- NSFW, Fantasi, sedikit horor (?)
- Saya suka menonton FMV diatas, jadi tolong jangan ada yang melempar batu untukku ㅋㅋㅋ
- Tulisan terdiri dari 12.340 kata.
Selamat membaca! ^^
---
- Kerajaan Corea, 2022 -
Setelah berhasil membunuh Lee Rim dan mengembalikan keseimbangan dua dunia, Lee Gon dan Tae Eul berkencan setiap akhir pekan. Hampir satu tahun mereka menjalani kehidupan seperti itu, hingga suatu hari Tae Eul berkata bahwa dia bersedia menjadi Permaisuri Kerajaan Corea.
Menyadari jika di Kerajaan Corea ada Koo Seo Gyeong, Lee Gon berencana menemui wanita itu dan meminta tolong untuk menjadi saudara kembar Tae Eul. Tentu saja Koo Seo Gyeong kaget saat Raja menemui dan meminta tolong kepadanya.
Karena rasa setianya pada Raja, dia bersedia tanpa berani bertanya siapa Jeong Tae Eul. Sementara di sisi lain, Jeong Tae Eul mengatakan pada ayahnya tentang keberadaan dunia paralel. Ayahnya hanya menganggap putrinya kurang waras dan mengabaikan semua cerita tidak masuk akalnya.
Hingga suatu ketika Lee Gon datang ke Republik Korea untuk melamar Tae Eul. Ayahnya yang masih tidak percaya dengan semua omong kosong dunia paralel lalu diajak pergi ke hutan bambu. Jeong Do In hampir pingsan saat melihat Obelisk menyala dan mereka bertiga masuk kesana.
Jeong Do In tiba di Kerajaan Corea dan mulai menyadari bahwa dunia semesta menyimpan berbagai rahasia. Salah satunya adalah yang dia alami saat ini. Ayah Tae Eul memberikan restu kepada putrinya, apapun pilihan putrinya dia akan selalu mendukungnya.
Tiba saat pernikahan Kerajaan Corea yang sangat ditunggu oleh semua orang. Mereka senang karena posisi Ratu yang telah lama kosong akhirnya terisi kembali. Tae Eul mengenakan jubah permaisuri berwarna merah dengan sulaman emas bergambar naga di sisi tengah dada.
Pakaian ini sangat cocok dipakai Tae Eul yang memiliki kecantikan alami wanita khas Asia Timur. Rambut panjangnya disanggul keatas dan diberi Binyeo yang terbuat dari emas dengan hiasan kepala naga dibagian ujungnya.
Tae Eul mengangkat lengannya dan berputar di tempat. Untuk pertama kali dalam hidupnya dia mengenakan pakaian permaisuri. Seung Ah mengeluarkan kamera dari kantongnya. Sebagai Pers Istana, dia mengambil beberapa foto Tae Eul yang nantinya akan ditunjukkan pada publik. Tae Eul tersenyum indah ke arah kamera.
Mereka berdua menjalani kehidupan bahagia sebagai pasangan suami dan istri. Karena Tae Eul adalah Permaisuri Kerajaan Corea, dia juga disibukkan dengan berbagai acara negara. Dari seorang detektif yang tidak pernah memedulikan apa yang orang lain lihat padanya, kini dia mulai belajar etika sebagai seorang Ibu Negara ketika tampil di depan publik.
Setiap hari Lady Noh akan mengajari Tae Eul menjadi seorang Permaisuri yang baik. Meskipun agak aneh bagi Tae Eul, tapi dia rela melakukan itu semua. Tae Eul tidak mengubah gaya berpakaiannya, kecuali saat dia harus mendatangi acara formal. Dia akan memilih mengenakan gaun lengan panjang dengan panjang menutupi lututnya.
Stylist Kerajaan selalu menambahkan kalung atau gelang pada Tae Eul. Dia bukan Ratu Fashion, tapi setiap kali penampilannya didepan publik, Tae Eul selalu mendapat pujian dari rakyatnya. Gayanya yang simpel namun berkelas khas bangsawan. Permaisuri Corea memiliki gaya busana khas mirip Kate Middleton dan memiliki hati seperti mendiang Putri Diana. Tae Eul adalah lambang kecantikan wanita Asia.
Tae Eul juga sangat ramah pada semua orang. Dia sering memberikan senyuman hangat kepada orang disekitarnya. Terkadang Lee Gon cemburu karena saat pertama kali bertemu dengan Tae Eul, dia wanita yang menyebalkan. Namun itulah yang membuat Lee Gon jatuh cinta padanya.
