menjawab, Sehun dengan cepat membelakangi Soobin,
merengkuhnya dari belakang, mengeluarkan alat suntik yang sudah berisi cairan bening,
melepas tutup pada ujung jarum, lalu menusukkannya pada leher belakang Soobin, tepat pada
salah satu sarafnya.
" AAKH!!"
Semuanya terlalu cepat bagi Soobin. Dia hanya bisa berteriak, setelah itu tubuhnya
lemas, pandangannya mengabur dan jatuh pada rengkuhan Sehun. Sebelum kesadarannya
benar-benar terenggut, Soobin berucap lirih.
" Jun-hyung, tolong aku."
*
Yeonjun mengemudi mobilnya dengan tergesa-gesa. Sejak mendapat pemberitahuan
jika Sehun kembali, Yeonjun semakin dikelilingi rasa khawatir dan resah. Yeonjun bukan
khawatir karena takut pada Sehun---(janganharap), namun khawatir karena tidak bisa
menjaga Soobin. Sehun sendiri sebenarnya lebih unggul dalam hal perencanaan matang
dalam waktu singkat dan itu berbahaya bagi Soobin yang bisa diculik kapanpun dan
dimanapun.
Saat melewati belokan terakhir menuju halte, bisa dilihatnya dari kejauhan. Beomgyu,
Taehyun dan Hueningkai yang sedang tidur bersandar di salah satu gedung.
Tunggu! Ada yang tidak beres disini.
Yeonjun langsung menepikan mobil dan menghampiri mereka bertiga.' Ada yang
tidak beres.' Batin Yeonjun. Tidak mungkin jika mereka tertidur dengan sengaja disini.
Selain itu, jika mereka hanya beristirahat sebentar, harusnya mencari temoat yang teduh.
" Hueningkai..."
You are reading the story above: TeenFic.Net