Kim Tan - Eun Gyo

Background color
Font
Font size
Line height

⚠️ Peringatan : sedikit mengandung konten dewasa

Terdiri dari 12.100 kata, teman-teman mungkin membutuhkan waktu lama untuk membaca cerita ini

-------

Han Eun Gyo adalah salah satu siswi SMA Jungang. Semua temannya memanggil dia Eungyo. Sejak kecil dia diasuh oleh neneknya karena kedua orangtuanya telah bercerai dan memiliki keluarga masing-masing. Mereka jarang memperhatikan kehidupan Eungyo.

Tak lama ini, ayah Eungyo juga mulai jarang mengirimi uang sekolah untuknya. Untuk membiayai hidup mereka berdua, Nenek Eungyo berjualan sayur di pasar. Eungyo juga bukan siswi berprestasi di sekolahnya. Dia selalu mendapat peringkat 19 dari 20 siswa di kelasnya.

Dia jarang belajar di rumah karena sibuk berjualan minuman di stasiun sepulang sekolah dan malamnya membersihkan rumah kecilnya. Eungyo yang ceria sangat menyayangi neneknya.

Eungyo sudah bersiap pergi ke sekolah saat semua siswa baru bangun dari tidur mereka. Ini bukan karena jarak rumah dan sekolah Eungyo jauh, hanya saja dia harus berjalan kaki setiap hari menuju sekolahnya. Dia harus menghemat uangnya untuk makan daripada digunakan untuk ongkos bus.

Wajahnya yang lesu dan cemberut, berjalan menuju gerbang sekolah sambil menginjak kerikil-kerikil kecil yang dilihatnya.

"Eungyo!" sapa Cha Eun Sang, sahabatnya

"Kajamgiya! Wae??" omel Eungyo

"Apa kau sudah mengerjakan tugas dari Pak Seok?" tanya Eun Sang

"Mwo?? Kapan dia memberinya tugas?" tanya Eungyo panik

"Kau keterlaluan Eungyo, meski tidak memperhatikan Pak Seok selama pelajaran, apa telingamu juga bermasalah?"

"Sudahlah jangan menceramahiku Eun Sang!! Cepat keluarkan buku tugasmu"

"Hmm...aku tidak yakin apakah kau bisa lulus jika terus seperti ini" keluh Cha Eun Sang

"Tenang saja. Selama ada kau yang membantuku tentu aku bisa lulus" kedip Eungyo

Dia dengan cepat menyalin semua pekerjaan milik Eun Sang. Eungyo dan Cha Eun Sang bersahabat baik. Semua teman di sekolahnya selalu memiliki grup sendiri. Hanya siswa kaya yang akan selalu dihormati.

Karena Eungyo dan Cha Eun Sang berasal dari keluarga miskin, mereka selalu ditindas oleh para siswa kaya dan membuatnya menjadi sahabat. Eungyo yang pemberani selalu melawan dan bertengkar dengan siswa lain saat Cha Eun Sang ditindas. Dan Cha Eun Sang selalu membantu Eungyo belajar di sekolah.

Choi Young Do, salah satu siswa nakal di sekolahnya mencoba mendekati Cha Eun Sang. Anak laki-laki itu menarik baju Cha Eun Sang dan mendorongnya ke dinding. Semua siswa di kelas berteriak mendukung Choi Young Do. Beberapa diantara mereka merekamnya sambil tertawa riuh. Cha Eun Sang yang ketakutan hanya menangis.

Eungyo yang mendengar jika Cha Eun Sang diganggu oleh siswa segera berlari menuju kelas. Dia melihat Cha Eun Sang yang menangis disaksikan semua siswa yang mentertawai gadis itu. Eungyo mengepalkan tangannya dan meninju Choi Young Do dengan keras. Darah mengucur dari hidung laki-laki itu dan dia kesakitan. Eungyo menarik tangan Cha Eun Sang pergi keluar kelas.

