1

Background color
Font
Font size
Line height

"Aku sudah membicarakan dengan Mama.kau boleh bayar setengahnya saja.dan nanti setelah kau dapatkan pekerjaan,dan dapat gaji..."

"Aku ada kok...!"

"Oh,ya....di garasi itu ada sepeda motor,milik kakakku yang belum sempat di jualnya.dulu ia ada mobil. Dijual saat mau pindah.ini surat - surat sepeda motornya.bisa kau gunakan sementara mencari pekerjaan.siapa tahu membantumu. tapi periksa dulu mesin dan bensinnya...!"

"Ah,kau baik sekali Limar.tanpa kamu, tak mungkin kudapatkan tempat tinggal yang memadai," kata lelaki itu.

"Kalau kau mencariku, aku banyak di bungalow..."

"Enggak kuliah?"

"Kuliahku hampir selesai.aku sedang menyusun skripsi...!"

"Tapi mainlah ke sini, kalau kebetulan kau ke Jakarta...!"

"Atau kau mainlah ke bungalow, kan ada sepeda motornya. Kau bisa datang ke sana tiap malam minggu, kan? menginap di sana, dan pulang minggu sore, menikmati jagung rebus bersama...!"

"Ah, bisa aja,kau...!"

"Semoga kau betah tinggal di sini, Indra..."

"Tampaknya betah sih...!"

"Syukur kau ketemu jodoh di sini," desah Limar tersenyum menggoda.

"Mudah mudahan.sebentar.kau belum menunjukkan semua bagian rumah ini.ada beberapa yang belum aku tau...!"

"Semua kunci tergantung di pintu masing masing, kecuali kunci depan. Jadi kau bebas menggunakan semuanya,ada orgent di ruang perpustakaan itu.kalau kau suka menyanyi,atau menciptakan lagu, bisa di ruang itu.kurasa hanya ruang perpustakaan saja yang belum kita lihat selain itu gudang.jadi dapur kau bisa menggunakan sepenuhnya..."

"Makasih..."

"Lagian,aku belum tergesa-gesa pulang kok...!"

"Kurasa kau sekarang harus percaya padaku.aku ingin sekali mendengar kisahmu.aku tak bisa di bohongi. Kau pasti menyimpan cerita duka.aku ingin sekali mendengarnya...!"

"Nanti saja, setelah kau atur pakaian mu.dan setelah kau buatkan minuman untukku.kita bercerita di teras belakang saja, menghadap kolam renang,lebih santai,kan?"

"Oke, tunggu sebentar,ya...?"

"Kau tempati kamar yang mana?"

"Menurutmu, sebaiknya mana?"

"Yang lengkap ya, kamar utama.Toh, isinya dah enggak ada.Almari toilet, bahkan kamar mandi sendiri..."

"Baiklah aku akan tempati..."

"Jangan lama ya,aku tunggu..."

"Oke!"

Indra memang merasa beruntung, mendapatkan rumah sewa lebih dari cukup, dengan harga sewa yang murah.mungkin bagi pemiliknya, yang penting adalah rumah itu dijaga dan dirawat.Ya, mungkin itu.sebab menyerahkan penjagaan kepada orang lain,juga belum tentu baik hasilnya.
Setelah mengatur pakaian,Indra keluar rumah,ia mencari minuman ringan dua botol,dan sebungkus kacang goreng di toko depan rumah.
Beruntung,ada toko di seberang jalan.
Sehingga mungkin kebutuhannya termasuk rokok kesukaannya,akan terpenuhi dari toko depan rumah itu.
Ia langsung membawa masuk ke belakang.dan Limar mengerutkan kening, menatap dua botol sprite segar itu.
"Beli,ya?"

"Iya dong,masak buat.

"Lho,di kulkas kan tadi udah ku penuhi, tuh ada buah,ada roti, macam macam.pokoknya dua hari ini kau bisa tak usah ke rumah makan.lihat saja dulu,makanya sebaiknya kau cek...!"

"Oh,ya?Coba kulihat,ya?"

Dan Indra melihat kulkas di ruang tengah,dekat meja makan.ia Ter belalak,karna kulkas itu penuh dengan buah,ada semangka, jeruk, dan mangga.juga ada beberapa minuman, seperti Aqua,Sprite,Fanta, Coca- Cola,bahkan beberapa saddns siap masak,serta beberapa kebutuhan sehari hari lainnya.dan tampaknya memang semua baru.agaknya sejak tadi Limar tak pulang, buktinya semua kelihatan rapi dan bersih.