Setiap kali selesai mengurusi urusan Kerajaan, mereka berdua selalu menghabiskan waktu dengan saking menceritakan kegiatan pada hari itu. Hal itu tidak berlangsung lama karena Lee Gon selalu menenggelamkan wajah dan memeluk tubuh Tae Eul.
Aroma Tae Eul selalu menjadi candu bagi Lee Gon. Bibir, leher dan tubuhnya adalah makanan favoritnya. Lee Gon meraih tengkuk Tae Eul dan menciumi bibirnya dengan intim. Ciuman lembut namun sedikit tergesa-gesa. Dia memutus ciuman itu dan beralih menatap bibir Tae Eul yang merah membengkak.
Lee Gon membelai lembut bibir bawah Tae Eul seakan menyuruh istrinya untuk memberinya akses masuk. Dia melahap kembali bibir itu.
Mereka berdua terus berciuman dengan tangan yang saling memasuki pakaian satu sama lain. Bagi Tae Eul, punggung lebar Lee Gon adalah tempat terbaik untuk membelainya.
Lee Gon menurunkan kepalanya beralih ke leher Tae Eul. Leher jenjang nan indah itu selalu menggoda Lee Gon. Dia semakin memperdalam ciuman. Tae Eul melenguh dan menggeliat setiap kali Lee Gon menghisap lehernya.
"Lehermu terlalu indah, aku ingin melihatnya dengan jelas" suara Lee Gon serak
Lee Gon melepaskan kancing baju Tae Eul dan hanya tersisa bra. Dia bergeser ke belakang Tae Eul. Lee Gon menyingkirkan rambut panjang yang menutupi punggung indah milik Tae Eul.
Dia menciumi punggung Tae Eul dengan lembut. Terkadang Tae Eul masih tidak percaya jika Lee Gon baru pertama kali berkencan. Itu karena Lee Gon terlihat sangat ahli melakukan hal ini. Lee Gon membelai lembut punggung Tae Eul dan terus menghujani dengan ciuman.
Lee Gon menurunkan tali bra milik Tae Eul untuk memperluas ciumannya. Tae Eul bahkan terlihat seksi dari belakang. Tangan Lee Gon berjalan kedepan meraih dada Tae Eul dan meremasnya dengan lembut. Tae Eul melipat tangannya dan berpegangan pada tangan Lee Gon yang sedang meremas dadanya saat ini.
Entah kapan Lee Gon melepas bra milik Tae Eul, dia meraih tubuh Tae Eul untuk menghadap padanya. Lee Gon menggiring Tae Eul berbaring dengan ciuman lembut. Dia juga menciumi dada Tae Eul hingga membuatnya menegang.
Lee Gon melepas celana Tae Eul dengan mudah. Itu terlihat sangat nakal karena Tae Eul tanpa mengenakan sehelai benangpun. Tae Eul membuka kancing piyama milik Lee Gon. Tubuhnya yang kekar terlihat sangat indah malam ini.
Dia tidak akan langsung pada inti permainan karena dia sangat ingin melihat Tae Eul berantakan malam ini. Lee Gon membuka kaki Tae Eul dan memasukkan jarinya kesana. Dia memasukkan secara pelan dan lembut sambil melihat wajah Tae Eul yang mulai mengerang.
Lee Gon tahu apa yang Tae Eul inginkan. Kini dia memasukkan dua jarinya kedalam tubuh Tae Eul. Dia menggerakkan dengan tempo yang cepat dan membuat Tae Eul bergetar hebat. Tae Eul terus mengerang dengan susah payah memanggil nama Lee Gon. Lee Gon tersenyum puas dan semakin menghancurkan Tae Eul hanya menggunakan jarinya.
Tae Eul menekuk kepalanya kebelakang, membuka mulutnya dan mengerang dengan mata terpejam. Dia terus mengerang dan memohon pada Lee Gon. Lee Gon melepaskan celananya memainkannya diantara kaki Tae Eul.
"Lee Gon..kumohon..." serak Tae Eul
Lee Gon tersenyum puas. Lee Gon memasukkan miliknya kedalam milik Tae Eul. Dia memutar perlahan lalu mendorongnya maju mundur dari tempo pelan hingga cepat dan kembali memutar. Desahan Tae Eul dan Lee Gon memenuhi ruangan kamar Kerajaan.
Tae Eul mengalungkan tangannya pada leher Lee Gon saat pria itu menciumi bibirnya. Cairan kental yang hangat memasuki diri Tae Eul dan bersamaan dengan itu Lee Gon menjatuhkan setengah dari tubuhnya diatas tubuh Tae Eul.