Eungyo dan Cha Eun Sang sedang makan di kantin sebelum situasi menjadi ramai. Kim Tan, anak pemilik yayasan Sekolah Jungang hari itu makan disana. Tidak seperti biasanya dia mengunjungi kantin. Terlihat dibelakang Kim Tan, Choi Young Do menunjuk kearah Eungyo dan Cha Eun Sang.

"Apa kau yang memukul Choi Young Do?" tanya Kim Tan

"Ya itu aku. Kenapa?" jawab Eungyo

"Apa kau tau akibat yang akan kau terima?"

"Haishh...siswa laki-laki yang dipukul seorang perempuan lalu melaporkan pada sahabatnya? Kau laki-laki atau banci?" tanya Eungyo pada Choi Young Do

"Eungyo..." Cha Eun Sang memberi isyarat pada Eungyo untuk menjaga kalimatnya

"Maafkan aku...Ini semua salahku, aku pantas diberi hukuman" kata Cha Eun Sang

"Bodoh! Mengapa kau yang meminta maaf?? Dia yang memperlakukanmu tidak pantas, dia yang harusnya berlutut meminta maaf"

"Eungyo...sudahlah hentikan. Maafkan aku, maafkan juga temanku ini" Cha Eun Sang terus meminta maaf pada Kim Tan dan Choi Young Do

"Jika bukan karena temanmu ini, aku akan memberitahu ayah untuk menghukum kalian. Dan kau Eungyo jika berani memukul siswa lagi, aku tidak akan memaafkanmu" kata Kim Tan pada Eungyo

Eungyo dan Cha Eun Sang berjalan kaki, mereka pulang sekolah bersama.

"Kau tau Eun Sang? Kau adalah siswi pandai di sekolah tapi hari ini kau sangat bodoh. Mengapa kau meminta maaf kepada orang yang sudah mencoba menjahatimu" omel Eungyo

"Eungyo...aku tidak mau kita berdua mendapat masalah karena mengganggu mereka. Lagipula...Kim Tan sendiri yang mendatangi kita"

"Arraseo...arraseo.. Kim Tan si tiang listrik itu memang anak pemilik sekolah ini. Tapi kita tidak boleh kalah dengan mereka!" seru Eungyo

"Sudahlah...lagipula tidak ada siswi yang ingin bertengkar dengan Kim Tan. Bukankah dia terlihat seperti Pangeran berkuda putih?"

"Hahaha...pangeran berkuda putih.. Kau menyukai pangeran atau kuda putih?" ledek Eungyo

Cha Eun Sang marah dan memukul lengan Eungyo. Mereka berdua pulang dengan berlarian sambil saling bergurau.

Eungyo sedang menyiapkan botol minuman yang akan dia jual di stasiun. Hari ini dia berdoa untuk dagangannya. Eungyo tertidur saat dia menunggu pembeli datang.

"Astaga Eungyo... Barang daganganmu bisa dicuri orang jika kau tidur" omel Baek In Ho

Baek In Ho adalah salah satu mahasiswa Universitas Jungang. Dia pergi ke tempat kuliahnya dengan naik kereta. Baek In Ho selalu menyempatkan untuk mampir menemui Eungyo dan membeli dagangannya.

"Ah..rupanya kau sunbae. Tiga hari ini aku tidak melihatmu disini, apa kau bolos kuliah?"

"Yah! Aku bukan pemalas sepertimu"

Waktupun berjalan dengan cepat. Eungyo selalu mendapat masalah karena dia menolong Cha Eun Sang yang dirundung oleh siswa lain. Kim Tan mulai tertarik pada Eungyo. Dia berbeda seperti yang lain.

Ketika semua siswi meneriakkan namanya dengan membawa bunga, hanya Eungyo yang meneriakkan namanya sambil membawa kayu. Eungyo juga sering berkelahi dengan Choi Young Do karena lelaki itu selalu mengganggu Eun Sang, sahabat baiknya.

