Lee Han Su - Kim Seol Hee (era modern)

Background color
Font
Font size
Line height

🔞 NSFW warning!! Cerita ini mengandung unsur dewasa. Harap tinggalkan cerita ini bagi anda yang belum berusia 21 tahun ke atas.

-Tulisan terdiri dari 12.632 kata.

-Selamat membaca^^

--

Setiap wanita pasti mempunyai impian pernikahan yang manis. Banyak wanita berpikir tujuan kehidupannya adalah menikah dengan pria yang dicintainya dan menjadikan Ratu di hidupnya.

Namun, pernikahan adalah langkah awal dari suatu perjalanan panjang. Kisah seputar pernikahan masing-masing orang pun bisa memiliki warnanya sendiri. Ada pernikahan yang bahagia, tak sedikit juga ada yang berakhir menyedihkan.

Menikah dengan pria yang sangat mencinta istrinya, mempunyai seorang putri kecil yang cantik, tentu saja kehidupan Cha Eun Sang hampir mendekati kata sempurna.

Semua teman-temannya iri dengan kehidupan Eun Sang. Cha Eun Sang adalah seorang dokter anak di salah satu Rumah Sakit terbesar di kota Seoul. Dia mempunyai suami yang sangat romantis. Hampir sebulan sekali, suaminya selalu mengirim buket bunga ke kantor Eun Sang.

Suami Eun Sang, Lee Han Su bekerja sebagai Direktur Perusahaan yang bergerak dalam bidang Fashion. Tiap akhir pekan, Han Su selalu menyempatkan diri untuk bermain dengan putri kecilnya.

Kehidupan pernikahan Eun Sang dan Han Su sangat bahagia dan damai. Mereka mencintai satu sama lain. Kesibukan pekerjaan tak berarti membuat mereka jarang berkomunikasi. Di pagi hari sebelum berangkat kerja, Han Su akan mengantarkan putri kecilnya ke International Nursery School.

Han Su dan Eun Sang bergantian mengantarkan anak mereka sekolah. Saat pulang tiba, sopir dan baby sitter menjemput Chae Young. Hari ini Eun Sang kedatangan banyak pasien anak-anak. Jika dibandingkan dokter lain, Eun Sang lebih sering menerima pasien karena orangtua mereka lebih cocok dengan dokter Eun Sang.

Eun Sang sangat menyukai anak kecil dan pandai mengambil hati anak-anak. Dia selalu menyediakan permen hingga banyak mainan di ruangan kerjanya. Anak kecil yang sakit tidak bisa memberitahu bagian mana yang sakit, mereka hanya bisa menangis karena rasa tak nyaman.

Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun kali ini sedikit temperamen. Dia memukuli lengan ibunya karena tidak mau pergi ke dokter. Eun Sang mengambilkan sebuah mainan mobil untuknya. Anak itu lalu terdiam dan merebut maninan yang disodorkan padanya.

"Aku juga punya lolipop sangaaaattt banyak" kata Eun Sang pada anak itu.

"Benarkah?"

Eun Sang mengangguk sambil memberi kode pada asistennya. Perawat itu memberikan yang diminta Eun Sang.

"Tentu saja. Tapi...Kau tidak boleh sering makan permen, nanti gigimu hilang satu persatu"

Anak itu mengangguk dan masih fokus ke Eun Sang. Dengan sigap, Eun Sang memberikan suntikan ke anak laki-laki itu dan menjatuhkan permennya.

"Oh tidak permennya jatuh!"

Eun Sang dengan cepat menutupnya dengan kapas yang diberi alkohol. Anak itu kaget karena permen jatuh. Begitulah cara Eun Sang mengalihkan perhatian pasien kecilnya.

"Ini untukmu anak manis" Eun Sang memberikan permen yang baru untuknya.

"Terimakasih banyak dokter Eun" kata Ibu anak itu.

Ponsel Eun Sang berdering saat dia selesai dengan pasien terakhirnya.

"Sayang, hari ini aku tidak ada meeting. Ayo makan bersama di restoran favorit kita" kata Han Su.

"Tidak. Kasihan Chae Young pasti sudah menunggu kita pulang"

"Aku sudah bertanya pada Bibi Kang, Chae Young tidur jam 7 tadi. Jadi kita bisa berkencan diluar"

Eun Sang tertawa geli mendengar tingkah konyol suaminya.