Lee Gon menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka. Dia melihat wajah Tae Eul yang memerah dengan rambut berantakan. Lee Gon sangat puas karena dialah penyebab Tae Eul berantakan.
Hari ini Tae Eul harus menemani Lee Gon berkunjung ke Pulau Jeju untuk memberikan bantuan pada korban bencana alam. Lee Gon mengamati tablet yang dia pegang, dia mengecek laporan yang dikirimkan oleh Perdana Menteri.
Setiap akhir pekan, mereka berdua menyelinap pergi untuk berkencan menggunakan Manpasikjeok. Jika lelah, mereka akan berkunjung ke Republik Korea untuk menjenguk ayah Tae Eul.
Semuanya berjalan lancar hingga suatu malam Tae Eul terbangun dari tidurnya dan pergi ke kamar mandi. Perutnya terasa mual namun tidak ada sedikitpun yang bisa dikeluarkan dari perutnya. Lee Gon yang mendengar suara dari kamar mandi terbangun. Mendapati Tae Eul tidak ada disisinya, dia beranjak dari tempat tidur.
Tae Eul keluar dengan bibir pucat dan keringat membasahi keningnya. Lee Gon yang khawatir berteriak pada pengawal untuk mengambilkan air hangat. Dia membantu Tae Eul duduk ditepi ranjang dan memberikan segelas air untuk Tae Eul. Lee Gon mengusap punggung Tae Eul dengan lembut.
"Bagaimana? Jika masih tidak enak akan kupanggilkan Profesor Hwang untuk memeriksamu"
"Tidak perlu, ini sudah larut malam. Sepertinya aku salah makan tadi sore"
"Baiklah. Berbaringlah, aku akan memijatmu"
Tae Eul kembali berbaring tidur dan Lee Gon memijat kaki Tae Eul. Dalam hati Tae Eul ingin tertawa karena dia mual bukan kakinya yang sakit. Namun dia tidak mempedulikannya, baginya sentuhan Lee Gon adalah obat untuknya. Lee Gon memijatnya sampai Tae Eul benar-benar tertidur. Lee Gon menarik selimut untuk Tae Eul, tapi kini Lee Gon tidak bisa tidur. Dia terjaga sepanjang malam hanya untuk memastikan Tae Eul baik-baik saja.
Lee Gon telah berada di dapur sejak pagi. Dia menyuruh semua staff dapur keluar. Lee Gon memasak Nasi Steak Sapi yang menjadi favorit Tae Eul. Dia mendorong troli makanan itu ke kamarnya. Tae Eul yang masih tidur terganggu dengan aroma tidak enak yang menusuk hidungnya. Dia bangun dan melihat Lee Gon membawa troli makanan.
"Bau apa ini?" keluh Tae Eul
Lee Gon yang kebingungan ikut menggerakkan hidungnya, mempertajam penciumannya.
"Tidak ada bau" jawab Lee Gon
"Itu!! Makanan apa yang kau.."
Belum selesai menyelesaikan kalimatnya, Tae Eul berlari ke arah kamar mandi. Rasa mual kembali menyelimuti dirinya. Lee Gon mengikuti Tae Eul karena panik. Tae Eul mengibaskan tangannya dan menyuruh Lee Gon membawa keluar makanan yang dia bawa.
Lee Gon mengeluarkan troli makanan dan memberikannya pada penjaga. Dia menyuruh Jo Yeong untuk memanggilkan Profesor Hwang.
Tae Eul sedikit lemas karena isi perutnya kosong. Nasi Steak Sapi buatan Lee Gon adalah makanan kesukaannya, namun kali ini mencium baunya saja dia merasa mual.
Professor Hwang telah tiba di Istana dan memeriksa kondisi Tae Eul. Senyumnya cerah saat melepas stetoskop miliknya.
"Bagaimana Profesor Hwang? Apa ada yang salah?" tanya Lee Gon
"Pyeha, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kerajaan Corea akan segera mendapatkan seorang pewaris"
Lee Gon yang mendengar berita bahagia itu segera menghampiri Tae Eul dan mencium keningnya. Tak terasa air mata Lee Gon menetes. Rasa syukur menyelimuti diri Lee Gon. Tae Eul-nya kini mengandung buah cinta mereka.
Lady Noh yang berada disana tak kuasa menahan kebahagiaan. Dia membalik badannya dan mengusap airmata dengan hanbok hijaunya.