"Kau ingin hidup seperti apa Eungyo?" tanya Cha Eun Sang saat mereka bersama

"Aku ingin segera lulus lalu bekerja di kantor dan bisa membantu nenekku. Dia sudah terlalu tua untuk bekerja tapi tidak pernah menuruti perkataanku"

"Belajarlah dengan sungguh, aku akan membantumu belajar untuk ujian kelulusan tahun depan. Kita berdua akan lulus bersama" janji Cha Eun Sang

Eungyo mendapat hukuman karena tidak mengerjakan tugas sekolah. Pagi itu dia terlambat datang ke sekolah dan belum sempat menyalin milik Eun Sang. Dia dihukum membersihkan satu lantai bangunan gedung sepulang sekolah.

Kim Tan dan teman-temannya akan bermain basket di lapangan sekolah sore nanti.

"Kalian turunlah dulu, aku ingin pergi ke toilet sebentar" kata Kim Tan

Teman-temannya yang sudah memakai kaos olahraga segera berlari menuju lapangan basket. Kim Tan berjalan menuju toilet pria dan langkahnya berhenti di depan kelas kosong. Dia mendengar suara perempuan yang bernyanyi.

Karena takut dan penasaran, dia mendekati jendela kelas dan mengintip dari luar. Kim Tan mengelus lega dadanya sendiri. Dia pikir itu suara hantu wanita namun itu adalah Eungyo yang sedang bernyanyi.

Kim Tan sudah menebak jika Eungyo tidak mengerjakan tugas. Dan semua guru di SMA Jungang akan selalu menghukum muridnya dengan membersihkan kelas atau toilet.

Eungyo berjongkok untuk mengepel lantai kelasnya itu. Sesekali dia mengelap keringat yang muncul di dahinya. Dia melakukan pekerjaan itu sambil menyenandungkan sebuah lagu. Kim Tan diam-diam tersenyum melihat murid paling riang di sekolahnya ini.

Kim Tan pergi ke toilet dan berganti pakaian. Karena sudah selesai mengepel lantai kelas, kini Eungyo pindah membersihkan toilet di ujung bangunan lantai itu. Karena tidak hati-hati dia terpeleset dengan lantai yang licin.

Eungyo terjatuh dan menumpahkan isi ember penuh air ke seragamnya sendiri.

"Shibal! Aku harus membersihkannya lagi!" Eungyo menahan airmata kekesalannya

Dia pergi ke toilet untuk mengambil ember berisi air lagi. Eungyo mendengar suara minta tolong dari dalam toilet pria. Dia pergi kesana. Kim Tan terus mencoba membuka kunci pintu kamar mandi tapi tidak bisa.

Kim Tan terkunci di dalam sana dan berteriak minta tolong meski teman-temannya tidak ada yang mendengar karena saat itu menunjukkan pukul 4 sore dan semua murid sudah pulang jam 3 sore.

"Tunggulah sebentar..aku akan mencari cara membuka pintu ini" kata Eungyo

Kim Tan ingat jika masih ada Eungyo di lantai itu. Eungyo melihat sekeliling dan meraih alat pel di dekatnya. Dia mencoba merusak gagang pintu dengan memukulnya berkali-kali.

"Ya! Apa kau ingin merusak property ayahku?" teriak Kim Tan dari dalam

"Ayahmu tidak akan bangkrut jika harus mengganti pintu baru toilet ini" seru Eungyo

Dan lagi-lagi Kim Tan tersenyum mendengar jawaban Eungyo. Dia merasa gemas karena tidak pernah ada satupun murid perempuan yang berani berkata lantang kepada dirinya selain Eungyo si murid bodoh ini.

Pintu berhasil terbuka!

Untuk beberapa saat mereka saling bertatapan. Kim Tan terlihat sangat cocok dengan kaos longgar tanpa lengan yang membalut tubuh jakungnya. Sedikit memperlihatkan otot pada kedua lengannya, tak salah jika banyak wanita yang mengidolakan laki-laki ini.

