Choose One! . Yeonbin au
Cast:
1. Choi Yeonjun
=> Tampan, bad boy, ketua dance
2. Choi Soobin
=> Manis, kutu buku, soft
.
Prolog
Satu kesalahan yang benar-benar aku sesali dalam hidupku, Mencintaimu dengan setulus hatiku tanpa aku sadar bahwa kamu hanya berpura-pura mencintaiku.
.
~Yeonbin au~
"Ya Choi Beomgyu berhenti! Jangan coba-coba kabur dariku!"
"Aku sudah bilang aku tidak sengaja Choi bodoh Yeonjun!"
Yeonjun benar-benar geram dengan pemuda berambut pirang itu, Choi Beomgyu. Ya Yeonjun tau kalau Beomgyu memang tidak sengaja tapi demi tuhan itu tugas yang harus di kumpulkan hari ini dan sialnya Choi Beomgyu dengan kurang ajarnya menumpahkan susu pisang di atas buku tugasnya.
Yeonjun sedang malas untuk mendengarkan ceramahan pak kepala botak yang sangat suka memberi tugas tak kira-kira kepada murid-muridnya. Apalagi beliau suka memberi hukuman yang aneh-aneh.
Yeonjun terus berlari mengejar Beomgyu yang berada jauh di depannya. Sungguh sebenarnya Yeonjun sudah sangat lelah mengejarnya. Hey bukan karena Yeonjun lemah tapi kecil-kecil begitu Beomgyu seorang atlet lari asal kalian tau.
Karena tidak memperhatikan sekeliling Yeonjun tidak sengaja menabrak bahu salah satu siswa mengakibatkan buku-buku yang di bawa siswa itu berserakan dimana-mana.
Yeonjun berbalik dan langsung membantu siswa itu mengumpulkan buku-bukunya yang berserakan karena ulahnya.
"Ah maafkan aku, aku tidak sengaja. Ini buku-buku mu"
"Ah tidak apa, aku tau kamu sedang buru-buru"
Yeonjun terpaku ketika siswa tersebut mendongakan kepalanya dan menatap kedua bola matanya. Hati Yeonjun berdegup tidak karuan padahal biasanya Yeonjun tidak pernah merasakan seperti ini ketika menatap kedua bola mata mantan-mantannya.
"Hey kamu kenapa?"
Siswa tadi melambaikan tanganya ke pada Yeonjun yang masih tak bergerak seincipun. Yeonjun tersadar dan menjadi salah tingkah karena terpesona kepada siswa manis di depannya ini.
"A-ah aku tidak apa, aku benar-benar minta maaf karena tidak sengaja menabrakmu tadi, jika ada bukumu yang rusak kamu tinggal bilang padaku saja mmm-?"
"Soobin, Choi Soobin"
"Ah iya Soobin jadi apakah kita bisa bertukar nomor ponsel atau yang lain?"
Soobin menaikkan salah satu alisnya bingung. Choi Yeonjun seorang pangeran sekolah tiba-tiba meminta nomernya?
Mengerti tatapan Soobin, Yeonjun buru-buru memberi penjelasan maksudnya meminta nomernya tadi.
"A-ah maksudku agar lebih mudah jika kamu ingin aku mengganti bukumu yang rusak sungguh aku tidak ada maksud lain Soobin"
Soobin terkekeh.
"Santai saja Yeonjun, ah id line ku soobinc_"
"Baiklah aku akan menambahkannya nanti, aku pergi dulu ya aku masih ada urusan, sekali lagi maaf kan aku Soobin"
"Ya tidak apa-apa"
Lalu Yeonjun segera pergi dari hadapan Soobin setelah melambaikan tangannya.
Soobin terus menatap kepergian Yeonjun sampai hilang di tikungan. Setelah itu Soobin membalikkan badannya dan melanjutkan tujuannya menuju perpustakaan.
"Hah jantungku rasanya berdetak tidak karuan tadi, Choi Yeonjun ku harap kita bisa lebih dekat setelah ini"
~Yeonbin au~
Soobin sedari tadi bimbang antara mengetuk pintu atau tidak. Ya sekarang Soobin sedang berdiri di depan pintu Club Dance. Untuk apa? Tentu saja untuk bergabung dalam club tersebut.
