9. PHO lagi...

Background color
Font
Font size
Line height

"Lo tau gak, Kak Iqbaal sekarang tuh makin ganteng." Ucap seorang gadis yang sedang bersama temannya di kantin SMA Tunas Pembangunan.

"Terus? Lo tau kan, sekarang dia udah punya pacar." Kata teman gadis itu.

"Si Artis itu? Yaelah dia doang mah. Emang gue Zidny yang nyerah gitu aja sama Iqbaal."

"Lo tau kan,Tir, si Zidny itu licik. Bisa aja dia juga lago drama. Pura-pura baik di depan kak Iqbaal dan (nama kamu) biar gak ketauan rencana busuknya."

"Ika, Ika.. gue gak peduli sama Zidny kek, (nama kamu) kek, ataupun siapa, gue tetep harus usaha biar Kak Iqbaal sama gue. Apapun caranya, meskipun gue harus jadi licik sekalipun." Ika menoyor kepala temannya itu.

"Sok berani sama kakak kelas lo,Tir."

"Yaelah gue serius."

"Tiara, gini ya, kalo lo suka sama Kak Iqbaal, lo bilang aja sama dia. Kali aja dia bakal jadiin lo selingkuhannya." Cetus Ika.

"Lo bener juga, kan gue cantik. Lebih dari (nama kamu) dan Zidny kan? Tapi, gue gak mau ah. Pokoknya gue harus jadi the one and only di hati Iqbaal." Jawab Tiara.

"Serah lo lah,"

Tiba-tiba kantin menjadi ramai dengan suara jeritan para siswi SMA Tunas Pembangunan ini. Dan ternyata mereka sedang meneriaki Ari Irham, murid baru yang telah terkenal seantero sekolah ini, bahkan hampir seluruh Indonesiapun mengenalnya.

Dan bukan hanya Ari saja, tetapi entah mengapa Iqbaal kini juga ikut menjadi idola baru di sekolah ini. Semua adik kelasnya saja telah tahu Iqbaal Dhiafakhri.

"ARII,"

"KAK IQBAAL..."

"KAK ARI.."

Tiara tak sengaja melihat kearah gerombolan para gadis-gadis yang sedang histeris karna adanya Ari dan Iqbaal.

"KAK IQBAAL..." Teriaknya.

Tiara menepuk bahu Ika berkali-kali. Membuat Ika yang sedang memakan nasinya tersedak.

"Apaansih,Tir? Gak lucu tau kalo gue mati karna tersedak!" Ucap Ika.

"Tuh.. ada Kak Ari. Lo bilang kan lo ngefans sama dia. Ternyata dia juga pindah kesini," Ujar Tiara. Ika melihat kearah Tiara menunjuk. Dan benar saja, disana ada Ari yang sibuk meladeni para fansnya.

"K-kak Ari?" Ucap Ika dengan mata berbinar. Ia kemudian berdiri dan bermaksud menghampiri Ari.

"EH.. Ika, kok gue ditinggal sih," Kata Tiara menggerutu.

Ika benar-benar menghampiri Ari. Dan menembus para siswi yang sibuk mengerubungi Ari. Dan akhirnya ia sampai di depan Ari. Dan Tiara juga mengikuti Ika, ia ingin lebih dekat dengan Iqbaal.

"K-kak Ari, kenalin, aku Ika. Aku Arhamnatic." Ucap Ika sambil mengulurkan tangannya. Kemudian ia mendapatkan seruan dari para siswi yang sedaritadi berada disana.

"Berisik lo!" Kata Tiara yang ada dibelakang Ika. Bermaksud untuk membela sahabatnya itu.

Tiara menarik lengan Iqbaal. Membuat Iqbaal menjadi lebih dekat dengan dirinya sekarang.

"Kak Iqbaal, aku Tiara. Aku SoniQ." Ucap Tiara dengan senyum yang ia buat semanis mungkin.

"Thankyou," Kata Iqbaal. Kemudian menepis tangan Tiara dari lengannya. Begitu dingin.

Tiara yang diperlakukan begitupun menggerutu dalam hatinya. Namun ia tak akan menyerah.