Kim Tan melihat rambut Eungyo yang sedikit basah entah karena keringat setelah membersihkan ruangan kelas atau karena hal lain. Dia juga melihat seragam Eungyo yang tembus pandang karena basah.

Seragam basah itu seakan menunjukkan kepadanya bagian dalam yang terbungkus oleh seragam putih. Kulit mulus milik Eungyo terlihat samar dibandingkan dengan bra hitam yang dia pakai sangat kontras terlihat jelas.

Kedua mata mereka bertemu kembali setelah saling memperhatikan tubuh masing-masing. Benjolan di leher Kim Tan terlihat naik dan turun. Eungyo tahu laki-laki itu sedang menelan ludahnya sendiri. Dia merasakan detak jantungnya berdegup semakin kencang dan Eungyo mengangguk pelan, memberi sebuah tanda persetujuan.

Mereka berdua saling mendekatkan wajah dan berhenti sejenak untuk menghirup hembusan nafas yang terasa panas bagi keduanya. Bibir mereka kini saling bertemu, mereka berciuman melepas kebutuhan dalam diri mereka. Ciuman dengan mengikutsertakan lidah mereka yang saling bermain untuk menghisap satu sama lain.

Tangan Kim Tan bergerak perlahan masuk kedalam rok pendek milik Eungyo. Dia mengusap lembut paha mulus perempuan itu lalu bergerak mencari ke pangkal pahanya. Kim Tan terlihat sangat ahli melakukannya padahal baru pertama kali ini dia melakukan hal seperti ini pada seorang gadis. Tentu saja karena dia dan teman-temannya sering menonton film porno saat jam kosong sekolah.

Seakan sedang dalam sebuah lomba, Eungyo juga tidak mau kalah. Tangannya meraba masuk kedalam celana longgar milik Kim Tan membuat pemiliknya sedikit mengerang. Eungyo memainkan tangannya dengan menggosok didalam celana Kim Tan. Dengan cepat Kim Tan mengangkat tubuh Eungyo duduk diatas meja wastafel yang terbuat dari marmer.

Kim Tan melepas satu persatu kancing seragam Eungyo bersamaan dengan perempuan itu membantu melepaskan kaos jersey longgar miliknya. Kim Tan mengecup dada Eungyo yang masih memakai bra. Dia juga meremasnya dengan pelan namun bertenaga. Mereka masih berciuman panas. Bibirnya mulai menjelajahi mata, pipi dan leher Eungyo. Dia sedikit menggigit dan menghisapnya hingga membuat Eungyo mengerang. Tak berhenti disitu, dia menuju dada Eungyo yang masih tertutupi oleh bra hitam dan menghujani ciuman disana.

Kait bra hitam itu terlepas dan Kim Tan membuangnya ke lantai. Dia memainkan dada Eungyo dengan terus mencumbuinya. Kim Tan melebarkan kaki Eungyo dan kepalanya masuk kesana. Eungyo yang tidak bisa menahan gejolak dari tubuhnya hanya bisa terus mengerang sambil mengusap rambut Kim Tan.

Eungyo turun dari wastafel toilet sekolahnya. Kim Tan menuntunnya untuk berpegangan pada dinding marmer itu. Dia menaikkan roknya hingga atas perut dan menurunkan celana dalam Eungyo. Kim Tan dengan perlahan memasukkan miliknya kedalam tubuh Eungyo. Susah bagi mereka untuk melakukannya. Milik Eungyo yang sangat kecil dan milik Kim Tan yang besar membuat mereka membutuhkan sedikit waktu sebelum akhirnya berhasil.

Perempuan itu menjerit kesakitan dan hampir menangis saat milik Kim Tan berhasil masuk kedalam dirinya. Jika melakukan diatas tempat tidur sudah dipastikan sepreinya akan kotor karena bercak darah dari Eungyo.