"Arraseo...Aku akan pergi kesana 10 menit lagi"

"Oke. Hati-hati sayang. Aku mencintaimu" kata Han Su.

"Aku juga mencintaimu" tutup Eun Sang.

Restoran tempat makan favorit mereka berdua terletak tak jauh dari kantor Han Su. Dia tiba disana lebih awal. Pelayan menghampirinya dan mengantarkan Han Su ke meja kosong.

Restoran ini cukup ramai karena terkenal dengan daging steaknya yang berkualitas. Dan mereka juga menjual anggur merah jenis terbaik diseluruh dunia. Han Su memesan sebotol wine untuk 2 orang.

Diseberang meja, seorang wanita berkulit putih, berambut panjang lurus dan baju dari brand-brand terkenal menempel di tubuhnya. Dia berbicara di telepon menggunakan bahasa mandarin dengan fasih. Matanya juga tidak memiliki kelopak tak seperti kebanyakan wanita Korea Selatan.

Han Su menatap wanita itu dan berpikir dia berasal dari Hongkong atau Shanghai. Seorang pelayan tiba meletakkan gelas wine diatas meja.

"Tuan, untuk wine-nya mau dituang sekarang atau nanti?"

"Nanti saja" jawab Han Su.

"Baik"

Saat pelayan ingin berbalik, wanita hongkong itu memanggilnya dengan bahasa korea.

Kim Seol Hee melambaikan tangan ke pelayan.

"Bisa tolong ambilkan satu piring lagi?"

"Baik Nona"

Hansu tercengang karena wanita ini bisa berbicara korea.

"Sayang?" Eun Sang datang dan duduk didepan Han Su, menutupi entah wanita hongkong atau wanita korea itu.

"Ah...Apa tadi macet?"

"Tidak. Kau sudah pesan makanan?" tanya Eun Sang.

"Belum. Aku tidak bisa makan duluan tanpamu"

Mereka berdua memesan sirloin dengan tingkat kematangan medium rare. Eun Sang bercerita jika Pimpinan Rumah Sakit berencana akan menunjuk dirinya sebagai tim relawan di Busan selama dua bulan. Namun dia masih memikirkannya.

"Sayang, aku tidak bisa jauh darimu. Bagaimana aku dan Chae Young bisa hidup nanti" keluh Han Su.

Eun Sang menahan tawa malunya.

"Jangan berlebihan sayang. Aku hanya ditugaskan dua bulan, itu juga kalau aku setuju. Sejujurnya aku masih memikirkan ini"

Han Su meraih tangan Eun Sang dan menggenggamnya lembut.

"Jika kau pergi, setiap sabtu dan minggu aku dan Chae Young akan ke Busan. Dan di hari-hari biasa, kau harus mengirim foto terbarumu karena aku pasti akan sangat merindukanmu"

Eun Sang hanya bisa tersenyum.

Sedangkan wanita dibelakang Eun Sang berdiri dari kursinya. Dia melihat Han Su yang juga melihatnya. Eun Sang menunduk karena memotong daging steak miliknya. Kim Seol Hee tersenyum cantik kearah Han Su.

Seol Hee menyelipkan rambutnya kebelakang telinga dan berjalan keluar. Han Su masih melirik wanita itu karena kagum dengan kemampuannya berbahasa mandarin.

Selesai makan mereka berdua pulang ke rumah. Karena putri mereka sudah tidur, Han Su mengajak Eun Sang untuk berhubungan badan di kamar mereka.

Esok paginya, Eun Sang terburu-buru berangkat ke Rumah Sakit karena ada rapat penting terkait perwakilan tim relawan. Eun Sang tidak lupa menyiapkan sarapan untuk Chae Young dan Han Su. Meskipun mereka punya pembantu, untuk makanan keluarga ini, Eun Sang yang melakukannya sendiri.

Han Su tidak pernah cocok masakan pembantu mereka. Dia lebih suka dengan masakan istrinya. Biasanya di hari minggu Han Su selalu menemani Eun Sang memasak. Dia tidak membantu sama sekali. Hanya memeluk istrinya dari belakang yang sedang sibuk menyiapkan makanan.