Sementara itu, Ari tersenyum kearah Ika dan menjabat tangan Ika.

"Salam kenal,Ika." Ucap Ari.

Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba saja Ika pingsan dan menghasilkan deru suara dari para siswi yang ada disana.

***

(nama kamu) sedang berada di kelasnya saat ini. Ia sedang mengobrol dengan teman kelasnya yang ia kenal setelah satu minggu ia sekolah di SMA Tunas Pembangunan ini. Namanya Henni.

"Lo tau gak, (nam..). Iqbaal beruntung banget bisa pacaran sama lo. Dia tuh dulu dibilang orang sarap yang ngebet dan selalu berkhayal buat jadian dan jodoh sama lo. Tapi ternyata itu semua kejadian beneran sama dia. Gue salut deh, jadi dari sini gue belajar buat lebih hargai apa harapan dan mimpi orang lain, bukan malah menjatuhkan dan menyepelekan mimpi mereka itu yang terkadang gak masuk akal." Kata Henni.

"Sarapnya Iqbaal sampai terkenal ke satu sekolah ya? Haha. Gue juga gak nyangka bakal ketemu Iqbaal di cerita yang gak masuk akal." Ucap (nama kamu).

"Oh ya, (nama kamu), gue tau lo udah kejebak masalah ssama Ray waktu hari pertama lo masuk di kelas ini. Ray emang gitu, dia sok preman dan dia emang bad boy banget sih. Untung ada Iqbaal kemarin nolongin lo. Cuma Iqbaal dan Nasim disini yang berani sama Ray. Mereka juga udah dikenal sebagai musuh bebuyutan. Jadi, gue bilangin ke elo, jangan sampai lagi punya urusan sama dia. Ah, apalagi sekarang dia tahu lo ini pacar Iqbaal. Pasti dia bakal ngelakuin sesuatu ke elo buat bikin sebuah maslaah ke Iqbaal. Soalnya setiap Iqbaal punya pacar, Ray selalu ganggu hubungan Iqbaal dan pacarnya." Jelas Henni.

"Ih lo kok tau semua tentang mereka? Lo stalker?" Tanya (nama kamu).

"Bukan." Ucap Henni.

Henni mendekatkan mulutnya ke telinga (nama kamu) dan membisikkan sesuatu.

"Gue adiknya Ray," Ucapnya.

"Hah? Serius lo?" Kata (nama kamu). Henni meletakkan telunjuknya di mulutnya. Bermaksud mengkode (nama kamu) untuk memelankan suaranya.

"Iya serius. Lo adalah satu-satunya murid di sekolah ini yang tau kalo gue sama Ray itu saudara kandung."

"Tapi kok, kalian bisa seumuran?" Tanya (nama kamu) lagi.

"Sebenernya, Ray sama gue beda satu tahun. dan Ray pernah nggak naik kelas pas SD dulu. Ya jadi gitu, kita bisa sekelas sekarang."

"Terus kenapa semua orang gak tau kalau kalian kakak-beradik?"

"Karna papi dan mami gue gak mau gue juga di cap jelek. Lo tau kan imbasnya ke kita kalau misalkan salah satu anggota keluarga lo itu orang adalah orang yang bermasalah? Apalagi Ray."

(nama kamu) mengangguk.

"Oh gitu."

"Tapi asal lo tau, meskipun Ray itu terkenal badboy, otaknya encer juga. Gak kalah lah sama Iqbaal." Lanjut Henni.

Tak lama kemudian guru Bahasa Indonesia pun masuk ke kelas. Semua murid pun duduk rapid an siap untuk menerima pelajaran dari guru yang bernama Ibu Kesi ini.

"Selamat siang," Sapa Ibu Kesi.

"Selamat Siang.." Jawab para siswa kelas XII 1.

"Baik, karena minggu kemarin Ibu telah menjelaskan tentang drama, maka pada minggu ini Ibu mau memberikan tugas pada kalian untuk menyusun sebuah teks drama. Tugas ini dikerjakan secara berkelompok. Dan Ibu telah membagi kelompoknya." Ucap Bu Kesi. Ia mengambil sebuah kertas dan bersiap membacakan anggota kelompok untuk tugasnya kali ini.