"Saekkia!! Besar sekali milikmu!" Eungyo ingin memarahi Kim Tan saat itu juga

"Dan milikmu yang sangat sempit sungguh membuatku merasa berada di surga"

Kim Tan mendorong pelan maju dan mundur miliknya secara pelan dan kemudian menjadi cepat. Semakin cepat dia mendorong masuk dan keluar, maka semakin keras pula desahan yang keluar dari bibir Eungyo. Eungyo sulit menutup mulutnya karena erangan dan desahan yang tidak bisa dia kontrol terus keluar dari bibir kecilnya.

Mereka masih jauh dibawah umur untuk melakukan hubungan seperti itu. Eungyo yang masih berusia 16 tahun dan Kim Tan yang berusia 17 tahun hanya melakukan apa yang mereka inginkan tanpa tahu konsekuensi yang akan datang di masa depan.

Kim Tan melemparkan sendok yang dia pegang. Ibunya membicarakan pertunangannya dengan Yoo Rachel. Dia merasa hidupnya hanyalah alat untuk mencapai kekayaan orangtuanya. Yoo Rachel adalah puteri tunggal pemilik Iotte Group dengan banyak cabang hampir diseluruh dunia. Hal ini membuat ayah Yoo Rachel menjadikannya sebagai salah satu orang terkaya di Korea.

"Setelah lulus dari SMA Jungang, ayah akan mengirimmu kuliah di Kanada. Yoo Rachel juga akan kuliah disana"

Dia tidak mendengarkan perkataan ayahnya. Selera makannya sudah hilang, dia berdiri dan pergi ke kamar tanpa menghiraukan teriakan dari Ibunya. Kim Tan masuk ke dalam kamar dan membanting pintunya dengan keras. Menjadi seorang anak tunggal sungguh dia merasa kesepian.

Orangtuanya selalu mendidiknya dengan uang. Kim Tan menahan rasa laparnya dengan tidur, dia ingin cepat esok hari. Bertemu dengan Eungyo, murid perempuan yang kini memenuhi isi pikirannya.

Eungyo masih merasakan nyeri diantara kedua kakinya. Dia merasa lelah hari itu dan tidak bisa membersihkan rumah seperti biasa. Dia pulang larut malam dan melihat neneknya sudah tidur. Melihat raut yang lelah pada wajah neneknya yang sedang tidur, Eungyo ingin mempercepat waktu tahun depan saat dia lulus dari SMA Jungang dan mencari pekerjaan yang layak sambil kuliah.

Sinar matahari bersinar sangat cerah pagi ini, secerah senyuman Kim Tan saat menginjakkan kaki di sekolah SMA Jungang. Kim Tan memang sangat tampan, namun hari ini wajahnya jauh lebih bersinar dan memancarkan aura kebahagiaan.

"Ya! Kau semalam nonton film porno lagi?" goda Choi Young Do

"Brengsek! Apa isi otakmu tidak ada selain sel-sel mesum?"

Mereka bercanda saling memukul dan berhenti saat Cha Eun Sang dan Eungyo berpapasan menuju kelas.

"Wah...Eun Sang, kau cantik dengan bando seperti itu" goda Choi Young Do yang membuat Eun Sang hanya menundukkan kepalanya

"Ayo, kita hampir terlambat" Eungyo menarik tangan Eun Sang ke dalam kelas

"Berandal Eungyo selalu berani melawanku" gerutu Choi Young Do

"Sudahlah, aku tidak ingin ada keributan kali ini" jawab Kim Tan

Jam Istirahat telah usai, Eungyo dan Eun Sang kembali ke dalam kelas. Mereka berdua duduk bersebelahan. Eun Sang melihat kertas dibawah kursinya, dia meraih dan hendak membuangnya ke tempat sampah.

"Apa itu?" tanya Eungyo

"Sepertinya coretan sampah" jawab Eunsang

"Omo! Jangan-jangan itu jawaban soal ujian nanti"

"Tidak mungkin. Kau harus belajar jika ingin berhasil menjawab soal ujian" Eun Sang berkata sambil membuka lipatan kertas yang sedikit rusa diujung.