Sehari setelah insiden buku kemarin, Soobin bercerita kepada sahabatnya Lee Daehwi tentang kondisi jantungnya yang berdetak tak karuan ketika menatap Yeonjun, tentang dirinya yang selalu memikirkan Yeonjun dan tentang dirinya yang tiba-tiba ingin selalu ada di dekat Yeonjun.
Daehwi bilang padanya itu tandanya Soobin sedang jatuh cinta ke pada Yeonjun. Dan tanpa di minta dua kali Daehwi dengan senang hati menceritakan semua yang dia tau tentang Yeonjun. Termasuk akun Instagram dan Twitternya.
Ah dan Daehwi juga memberi saran kepadanya untuk ikut bergabung dalam Club Dance karena Yeonjun adalah ketuanya. Apalagi Yeonjun juga yang langsung mengajari anak-anak Club Dance. Sudah dapat di pastikan jika Soobin bergabung maka dirinya dan Yeonjun akan semakin dekat.
Soobin sebenarnya suka dengan dance bahkan ketika di rumah dia terkadang menirukan dance dari artis favoritnya BTS. Tapi masalahnya Soobin seorang yang pemalu. Dia malu ketika semua orang melihat kearahnya dengan terang-terangan. Rasanya Soobin seperti di kuliti hidup-hidup.
Tapi ini kan juga demi perasaannya ya mau tidak mau dia harus bergabung dengan Club Dance. Sudah cukup Soobin berada dalam zona nyamannya. Saatnya dirinya keluar dari zona nyamannya dan berjuang untuk perasaannya. Namanya juga usaha iya kan?
Belum sempat Soobin mengetuk, pintunya tiba-tiba terbuka menampilkan sosok yang membuat hatinya berdetak tak karuan, Choi Yeonjun dengan keringat yang mengalir di pelipisnya, rambut yang basah akibat keringat dan jangan lupakan kaos hitam lengan pendek yang semakin membuat sosok di hadapannya ini begitu mempesona.
"Oh hai Soobin ada perlu apa kemari? Ah atau bukumu ada yang rusak?"
"...."
"Soobin hei ada yang bisa kubantu?"
Soobin tersadar dan wajahnya memerah menahan malu ketika dirinya malah terpesona oleh sosok di depannya ini.
"Ahaha tidak-tidak, bukuku semuanya baik-baik saja. Emm a-aku kesini ingin bergabung dengan club dance apa masih bisa?"
Soobin terkekeh canggung dengan kedua tangan saling meremat bagian sisi tubuhnya. Dia gugup. Benar-benar gugup.
"Hahaha kenapa kamu gugup sekali Soobin, masuklah clubku dengan senang hati menerima lelaki imut sepertimu"
Terkutuklah Choi Yeonjun dengan segala omongan manisnya membuat Soobin tersipu malu dengan kedua pipinya yang merona.
Sekarang disinilah Soobin, belajar dance yang sudah di tunjukkan pada layar monitor di depannya. Yeonjun juga sudah melakukan dance itu secara langsung. Tidak terlalu susah tapi juga tidak terlalu mudah.
Ngomong-ngomong club dance tidak terlalu buruk seperti apa yang Soobin pikirkan. Semua anggota club dance menerimanya dengan baik dan senang hati. Apalagi lelaki imut yang sekarang sedang duduk di sampingnya Choi Beomgyu. Iya lelaki yang main kejar-kejaran dengan Yeonjun waktu itu.
Ternyata Beomgyu sangat lihai seperti Yeonjun dalam dance. Gerakannya selalu tepat dan indah. Tapi tetap menurut Soobin Yeonjun yang paling mempesona. Sepertinya Soobin benar-benar sudah jatuh dalam pesona Choi Yeonjun.
Soobin berdiri dan mengambil ruang paling pojok dan mulai belajar gerakan dancenya. Gerakan pertama dan kedua dalam dance Soobin sudah bisa tapi yang ketiga ini cukup sulit untuknya.