"Hwanghu Mama, kapan terakhir kali anda menstruasi?" tanya Profesor Hwang
"Aku tidak mengingatnya, mungkin 5 atau 6 minggu yang lalu"
Profesor Hwang kembali tersenyum
"Pyeha, untuk memastikannya saya akan membawa alat USG ke Istana jika Pyeha mengijinkan"
"Bawa saja kesini semua yang kau perlukan Profesor Hwang"
"Terimakasih Pyeha. Kuharap Hwanghu Mama bisa menjaga kesehatan dengan baik karena trimester awal sangat rentan"
Lady Noh mengantar Profesor Hwang keluar, sedangkan Lee Gon masih tak mengalihkan pandangannya pada Tae Eul.
"Apa yang kau lihat"
"Ibu dari anakku"
"Jangan bercanda"
"Aku tidak bercanda. Tae Eul terimakasih telah hadir di dunia ini"
Tae Eul tersenyum meski dia tak mengerti akhir dari kalimat Lee Gon. Lee Gon mendekatkan wajahnya ke Tae Eul dan mengecup singkat bibir Tae Eul.
"Aku berjanji akan menjaga kalian berdua"
Lee Gon mengelus perut Tae Eul yang masih rata itu.
Kerajaan Corea mengumumkan kehamilan Permaisuri. Berita ini tentu sangat ditunggu rakyat Corea. Mereka semua berbahagia akan hadirnya calon pewaris baru.
Jika selama ini Lee Gon selalu ekstra perhatian pada Tae Eul, kini dia bisa terbilang sangat posesif pada Tae Eul. Semua jadwal Kerajaan Tae Eul dikurangi karena Lee Gon takut Tae Eul kelelahan. Namun justru Tae Eul merasa lelah jika dia hanya berdiam diri di Istana.
Tae Eul seperti wanita hamil pada umumnya, dia selalu mual di pagi hari. Nafsu makannya menurun, dia menggantinya dengan buah-buahan. Lee Gon melarang dapur Istana menyimpan daging karena Tae Eul selalu mual dengan bau daging.
Lady Noh sering membuatkan sup rumput laut untuk Tae Eul, anehnya Tae Eul selalu lahap menyantap sup rumput laut itu. Suatu hari Lee Gon juga membuatkan Tae Eul sup rumput laut, namun baru sesuap sendok, dia berlari ke kamar mandi karena mual.
Pangeran Buyeong menikmati masa tuanya dengan tinggal di luar negeri bersama anak dan cucunya, Se Jin. Setelah mengetahui Kerajaan Corea akan memiliki pewaris, Lee Jong In merasa tugasnya menjaga Raja telah selesai. Meski sedih, Lee Gon tidak melarang Pamannya itu karena dia tahu pasti Pamannya merindukan keluarganya
Pelayan Istana bergantian menggantung cabai merah yang diperintahkan oleh Lady Noh. Lady Noh mempercayai jika menggantung cabai merah sama dengan mengusir roh jahat yang akan mengganggu wanita hamil.
Kehamilan Tae Eul telah berjalan 5 bulan. Benjolan di perutnya belum terlihat, itu karena dia lebih suka mengenakan pakaian tebal. Hanya Lee Gon yang tahu perubahan bentuk tubuh istrinya. Setiap malam sebelum tidur, Lee Gon selalu menyenderkan kepalanya ke perut Tae Eul menceritakan laporan Kerajaan. Tae Eul tidak memedulikan Lee Gon karena dia lebih fokus bermain game di tabletnya.
Entah ada hubungannya atau tidak, semenjak Tae Eul hamil, Lee Gon sering merasa kelaparan. Dia bisa menghabiskan 2 porsi setiap makan. Suatu hari, Lee Gon ingin memakan ramen. Dia meminta pelayan Istana untuk membuatkannya, namun rasanya tidak seperti yang dia inginkan.
Akhirnya dia pergi ke dapur sendiri, menyuruh semua staff dapur keluar dan memasak ramen, namun lagi-lagi rasanya tidak seperti yang dia inginkan. Dia menyerah dan merajuk pada Tae Eul untuk membuatkannya ramen. Lee Gon duduk di kursi sudut dapur dan mengamati cara memasak Tae Eul. Tidak ada yang berbeda, karena semua orang memasak ramen dengan cara yang sama.
Ramen itu disajikan dihadapan Lee Gon dan aroma sedap merasuki hidung panjang Lee Gon.
"Makanan untuk bayi besarku telah siap" Tae Eul tersenyum menggoda Lee Gon
Lee Gon mencicipi ramen itu dan tersenyum.