"Kenapa kau lakukan semua itu?" Tanya Indra.

"Yah,iseng saja, daripada tidur tak bisa..."

"Kau tak pulang?"

"Ah capek,toh hanya empat jam saja...!"

"Jadi kau tadi bersih - bersih,ya?"

"Yah,sekali- sekali untuk seorang sahabat seperti kau tak ada ruginya. Oh,ya,Indra,mengapa kau begitu ingin tahu kesedihanku?"

"Ah, entahlah.sejak awal melihatmu, aku seperti melihat ada satu kesedihan di matamu.kesedihan yang mungkin sangat menyiksa perasaan sendiri, sehingga kau harus menyem- bunyikannya di sebuah bungalow yang sepi,"kata Indra penuh perhatian.

"Aku menyukai bungalow itu,tenang dan damai..."

"Tapi apa yang bisa kau kerjakan di sana?"

"Menyusun skripsi.meski di rumah juga tenang namun aku inginkan suasana yang lebih tenang dan di sana, aku menemukan kedamaian yang kucari.tapi benar seperti ke curigaanmu,aku di sana tak sekedar menyusun skripsi, melainkan lebih karna mencari kedamaian hati. dan nyatanya,disana kita bisa ber kenalan..."

"Kau baik dan begitu mempercayai ku...!"

"Bagaimana aku tak percaya padamu? rumah tantemu aku tahu, rumah orang tuamu di Jogja kau berikan padaku,lalu Villa tantemu,aku tahu bahkan bertetangga desa.masak aku tak percaya?"

"Wajahku juga enggak ada tampang pencuri kok,tenang aja..."

"Kepadamu aku tak pernah curiga!"

"Oke,Ceritakanlah..."

"Kuharap kau tak lantas mencemooh diriku!"

"Ah, kenapa harus begitu?"

"Ceritaku, sebetulnya hanya aku sendiri..."

"Kalau begitu, sebaiknya tak usah kau ceritakan.aku takut malah akan membuat kau makin terluka...!"

"Tidak,lebih baik kau mengenal sekalian..."

"Aku punya seorang sahabat dekat. dulu ia amat kukagumi.hubungan kami akan akrab.tapi semua ke ka- guman saya tiba tiba buyar, ketika ia menjebak saya,dan nyaris memperk*sa saya.sebetulnya kalau caranya baik sih,aku sendiri tak berontak, mungkin aku bisa membalas.tapi dia memberikan obat perangsang dalam minumanku. Untung pengaruhnya tidak terlalu kuat,sehingga aku cukup sadar, ketika ia sudah nyaris memperk*saku. aku berhasil lepas dari dia, dan kabur.

Tapi kemudian perasaan kagum dan suka itu berubah jadi kecewa dan benci.aku membenci dia karna amat kecewa.aku sengaja menghindari dia setelah memutuskan hubungan itu, karna dia masih suka ke rumahku.!"

"Mungkin dia cinta,hanya tak bisa menahan nafsu..."

"Saya sebetulnya bukan gadis kolot, bisa mengerti.akan tetapi caranya benar benar tidak saya sukai!"

"Yah, namanya juga lagi benci..."

"Yah,aku jadi tahu pribadi yang sebenarnya.belakangan aku sering dengar ia ternyata suka begitu dengan pacar- pacarnya yang dulu.aku jadi tak bisa memaafkannya. semula ingin memaafkan.tapi kini keinginan itu buyar,tak ingin ku maafkan dia..."

"Kau sebetulnya mencintai dia,kan?"

"Belum,tadinya hanya rasa dekat saja..."

"Tapi kenapa kau begitu kecewa...?"

"Entahlah..."

"Dia masih mencarimu?"

"Ya, tetapi sejauh ini aku belum mau menemuinya.bahkan rasanya aku jadi muak ke dia.terlalu tebal muka. Padahal,aku bisa saja menuntutnya. Sayangnya ia terlalu yakin, kalau aku suka dia...!"

"Tapi kau belum dinodainya,kan?"

"Belum sempat, saat itu aku berontak menampar wajahnya,kemudian aku keluar dari rumahnya, dengan mengenakan pakaianku kembali..."

"Sempat juga melolosi juga pakaian mu?"

"Itulah yang membuat aku sakit hati..."

"Teman kuliah,ya?"

"Tidak,ia baru saja wisuda..."

"Kau masih bisa kembali kepadanya, kalau kau mencintainya...!"