Soobin sudah mengulang beberapa kali tapi tetap saja dirinya tidak bisa.
"Soobin apa yang tidak kamu mengerti?"
Tiba-tiba saja Yeonjun sudah berada di belakangnya dan berbisik tepat di sebelah telinga kirinya. Soobin terlonjak dan hampir saja berteriak.
"Ah Yeonjun kamu mengejutkanku!"
"Hahaha maafkan aku Soobin, jadi apa yang bisa ku bantu?"
"Emm aku kurang bisa pada gerakan ketiga itu cukup sulit untukku"
Yeonjun tiba-tiba saja memegang tangan Soobin dari belakang jadi jika orang lain melihat seperti Yeonjun sedang memeluk Soobin.
"Gerakan tanganmu seperti ini dan sesuaikan dengan langkah kakimu, seperti ini apa kamu mengerti?"
Soobin benar-benar gugup, dirinya tidak fokus dengan apa yang Yeonjun bicarakan. Hatinya berdegup tak karuan apalagi dengan posisi yang seperti ini. Bahkan hembusan nafas Yeonjun serasa mengelitik lehernya.
"Y-yeonjun apa kamu bisa mundur sedikit?"
Yeonjun yang tersadar akan posisinya segera mundur kebelakang beberapa langkah dan mengusap tengkuknya yang tidak gatal.
Yeonjun beralih ke hadapan Soobin dan menatap Soobin lekat-lekat.
"Emm Soobin nanti sepulang sekolah apa kamu ada waktu?"
"Hah? Memang kenapa?"
Belum sempat Yeonjun menjawab Beomgyu tiba-tiba saja datang merusuh.
"Tentu saja untuk mengajakmu kencan kak Soobin, kenapa kamu tidak peka sekali?!"
Beomgyu mencebikkan bibirnya dan tangannya mengapit sebelah lengan Soobin.
"Kak Soobin mau ya di ajak Yeonjun bodoh ini, aku tidak mau dia merusuh lagi aku malam ini harus kencan dengan Taehyun pangeran tampanku!"
Soobin membulatkan kedua matanya. Apa kata Beomgyu tadi Taehyun?! Apa kang Taehyun sepupu Soobin yang di maksud?!
"Hah? Kamu berkencan dengan Taehyun Beom? Kang Taehyun?!"
"Wahhh apa kak Soobin cenayang? Bagaimana bisa tau nama lengkap Taehyun ku?"
"Dia sepupuku, bahkan sekarang Taehyun tinggal dirumahku"
"Hah?!"
Bukan cuma Beomgyu saja yang berteriak tapi Yeonjun juga. Jadi bocah tengil sok kegantengan Taehyun itu sepupu Soobin?! Yang benar saja.
"Wuahhh kebetulan yang luar biasa jadii mauu yaaa"
Soobin sebenarnya ingin menjawab iya tapi uhhh dia malu jika harus menjawab dengan cepat.
"Tak apa Soobin jika kamu tidak mau jangn dipaksakan aku tak apa, lagi pula anggap saja ajakanku sebagai tanda kamu masuk clubku"
"Cuihhh modus sekali"
Yeonjun mendelik kesal kearah Beomgyu. Benar-benar ya tidak Beomgyu tidak Taehyun sama-sama suka bikin Yeonjun darah tinggi. Menyebalkan sekali pasangan yang di mata Yeonjun seperti lesbi ini.
"Aku mau Yeonjun, lagi pula aku tidak ada jadwal dari pada aku tiduran terus bukankah lebih baik untuk jalan-jalan?"
Yeonjun tersenyum lebar. Tahan Yeonjun jangan menunjukkan kalau kamu sangat senang. Itu memalukan tau!.
"Nanti kirimkan alamatmu akan menjemput mu pukul 7 malam"
"Iya nanti aku akan menghubungimu"
Yeonjun dan Soobin saling melempar senyum. Yeonjun menatap kedua bola mata indah Soobin begitu juga sebaliknya. Mereka tenggelam dalam pesona masing-masing.