"Kelompok pertama, Athaya, Clarissa, Rio, dan Geo,"

"Lah saya gak satu kelompok sama Ray bu?" Tanya Geo.

"Tidak. Kalian ibu pisah. Ibu tau jika kalian satu kelompok, kalian tidak akan ikut bekerja." Ucap Bu Kesi sembari membenarkan posisi kacamatanya.

"Dih apaansih Bu Kesi," Gumam Geo.

"Kelompok selanjutnya.. Henni, (nama kamu)..."

"Yes, kita sekelompok,(nam..)," Ucap Henni. (nama kamu) tersenyum dan mengangguk.

"Henni, (nama kamu), Rama, dan.. Ray."

Benar. ketika mendengar nama Ray disebut Bu Kesi (nama kamu) terkejut. Itu artinya ia satu kelompok dengan Ray di tugas ini. Ia saja tidak ingin dekat ataupun memiliki urusan lagi dengan Ray, tapi kenapa ia malah di takdirkan satu kelompok dengan Ray.

Akhirnya Bu Kesi selesai membacakan anggota kelompok drama.

"Kalian bisa memilih satu anggota kalian untuk dijadikan ketua, ia yang berhak menyetujui tema, alur, dan sebagaimanya. Tugas ini dikumpulkan besok lusa. Jadi, pada jam pelajaran saya kali ini, kalian bisa mulai untuk berdiskusi. Saya ada kepentingan sebentar. Selamat siang," Bu Kesi keluar dari kelas.

Dan para muridpun berkumpul sesuai dengan kelompoknya untuk berdiskusi. Sementara itu, (nama kamu) dan Henni. Mereka masih berada di bangku mereka dan taka da niatan untuk menghampiri Ray.

"Duh, gimana nih hen? Gue jadi bingung."

"Apalagi gue, baru kali ini gue sekelompok sama dia. Meskipun dia kakak gue." Kata Henni.

Tiba-tiba Ray datang ke bangku (nama kamu) dan Henni dan menarik bangku di meja lain agar ia bisa duduk semeja dengan kelompoknya. Rio pun melakukan demikian.

"Lo gak butuh nilai? Jangan bawa urusan pribadi sama sekolah ya," Ucap Ray.

"Emang kita ada urusan?" Kata (nama kamu). Henni menepuk keningnya. Pertanda bahwa (nama kamu) telah melakukan satu kesalahan yang tak ia duga.

"Jangan mincing emosi gue. Lo kan artis, tukang main film, lo pasti bisa kan nulis teks drama sendiri? nama gue Raynald Aditya B. , absen 21" Kata Ray.

"Maksudnya? Lo mau gue yang ngerjain sendiri gitu? Ini tugas kelompok ya bukan mandiri." Ujar (nama kamu).

"Eh lo tuh anak baru, jadi perlu di ospek." Ucap Ray.

"Gak ada ospek buat kelas 12," Jawab (nama kamu).

"Terserah lo deh, lo yang kerjain, gue gak mau," Kata Ray.

"Gue juga gak mau," Cetus (nama kamu).

"Eee.. gini aja deh, gue sama Rio aja yang kerjain.. daripada kalian berantem kan," Ucap Henni akhirnya.

"Nah gitu dong,Hen," Ucap Ray sembari mengacak rambut Henni a.k.a adiknya sendiri.

"Gue bantu ya Hen, tapi sekarang gue mau ke kantin dulu, laper. Lo mau nitip gak Hen?" Tanya (nama kamu). Henni menggeleng.

"Yaudah, gue pergi dulu ya," (nama kamu) pun keluar dan meninggalkan Henni,Rio, dan Ray.

"Duh tiba-tiba pengen boker, gue gak mau tahu, pokoknya lo berdua harus udah dapat tema yang pas waktu gue balik ya. Semangat." Kata Ray sebelum ia melesat pergi.

"Dasar si Ray, mau untungnya doang," Kata Rio.

"Yaudah yuk,Yo, kita tentuin temanya."


***

(nama kamu) berjalan sendirian menuju kantin. Sebenarnya ia ingin mengajak Verin. Tapi kan ini jam masuk, jadi mungkin dikelas Ve masih ada guru yang mengajar.