"Ah...mengapa ramen ini bisa terasa luar biasa"
Tae Eul tertawa melihat Lee Gon yang menghabiskan ramen itu dengan lahap.
Kehamilan Tae Eul berjalan lancar dan kini memasuki usia 32 minggu. Perutnya semakin membesar. Semua wanita iri dengan Tae Eul karena saat hamil besar, tubuhnya tidak banyak berubah. Dia hanya memiliki benjolan besar di perutnya.
Sebagai Ibu Negara, dia memiliki tugas dan tanggungjawab yang besar. Meskipun Lee Gon meminta Tae Eul untuk berada di Istana, rakyat selalu merindukan kehadiran sang Ratu. Lee Gon akhirnya memberikan ijin Tae Eul keluar Istana dengan syarat Lee Gon juga menemaninya.
Saat akan memberikan pidato pada Hari Ibu, Tae Eul menaiki tangga dibantu Lee Gon. Tae Eul memegang perutnya dan tangan lainnya berpegangan pada Lee Gon. Meskipun ada pengawal, Lee Gon tidak akan membiarkan Tae Eul sendirian. Para hadirin saling berbisik membicarakan pasangan Kerajaan yang sangat romantis.
Saat tidur, Tae Eul selalu mengeluhkan punggungnya sakit. Dia baru bisa tidur jika Lee Gon menggosok punggungnya. Dan disaat malam hari Lee Gon sering terbangun karena merasa lapar. Meskipun dia bangun secara pelan dan pergi ke dapur, Tae Eul tahu dan dia mengikuti Lee Gon ke dapur.
Membawa bayi dalam perutnya yang semakin membesar membuat Tae Eul kesusahan berjalan. Namun dia tidak ingin membiarkan Lee Gon makan seorang diri. Mereka berdua memang telah ditakdirkan untuk mencintai satu sama lain.
Lee Gon selalu ingin mencium bibir Tae Eul. Meskipun perut Tae yang semakin hari semakin membesar, tetap saja itu membuat Lee Gon ingin selalu menikmati tubuh indah istrinya itu. Kulitnya yang lebih putih darinya itu selalu menjadi favorit Lee Gon.
Tae Eul dianugerahi kulit yang bersih tanpa cacat. Bahkan seekor nyamuk tidak tega untuk menggigit kulit Tae Eul. Hanya Lee Gon yang sering menggigit dan menghisap kulit indah itu. Lee Gon hampir saja menindih perut Tae Eul jika Tae Eul tidak dengan cepat menghentikan Lee Gon. Mereka berdua tertawa dan berganti posisi agar bayi mereka tetap aman.
Tae Eul mengubah posisinya bergeser ke atas tubuh Lee Gon. Melihat Tae Eul dari bawah merupakan pemandangan indah baginya. Tae Eul terlihat menggosok milik Lee Gon dengan tangannya, sedangkan bibir mereka saling bertemu.
Lee Gon berdiri disisi samping tempat tidur, Tae Eul turun dari ranjang dan berjongkok. Karena benjolan diperutnya yang besar, dia berjongkok dengan melebarkan kakinya agar tidak menekan bayinya. Tae Eul mendekatkan wajahnya ke milik Lee Gon yang besar dan panjang, dia melahapnya seperti anak kecil yang sedang makan permen. Lee Gon terus mendesah kesenangan dengan apa yang dilakukan Tae Eul, dia mengusap penuh cinta rambut hitam panjang istrinya.
Puas bermain, kini Lee Gon merasa saatnya telah datang. Mereka kembali naik ke atas ranjang. Dia memasukkan perlahan miliknya ke milik Tae Eul. Tae Eul benar-benar sangat pandai memimpin gerakan. Dia bisa mengontrol kedalaman dengan nyaman. Namun karena hamil, dia sering merasa kelelahan. Tae Eul meminta Lee Gon untuk menggerakkan pinggulnya sementara dia berpegangan pada kaki suaminya.
Kehidupan mereka setiap hari seperti pengantin baru. Kebahagiaan Lee Gon kini bertambah saat Jo Yeong meminta ijin pada Lee Gon untuk mengambil cuti kerjanya. Dia akan menikah dengan Seung Ah. Tentu saja Lee Gon mengijinkan dengan senang hati. Lee Gon juga tak mempermasalahkan jika keduanya bekerja di Istana. Lee Gon bahkan menawari Jo Yeong sebuah paviliun namun dia menolaknya.
Persalinan Permaisuri Corea tinggal menghitung hari. Tae Eul meminta pada Lee Gon untuk menjemput ayahnya. Dia
You are reading the story above: TeenFic.Net