"Ya kalian berdua jangan sibuk pacaran saja, memang tidak mau pulang hah! Kasihan yang lain sedang menunggu sang ketua untuk membubarkan club!"
Choi Beomgyu memang penghancur suasana.
~Yeonbin Au~
Sudah dua bulan dan hubungan Yeonjun dan Soobin semakin dekat. Apalagi setelah acara kencan malam itu. Dimana ada Soobin pasti di situ juga ada Yeonjun.
Soobin semakin jatuh cinta pada Yeonjun. Setiap hari, setiap waktu dirinya selalu memikirkan Yeonjun. Soobin ingin mengatakan pada Yeonjun bahwa Soobin mencintainya tapi Soobin takut.
Dirinya takut Yeonjun tak punya rasa yang sama dengannya dan malah menjauh setelah itu.
Lagi pula akhir-akhir ini Soobin merasa aneh pada Yeonjun. Yeonjun sulit di hubungi dan mereka jadi jarang bertemu. Di sekolahpun jika mereka papasan Yeonjun hanya menyapanya dan seperti buru-buru pergi untuk menghindarinya.
Apa Soobin ada salah dengan Yeonjun? Atau apa? Soobin benar-benar bingung dengan ini. Tapi jika dibiarkan seperti ini saja hubungan mereka akan menjadi buruk. Soobin harus menghubungi Yeonjun dan berbicara padanya mengenai ini.
Drttt Drttt
Ah baru saja Soobin memikirkan Yeonjun, Yeonjun sudah menghubungi nya terlebih dahulu.
"Halo Yeonjun ada apa?"
"Bisa kita bertemu? Ada yang harus kubicarakan padamu Soobin"
"Bisa, ada yang harus kubicarakan padamu juga"
"Temui aku di caffe depan sekolah setelah pulang nanti, aku tunggu Soobin I love You"
"I-iya"
"Tidak ada kata lain lagi? Aku masih menunggu haha"
"I-i love you too Yeonjun"
Setelah itu Soobin buru-buru mematikan Sambungan teleponnya. Uhhh Soobin merasakan panas pada kedua pipinya. Sudah di pastikan pipinya merona hebat. Bahkan hatinya berdebar-debar tak karuan.
Jam sekolah sudah berdenting sejak tadi. Soobin buru-buru melangkah keluar kelas setelah kelas usai. Soobin ada janji dengan Yeonjun untuk bertemu di cafe seberang sekolah.
Sungguh rasanya Soobin tak sabar untuk segera bertemu dengan pujaan hatinya. Yeonjun apa yang sudah kau lakukan pada Soobin huh? Bisa-bisanya membuat seorang kutu buku yang sangat pemalu seperti Soobin terjerat dalam pesonamu.
Senyum Soobin mengembang ketika dirinya sudah meihat batang hidung Yeonjun. Soobin segera menghampiri Yeonjun yang sepertinya sudah menunggunya sedari tadi. Sepertinya hari ini Yeonjun membolos sekolah karena Yeonjun sudah memakai pakaian casual bukan lagi seragam yang seperti Soobin kenakan saat ini.
"Maaf membuatmu menunggu lama Yeonjun"
"Tak apa Soobin, duduklah"
Soobin segera duduk di hadapan Yeonjun. Jujur saja Soobin sangatlah lega sudah melihat Yeonjun. Rasa sesak di hatinya berangsur menghilang di gantikan dengan debaran yang menyenangkan. Rasar rindunya terbayar sudah.
"Yeonjun.."
"Ah iya pesanlah dulu, pasti kamu lapar setelah berkutat dengan pelajaran yang menyebalkan"
Setelahnya Soobin dan Yeonjun terkekeh pelan.
"Tidak usah Yeonjun, lagi pula aku sudah makan tadi perutku masih kenyang, jadi hal apa yang ingin kamu bicarakan padaku?"
Yeonjun menegakkan duduknya. Matanya lurus memandang Soobin. Yeonjun membasahi bibirnya. Kedua tangannya saling bertaut gugup.