"Ah,tidak!"Aku menghindarinya, aku tak suka lelaki yang menebar cinta di mana mana.biar sajalah,aku malah mau minta tolong padamu, kalau suatu hari dia datang, maukah kau ke rumahku jika kutelpon,dan kuakui sebagai pacar?"

"Dengan senang hati.jadi pacar beneran juga enggak apa-apa ...!"

Limar Arianti tertegun.ia menatap Indra dalam dalam.berharap ucapan laki-laki laki itu sungguh- sungguh. sebab sejak pertemuan pertama mereka dulu,ia sebetulnya sudah jatuh hati pada lelaki itu.

***

Mereka masih saling pandang.tanpa kata namun beribu makna mengalir, mereka agaknya harus mengakui kalau mereka jatuh hati pada pandangan pertama.mereka harus mengakui ada goncangan kecil di dada mereka.lalu entah apa yang terjadi,tiba -tiba Indra menggenggam jemari tangan lentik itu.

"Aku tak ingin kurang ajar padamu. tapi jujur saja aku harus mengucapkan banyak terimakasih.
Kuharap kau tak marah,jika aku membalas rasa terima kasihku dengan mencium telapak tanganmu...!"

"Ahhhhh,"desah Limar.

Indra tak basa basi.dengan senyum nya yang khas,ia mengecup telapak Limar Arianti dengan lembut, begitu syahdu dan hangat.sehingga membuat gadis itu berdegup kencang dadanya untuk pertama kalinya gadis yang suka membantu mamanya di dapur itu menerima perlakuan seorang lelaki.bahkan untuk pertama kalinya ia menikmatinya.

Indra merasakan Limar menerimanya
Gadis di bungalow itu bahkan sama sekali tidak marah.senyumnya merekah seiring matanya yang luruh dan menunduk malu-malu. Wajahnya yang putih memerah, seperti sebuah tomat yang terbakar sinar mentari.

"Jika aku kurang ajar,katakanlah...!"

Limar menggeleng.
Senyumnya tersungging sempurna.

"Caranya berbeda, antara kau dan Yos.kau sepertinya begitu mengagung kan cinta, sementara Yos sepertinya ingin menumpahkan nafsunya!"

"Aku juga punya nafsu,tapi ingin ku berikan kepada seorang gadis yang mencintaiku, yang mengharapkanku.
Tidak kuberikan kepada siapapun. Kau tahu,aku menganggap nafsu yang lahir atas cinta adalah saklar dan indah,kalau penyaluran benar, semestinya,dan mendapatkan balasan yang pantas..."

"Jika aku yang memintanya?"

"Tak marah jika aku menciummu?"

"Apakah kau menyukaiku?"

"Sejak pandangan pertama,aku sudah merasakan getaran itu.lalu aku menerima kebaikan demi kebaikan. Ada getaran yang terasa indah di daku.indah sekali.maka,ku katakan ke padamu,ini bukan sekedar rasa suka, tetapi aku telah jatuh hati padamu sejak pandangan pertama."

"Benarkah...?"

"Sejujurnya begitu.berkali aku mengalami kegagalan.kali ini begitu tulusnya perasaan mengalir.dan aku tak ingin menghindarinya seperti ketika aku di pertemukan dengan Wulandari,calon istriku.tidak Limar, aku sadar akan membiarkan perasaan ini berubah jadi rindu!"

"Alangkah indah untaian kalimat mu...!"

"Jika bisa,aku ingin merajutnya lebih indah lagi.bagaimana sebetulnya perasaanmu padaku,Limar?"

"Ah,kita bukan anak SMA lagi, kurasa aku juga mengalami hal serupa, seperti apa yang kau rasakan..."

"Perasaan yang sama seperti Yos?"

"Berbeda, sangat berbeda..."

"Kalau begitu,kesinilah,rebah di pangkuanku.lihatlah, hari ini begitu indah,bukan?hari ini terasa syahdu, terasa menyentuh perasaan kita.
Apakah kau rasakan?"
Limar mengangguk.

Sejujurnya saja Limar memang merasakan demikian.senja ini terasa begitu indah.dan tiba-tiba ia tak begitu takut bertemu Yos.tiba tiba saja ia merasa begitu damai.

Dan Limar rebah di pangkuan Indah. Cowok itu menyambutnya dengan pelukan hangat.inilah cinta pertama nya.inilah saat ia rasakan keindahan pertama, setelah ia begitu kecewa gadis yang di jodohkan ternyata tak mencintainya.


You are reading the story above: TeenFic.Net