Tiba-tiba seseorang menarik tangannya.

"Lo itu ya sok tahu banget, kantin tuh arahnya kesana."

Ternyata itu adalah Ray. Ray menarik tangan (nama kamu) dan mengajaknya untuk kearah yang berlawanan.

"Gue tuh udah seminggu sekolah disini. Jadi gue taulah dimana arah kantin." Kata (nama kamu). (nama kamu) berhenti dan menarik tangannya sendiri dari genggaman Ray.

"Kesana bukan arah kantin, sorry ya, tapi gue bukan orang yang bisa di begoin." Ucap (nama kamu).

"Gue mau ngajak lo ke perpustakaan. Lo gak kasian sama Henni sama Rio? Lo biarin mereka berdua ngerjain tugas sendiri? anggota macam apa lo," Ucap Ray.

"Lah lo sendiri kan yang bilang kalau lo gak mau ngerjain tugas itu."

"Lo pikir gue serius?" Tanya Ray. (nama kamu) mengangguk.

"Jadi lo percaya sama gue?" Kata Ray.

"Nggak." Jawab (nama kamu) ketus.

"Ah banyak ngomong lo, buruan ah." Ray menarik paksa (nama kamu) untuk mengikutinya. (nama kamu) berusaha untuk menolak ajakkan Ray. Namun sayang, tenaga Ray lebih besar dari tenaganya. Ia pun akhirnya pasrah dibawa Ray pergi ke perpustakaan. Dan menahan perutnya yang sangat kelaparan.

***
Iqbaal dan Ari sedang berada berada di UKS. Mereka sedang menunggu salah satu murid yang pingsan saat di kantin tadi. Ya, murid itu adalah Ika, salah satu penggemar Ari.

"Ini bocah kenapa gak sadar-sadar ya," Ucap Iqbaal.

"Sabar kali,Baal." Ucap Ari.

"Ya kita bisa ketinggalan pelajaran lah, bego."

"Kak Iqbaal.. Kak Ari.. Ika udah sadar," Kata Tiara. Ari menghampiri ranjang Ika.

"Akhirnya.."

"Kamu gak papa kan?" Tanya Ari pada Ika.

"K-kak Ari?" Ucap Ika. Ari mengangguk.

"Maaf ya Kak Ari, Kak Iqbaal, temen gue ini jadi ngerepotin."

"Yaudah Ri, yuk balik kelas. nanti si Ve nyariin lo." Ajak Iqbaal. Dan benar apa yang dikatakan Iqbaal. Verin tiba-tiba masuk ke dalam UKS dan menghampiri Ari yang sedang berdiri di dekat ranjang Ika.

"Ngapain sih lama-lama disini," Cetus Verin.

"Si rempong mulai rempong," Kata Iqbaal. Dan Verinpun mencubit pinggang Iqbaal.

"Sirik lo," Kata Verin.

Ari mengacak puncak rambut Ve.

"Sorry ya,Ve. Dari tadi aku nungguin anak ini disini. Dia pingsan tadi." Kata Ari. Mata Verin kemudian mengarah kepada Ika. Menyelidik penuh dengan seorang adik kelasnya itu.

"Lo sakit apa?" Tanya Verin.

"Lo siapa?" Tanya Ika dengan ketus. Dan menghasilkan mata Verin membulat. Terkejut.

"L-Lo gak tau gue? Ghostii.." Kata Verin.

"Bhaks, emang lo terkenal Ve?" Ucap Iqbaal.

"Diem lo," Bentak Ve.

"Duh, kasian kak Iqbaal dibentak-bentak," Ucap Tiara.

"Lo juga diem." Seru Ve.

"Lo serius gatau gue? Gue ini pacarnya Ari." Kata Verin.

Krik.krik. semuanya terdiam. Dan di detik berikutnya, Ika tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa lo ketawa?" Tanya Verin.

"Aduh, gue tau kok lo itu sama kan kaya gue? Lo Arhamnatic kan? Semuanya aja pacar Kak Ari, wkwk." Kata Ika sembari menahan perutnya yang sakit karna terlalu banyak tertawa.