"Soobin sebelumnya aku minta maaf padamu karena sudah membuatmu cemas"
Soobin mengangguk pelan.
"Sejujurnya aku ada masalah dengan papa, masalah yang sudah melibatkan perasaanku, aku bingung Soobin, aku takut salah langkah dan menyesal pada akhirnya"
Yeonjun menjadi semakin gugup dia benar-benar takut akan menyakiti laki-laki di depannya ini. Laki-laki yang sudah berhasil mencuri hatinya.
"Aku akan menceritakan semuanya tapi tolong jangan potong pembicaraanku"
"Aku tak akan Yeonjun, teruskan ceritamu"
Yeonjun menghela nafas pelan.
"Keluargaku membuat perjodohan konyol yang pernah aku minta dulu. Dulu sekali semasa aku masih mencintai Beomgyu. Aku frustasi karena Beomgyu selalu menolakku dengan alasan dia sudah menganggapku seperti kakaknya. Tapi aku tak terima dan akhirnya aku meminta ayahku untuk menjodohkanku dengan Beomgyu. Karena aku tau Beomgyu tak akan bisa melawan ayahnya.
Ayahku menyanggupinya karena yah ayahku berteman baik dengan ayanya Beomgyu. Aku selalu menunggu kapan perjodohan itu terlaksana tapi itu tak pernah terjadi. Aku terus berjuang untuk mendapatkan Beomgyu tapi hasilnya? Beomgyu malah berpacaran dengan sepupumu Taehyun.
Bahkan aku pernah mencoba menghancurkan hubungan mereka tapi cinta mereka begitu kuat dan aku menyerah setelahnya. Aku sudah tak pernah mencoba meluluhkan hati Beomgyu kembali, aku membiarkan hatiku kosong dan terombang-ambing,"
Yeonjun tersenyum kecut ketika mengingatnya. Sungguh itu sangat menyesakkan hatinya. Mengapa Yeonjun begitu bodoh dulu?
Yeonjun menatap tepat pada kedua bola mata Soobin dengan lembut lalu menggenggam kedua tangan Soobin dan mengusapnya menggunakan ibu jarinya dengan pelan.
"Aku mencintaimu Soobin, sungguh aku benar-benar mencintaimu. Aku jatuh cinta pada senyummu, aku jatuh cinta padamu yang sangat pemalu, hatiku yang terombang-ambing sudah menemukan pelabuhan terakhirnya yaitu kamu"
Soobin merasa dunianya berhenti berputar ketika Yeonjun menyatakan perasaannya. Ada perasaan sesak sekaligus senang yang tak dapat dipahaminya. Ini terlalu tiba-tiba.
"Ta-tapi bagaimana dengan perjodohanmu Yeonjun?"
"Aku.. bingung Soobin. Di satu sisi aku tak ingin melepasmu tapi di sisi lainya aku merasa bertanggung jawab atas perjodohan ini, aku tak bisa memilih diantara keduanya"
Soobin menarik kedua tangannya.
"Jujur aku juga mencintaimu Yeonjun, bahkan mungkin jauh sebelum kamu mencintaiku. Aku baru pertama kali jatuh cinta jadi aku tak tau apa yang harus aku lakukan aku selalu merasa takut salah ambil langkah. Yeonjun setelah mendengar cerita tentang Beomgyu aku merasa tersentuh. Kamu begitu gigih dan begitu mencintai Beomgyu
Aku ingin egois. Aku ingin kamu memilihku Yeonjun tapi aku tak bisa seperti itu. Aku tak berhak memaksamu disini. Jadi Pilihlah salah satu, aku atau Beomgyu. Jika kamu memilihku aku selalu menunggu di caffe ini pada hari ini dan jam ini. Tapi jika kamu memilih Beomgyu-"
Soobin menarik nafas pelan berusaha menahan sesak dihatinya.