Aku tidak tahu perasaan apa yang ada dalam diriku. Setiap kali melihatmu di sekolah, kurasa kau adalah murid perempuan yang berbeda dari lainnya. Sama seperti saat kau bermasalah dengan Choi Young Do, menurutku kau adalah murid perempuan terhebat yang pernah aku temui. Dengan surat ini kuharap kau tidak lagi membenciku karena sesungguhnya aku telah jatuh cinta padamu...

Dari : Kim Tan

Untuk : Eun......

Cha Eun Sang tersenyum membaca kertas yang dia pegang. Karena penasaran Eungyo merebut kertas yang dipegang oleh Eun Sang dan membacanya.

"Eun?" batin Eungyo

"Eungyo kurasa Kim Tan benar-benar jatuh cinta padaku" kata Eun Sang dengan bahagia

Eungyo memang gadis bodoh di sekolah, namun kali ini otaknya bisa berpikir lebih rasional. Kertasnya rusak pada bagian kalimat setelah 'Eun'. Pemilik nama Eun di kelasnya hanya ada 2 orang. Eun Sang dan dia sendiri, Eungyo atau Eun Gyo. Dia harus menemui Kim Tan hari ini juga, dan lebih yang membuatnya kaget ternyata Eun Sang, sahabat baiknya menyukai Kim Tan.

Andai saja dia tahu tentu dia akan menghindari Kim Tan di toilet pria waktu itu. Apa yang akan terjadi padanya jika Eun Sang tahu dia pernah berhubungan badan dengan lelaki yang dia sukai. Eungyo tentu lebih memilih Eun Sang daripada Kim Tan.

"Oh...begitu. Ya benar, Kim...Kim Tan sepertinya menyukaimu" jawab Eungyo dengan gugup

"Aku akan mentraktirmu makan hari ini dan bungkuslah makanan banyak untuk nenek!" Eun Sang berbinar bahagia

Sepulang sekolah, Eungyo menemui Kim Tan di perpustakaan. Mereka berjanjian bertemu disana. Perpustakaan sangat sepi karena sudah jam pulang sekolah.

"Eungyo? Kau sudah menerima suratku?" tanya Kim Tan

"Yeoksi! Aku tidak mau terlalu percaya diri tapi memang surat itu ditujukan untukku"

"Wae? Apa ada yang salah?"

"Surat itu ditemukan Cha Eun Sang dan kebetulan tulisan di ujung kertas robek. Hanya terbaca dari Kim Tan untuk Eun.."

"Eun?"

"Ya...kau lupa! Aku dan Eun Sang memiliki nama yang hampir sama. Eun Sang dan Eun Gyo. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika Eun Sang mengetahui kebenarannya"

Kim Tan menarik nafas dalam-dalam. Dia harus memutar otak untuk menjelaskan pada Eun Sang tanpa menyakiti hatinya.

"Oh ya... Aku ingin kau melupakanku. Aku tidak bisa bersama dengan lelaki yang dicintai sahabatku. Dia satu-satunya sahabat yang kumiliki. Kuharap kau mengerti" Eungyo membalikkan badannya dan pergi dari sana.

Namun tangannya ditarik oleh Kim Tan membuat tubuh Eungyo berputar dan jatuh kedalam pelukannya. Kim Tan memeluk erat Eungyo karena perasaan takut kehilangan.

"Jangan pernah menyuruhku untuk melupakanmu. Aku tidak akan pernah mau melupakanmu"

Eungyo merasakan sesak dari dalam dadanya. Dia hanya berpikir hubungannya dengan Kim Tan hanyalah sebatas nafsu sesaat, apalagi dengan perbedaan status sosial mereka yang bertolak belakang semakin membuat lubang besar dalam hatinya.

Saat logika mereka berkata jika hubungan mereka tidak akan pernah berhasil dan menyuruh mereka untuk menjauh, namun tidak dengan

You are reading the story above: TeenFic.Net