"Eh bocah. Gue ini pacarnya. Lo serius fans Ari? Gatau ya isi instagramnya? Duh kudet banget mbak." Kata Verin.

"Duh sepertinya bakal perang dunia nih, gue keluar ah," Kata Iqbaal dan kemudian berjalan menuju pintu UKS.

"Yah, kok Kak Iqbaal pergi sih," Ucap Tiara.

"Atau lo daritadi pura-pura pingsan biar dapat perhatian dari Ari? Iya? Duh lagu lama kaya muka lo," Lanjut Verin.

"Mulut lo, anak mana sih lo, lo kelas berapa? Sini adu sama gue!" Kata Ika.

"Anjir, gue kelas dua belas, kenapa? Sini lo," Verin berusaha menampar pipi Ika, namun segera dicegah oleh Ari. Dan Tiara pun menahan Ika.

"Udah Ve, udah," Ari memeluk Ve.

"Ika, gue pergi dulu ya, dan bener Verin ini pacar gue, sorry ya, bye," Kata Ari dan menarik Verin untuk keluar.

"Awas ya lo, fans fanatic sialan." Kata Verin sebelum ia hilang dibalik pintu.

"Anjir, jadi dia beneran pacarnya kak Ari? Dia beneran kakak kelas kita?" Kata Ika. Tiara menoyor kepala Ika.

"Ye.. makanya jangan belagu bego."

"Siap-siap mampus aja lu, tau kan kakak kelas kita gimana." Lanjut Tiara.

"Yah lo ngaca kali, lo sendiri kan juga mau rebut Iqbaal dari (nama kamu) kan? Ngapa lo jadi kayak ketakutan sama kakak kelas sendiri?" Kata Ika.

"Ya emang tujuan gue begitu,"

"Oke gue akan ikut tujuan lo, gue bakal ngelakuin apa yang lo akan lakuin ke (nama kamu), ngerebut Iqbaal. Bedanya, gue rebut Ari dari cewek songong tadi."

"Shap. Semangat buat kita."

***

"Duh Ari, lepasin elah. Dia berani banget sama gue." Kata Verin.

"Udahlah Ve, dia mungkin gak tau kalau kita pacaran." Ucap Ari.

"Ya kenapa lo jadi belain dia sih, ish.."

"Aku bukan belain dia sayang.. aku cuma gak mau kamu berurusan sama orang gak penting kayak dia." Jelas Ari.

"Tapi aku yakin dia bakal berusaha rebut kamu dari aku." Kata Verin.

Ari menggamit kedua pipi Verin.

"kalau dia berusaha rebut aku dari kamu, kamu bakal biarin itu terjadi?" Verin menggeleng.

"Aku juga gak mau berpaling dari kamu,Verin. Percayalah. Kita akan tetep bareng-bareng. Harapanku pada bintang masih sama, dan kita belum wujudkan untuk 1000 tahun bersama kan? Jadi kita wujudkan bareng-bareng ya?" Verin mengangguk. Ari menarik Verin ke dalam pelukannya. Dan memeluk Verin dengan erat.

"I love you freakin so much, Ve." Kata Ari.

"More than you,Ri."

***

(nama kamu) dan Ray baru saja keluar dari Perpustakaan. Dan mereka telah mendapatkan bahan untuk menyusun tugas dari Bu Kesi. Dan mereka tak sengaja berpapasan dengan Zidny,Kalya, dan Karina.

"Uh, Ray? Lo habis rebut gue dari Iqbaal, sekarang lo mau rebut dia dari Iqbaal juga?" Kata Zidny.

"Bacot banyak ya lo," Kata Ray.

"Duh jangan mau di begoin sama Ray," Kata Zidny.

"Bukannya bagus ya Zid kalau Ray rebut (nama kamu) dari Iqbaal? Jadinya kan lo bisa balikan sama Iqbaal." Kata Kalya. Zidny memutar matanya.

"Kenapa gue ditakdirin punya kembaran sebego lo sih,Kal." Kata Karina.