"-antarkan undangan kalian di rumahku, aku pergi dulu, Yeonjun pikirkan baik-baik aku berharap banyak padamu selamat tingal"
Soobin buru-buru bangkit dan keluar dari caffe. Berlari menjauh sebisanya. Soobin tak peduli sungguh jika kakinya akan lecet karena berlari seperti ini. Rasa sesak dihatinya benar-benar terasa menyakitkan. Soobin benci jatuh cinta jika begini akhirnya.
Yeonjun meantap perginya Soobin dengan sedih. Yeonjun juga terluka disini tapi hah sudahlah.
"Soobin maafkan aku"
3 tahun kemudian
Soobin sedang membereskan apartemennya. Ya kalian benar Soobin sekarang sudah berada di jenjang perkuliahan. Dia mengambil jurusan musik.
Benar-benar di luar perkiraan Soobin mengambil jurusan musik. Bahkan Daehwi dan kedua orang tuanya merasa terkejut awalnya, mereka pikir Soobin akan mengambil kedokteran karena dari awal Soobin benar-benar ingin menjadi seorang Dokter.
Tapi pada akhirnya orang-orang terdekat Soobin menghargai keputusan Soobin. Mereka akan selalu mendoaakan yang terbaik untuk Soobin. Apalagi setelah kejadian 3 tahun lalu.
Soobin memilah antara barang yang masih penting dan tidak. Ketika akan melangkah kakinya tak sengaja menyenggol dus di sebelahnya membuat isi dus tersebut berantakan.
Soobin berdecak pelan dengan cekatan dia mengumpulkan barang-barang yang sudah tak penting lagi dalam dus. Tapi tanganya terhenti ketika memungut sebuah undangan. Undangan pernikahan Yeonjun dan Beomgyu.
Soobin memandang undangan tersebut dengan sendu. Soobin jadi teringat masa-masa paling menyulitkan dalam hidupnya.
Dimana dia selalu menunggu Yeonjun berharapa dia datang tapi tidak pernah. Dan ketika Soobin sudah sampai rumah mamanya memberikan undangan yang sanggup mencabik-cabik hatinya.
Soobin menangis meraung-raung bahkan melempar semua barang yang berada di sekitarnya. Soobin depresi bahkan dia harus ke psikiater selama 3 bulan penuh.
Soobin tak mau bertemu Yeonjun, Beomgyu bahkan Taehyun. Itu akan membuatnya frustasi dan Soobin akan berakhir menyakiti dirinya sendiri.
3 tahun sudah berlalu dan Soobin sudah ikhlas. Lagi pula Yeonjun sudah bahagia dengan keluarga kecilnya. Dan Soobin juga sudah bahagia dengan hidupnya. Apalagi dengan datangnya bocah bule di kehidupannya. Sanggup membuat hidupnya lebih berwarna dengan mulut crewetnya itu.
"Yakk! Kak Soobin buka pintu apartemenmu aku lapar ingin menagih janjimu yang akan membelikanku ayam goreng!"
Nahkan baru juga di bilang. Soobin beranjak keluar dari kamarnya dan buru-buru membukakan pintu.
"Maafkan aku HueningKai aku sedang beres-beres sudah masuklah kakak sudah membelikan pizza untukmu"
HueningKai mencibir pelan tapi dengn sigap memeluk tubub Soobin erat tanganya juga mengelus-elus perut rata Soobin.
"Tapi HueningKai lebih kangen Kak Soobin dari pada pizza hehe"
Soobin hanya terkekeh pelan dan membiarkan bocah bule ini bertindak semaunya. Soobin sungguh-sungguh mengucapkan banyak terima kasih pada bocah di pelukannya ini.
Karena semenjak mengenalnya Soobin sedikit demi sedikit sanggup melupakan Yeonjun. Sanggup mengubur rasa kecewanya pada keputusan Yeonjun yang lebih memilih Beomgyu bukan Dirinya.
Memang benar saharusnya dari awal Soobin tidak menaruh harapan yang banyak pada Yeonjun. Soobin kecewa pada dirinya sendiri, pada dirinya yang terlalu berharap pada Yeonjun.
"Yeonjun semoga kamu bahagia bersama keluarga kecilmu"
You are reading the story above: TeenFic.Net