Setiap keluar maupun datang ke rumah, Han Su selalu mencium anak dan istrinya. Bisa dibilang kehidupan rumah tangga pasangan ini selalu dijadikan teladan bagi rekan mereka.

Han Su pulang membawa sebuah hadiah dan memanggil nama Chae Young.

"Appa!" Chae Young berlari kearah Hansu.

Hansu menangkap dan menggendongnya tinggi-tinggi.

"Aigo...Putri kesayangan ayah semakin besar dan cantik. Kau mirip ibumu sekali"

Han Su menggosok-gosokkan hidung mancungnya ke hidung putrinya.

"Appa, kau membelikan aku apa?"

"Bukalah. Tapi jangan beritahu Eomma. Dia nanti memarahi appa"

"Siap!" gadis kecil itu mengedipkan satu matanya.

Sebuah boneka barbie keluaran terbaru lengkap dengan set pakaiannya. Han Su selalu memanjakan Chae Youn dengan banyak mainan dan Eun Sang selalu membawa mainan-mainan itu ke tempat kerjanya.

Surat penugasan Eun Sang telah turun. Itu berarti dia harus pergi ke Busan selama dua bulan.

"Chae Young sayang, minggu depan eomma harus kerja sebagai relawan di Busan. Eomma tidak pulang 2 bulan. Kau jangan menyusahkan appa ya?"

"Baik eomma"

Han Su sedang mengadakan rapat terkait peluncuran koleksi pakaian bertema 'classis & chic'. Departemen terkait menawarkan penayangan iklan di televisi. Han Su menolak karena anggaran biaya yang diperlukan jauh lebih besar.

Tim marketing lalu memberikan ide untuk menayangkan di majalah-majalah fashion. Tentunya dengan seorang model profesional. Han Su menyetujui saran dari tim marketing. Karena memang seperti biasanya mereka mempromosikan produk ke majalah-majalah fashion.

Kali ini pemotretan dilakukan di studio kantor. Tim fotografi, tim fashion hingga pengarah gaya sedang sibuk mendandani seorang model. Tanpa pemberitahuan lebih dulu, Han Su mengecek kerja tim mereka.

Dia kaget melihat wanita yang pernah dilihatnya di restoran beberapa hari lalu ternyata menjadi model di perusahaannya tempat bekerja.

Jung Soo Jung yang menyadari kedatangan sajangnim-nya berlari menghampiri Han Su.

"Direktur Lee, kami mengganti model sebelumnya karena dia tidak bisa dihubungi.
Maafkan kami"

"Mengapa kau baru melaporkan padaku? Bagaimana jika kalian tidak mendapat seorang model hari ini? Siapa namanya?" tanya Han Su.

"Maaf sajangnim, saya kelupaan karena mengurus keributan ini. Nona Kim Seol Hee adalah model pengganti hari ini"

"Kim? Dia orang korea?"

"Ye sajangnim"

Han Su duduk dibelakang layar monitor staff. Dia melihat wanita itu yang sesekali tersenyum kearahnya. Han Su menyadarkan pikirannya sendiri dan keluar dari studio itu. Dia kembali ke ruang kerjanya, membuka beberapa dokumen dan mengeceknya. Dia menjadi tidak fokus dan akhirnya meraih ponselnya.

"Halo sayang, apa kau sudah makan siang?"

"Belum. Tapi sebentar lagi sepertinya pimpinan mengajak kami semua makan diluar. Bagaimana di kantor?" jawab Eun Sang diseberang telepon.

"Ah...Bagus. Lancar, tidak ada masalah. Aku nanti pulang lebih awal, sudah lama aku tidak menemani Chae Young tidur"

Selesai menelpon Han Su menutup teleponnya. Dia teringat dengan Seol Hee lagi. Jari telunjuknya mengetuk meja dengan cepat dan berpikir. Han Su meraih telepon diatas meja dan berbicara pada Jung Soo Jung.

"Jika pemotretan sudah selesai, suruh Nona Kim Seol Hee ke ruanganku".

Sejam kemudian pintu ruang kerja Han Su diketuk. Jung Soo Jung mengantar Seol Hee masuk.