"Mm.. maaf ya, maaf kalau gue sok kenal sama kalian. Tapi, tadi lo bilang apa? Ray mau rebut gue dari Iqbaal? Terus temen lo bilang kalau Ray berhasil, lo bakal balik sama Iqbaal? Oh lo mantan Iqbaal? Oh jadi gitu. Mm sorry ya, tapi gue gak bakal terpengaruh tuh sama semua itu. Gue gatau ya rencana kalian apa, tapi y ague yakin usaha kalian nanti bakal sia-sia. Gue gaakan terpengaruh dan gue bakal tetep sama Iqbaal. Jadi kalau mau main sama gue dipikir dulu ya, kalian sinetron banget tau gak," Kata (nama kamu).

"Wah lo songong banget ya, sok cantik." Kata Karina.

"Duh emang gue cantik gimana dong,"

"Yaelah, Iqbaal itu mantan gue. Jadi gue udah tau akhirnya kalian kayak apa. Pasti bakal bernasib sama kaya gue. Ya salah satunya gara-gara rayuan gombal si bocah ini," Kata Zidny sembari melirik kearah Ray.

"Lo sendiri aja yang bego mau aja kena gombalan buaya ," Kata (nama kamu).

"Lo bilang apa? Gue buaya?" Ucap Ray.

"Lah emang gue ngomong kalau lo itu buaya? Lo ngerasa? Syukurlah." Ucap (nama kamu).

"Ck, sialan ya lo."

Iqbaal seperti biasa tiba-tiba datang dan menarik (nama kamu). menjauh dari Zidny dan Ray.

"Gak usah ganggu (nama kamu) deh kalian berdua. gak ngaruh apapun. (nama kamu) bukan lo ya Zid, dan (nama kamu) buka Zidny ya,Ray. Oke, gue pergi pacaran dulu ya fans. Bye." Iqbaal pun membawa pergi (nama kamu) dari mereka.

***

"Kemana ajasih, dari tadi gue nyariin di kantin," Kata Iqbaal.

"Nyariin mah di kelas, Qobal." Kata (nama kamu).

(nama kamu) dan Iqbaal sedang berjalan menuju kantin sembari berpegangan tangan.

"By the way kita gak lagi mau nyebrang loh,Baal. Harus ya pegangan tangan mulu?" Tanya (nama kamu).

"Ck,lo ah kebiasaan. Bodo amat. Gue mau ini."

"Terserah deh," (nama kamu) bukannya menarik tangannya malah menggenggam tangan Iqbaal lebih erat. Dan membuahkan senyum di bibir Iqbaal.

"Tadi gak diapa-apain kan sama Zidny dan Ray?" (nama kamu) menggeleng.

"Kok bisa sama mereka? Di depan perpus? Lo gak ada mapel emang?" Tanya Iqbaal.

"Gue tuh tadi nyari bahan buat tugas Bahasa Indonesia di perpustakaan sama Ray, terus pas keluar dari perpus, eh dateng mantan lo bersama dayang-dayangnya."

"Harus ke perpustakaan sama Ray?"

"Ya gimana lagi, dia satu kelompok sama gue." Jawab (nama kamu).

"Lah kok bisa?"

"Tau tuh, Bu Kesi yang bagi kelompoknya."

"Pokoknya kalau lo di apa-apain sama dia, lo bilang gue," Kata Iqbaal.

"Okey,"

"Eh by the way, mantan lo cantik juga, sexy banget." Timpal (nama kamu). Iqbaal kemudian menarik hidung (nama kamu) .

"Apaansih, cemburu ya..." Kata Iqbaal.

"Duh sakit, Qobal. Rese ih,"

"Tapi kan lo cinta sama gue, iyakan?"

"Nggak." (nama kamu) menjulurkan lidahnya kemudian berlari meninggalkan Iqbaal.

"Eh kok lari sih, sini gue cium."

"Qobal mesum!"

***

M

aaf semakin absurd.

Terimakasih untuk 14,6K readers!

Belum apa apa sih, tapi aku suka menghitung readers gatau kenapa😆

Maaf jika banyak typo diantara kita (?)

PS: males ngedit wk

Don't Forget to vote+Comment+share!

Thankyou for reading!

Salam dari Merkurius,

-Ayashaaa

You are reading the story above: TeenFic.Net