"Silahkan duduk"

"Terimakasih"

"Nona Soo Jung, tolong siapkan laporan penjualan mulai awal bulan sampai hari ini" kata Han Su ke sekretarisnya.

"Nee sajangnim"

Jung Soo Jung meninggalkan mereka berdua di ruangan direktur. Aura kecantikan terpancar dalam diri Seol Hee. Tubuhnya yang tinggi semampai dan wajahnya yang oriental pasti tidak sulit baginya untuk menjadi seorang model.

"Maaf sebelumnya Nona, kita pernah bertemu di restoran steak beberapa hari lalu dekat kantor bukan?" tanya Han Su.

"Benar Pak"

"Begini...Aku mendengarmu berbicara dalam bahasa mandarin waktu itu. Kupikir kau bukan dari Korea Selatan"

Seol Hee tersenyum.

"Orangtuaku dari Korea Selatan"

"Oh begitu, Mm...sejujurnya aku membutuhkan orang yang bisa berbahasa mandarin disini. Terkadang kami harus menemui klien dari Cina yang tidak bisa berbahasa inggris. Apa kau mau bekerja disini?" tawar Han Su.

"Terimakasih atas tawarannya Pak, tapi saya adalah orang yang tidak suka terikat waktu"

"Baiklah aku tidak memaksamu. Kuharap proyek kali ini sukses"

Han Su menjabat tangan wanita cantik yang menjadi model untuknya.

---

Esok harinya, Seol Hee datang untuk melakukan pemotretan lagi. Han Su sedang berada di ruangannya saat sekretarisnya masuk dan membawakan laporan yang kemarin diminta oleh Han Su.

"Terimakasih"

"Ye sajangnim. Hari ini sajangnim makan siang diluar atau disini?"

"Aku makan disini. Istriku memasakkan makanan favoritku. Kau boleh istirahat"

"Sajangnim dan Nyonya Eun Sang adalah contoh pasangan teladan saya"

"Kau bisa saja" tawa Han Su.

"Saya permisi dulu, saya harus mengurus makan siang Nona Seol Hee"

Han Su menggerakkan alisnya.

"Ada pemotretan lagi untuknya?"

"Benar. Tim marketing butuh sekitar seminggu untuk melakukan pemotretan. Mereka juga berencana melakukan pemotretan di Pulau Jeju"

"Mengapa mereka selalu mengambil keputusan tanpa memberitahuku??"

"Saya pikir Sajangnim sudah mengetahuinya" jawab Soo Jung ketakutan.

"Ini keterlaluan! Mereka mengadakan pemotretan sampai ke Pulau Jeju, lalu nanti biaya operasional perusahaan membengkak, aku yang ditegur Presdir!"

Han Su berjalan menemui Presiden Direktur di ruangannya dan melaporkan semua. Presiden Direktur tak sedikitpun terganggu dengan kehadiran Han Su.

"Direktur Lee, mari kita ikuti rencana tim marketing. Pergilah ke Jeju bersama mereka. Dan laporkan kepadaku secara langsung" jawab Presdir sambil menyesap tehnya.

Han Su menghela nafas panjang. Bahkan Presiden Direktur seolah menganggapnya sebelah mata. Dia kembali ke ruangannya dengan penuh amarah.

Studio pemotretan seluruhnya berdinding kaca. Siapa saja yang lewat didepannya bisa melihat aktifitas di dalam. Han Su menghentikan langkahnya dan melihat mereka.

"Dua bulan lalu tim marketing gagal mempromosikan koleksi terbaru. Kini mereka dengan sombongnya mengajukan pemotretan di pulau jeju? Lucu" ejek Han Su.

Amarahnya seketika hilang saat melihat Seol Hee sedang berpose di depan kamera. Dress pendek selutut berwarna putih dan topi bundar membuatnya seperti wanita bangsawan di era 80an. Anting panjang terjuntai panjang dengan rambut hitam lurusnya.

Seperti tahu akan kehadiran Han Su, Seol Hee mengedipkan matanya dan tersenyum. Tanpa sadar Han Su juga membalasnya dengan senyuman.

Sinar matahari menerobos jendela kamar Han Su. Dia membuka pelan kedua matanya, melihat Eun Sang tidur disampingnya dan dia mengecup

You are reading the story above: TeenFic.Net