8. Ray-Zidny

Background color
Font
Font size
Line height


Hari ini (nama kamu) dan Iqbaal berencana untuk makan malam berdua. Iqbaal telah berada di depan rumah (nama kamu) sekitar 5 menit yang lalu. Menunggu sang putri untuk keluar dari istananya.

Tak lama, (nama kamu)pun muncul dari balik pintu rumahnya. (nama kamu) tampak lebih cantik dari biasanya dan membuat Iqbaal sama sekali tak berkedip menatap (nama kamu).

(nama kamu) telah berada di depan Iqbaal. Namun Iqbaal belum tersadar dan masih sibuk dengan pikirannya sendiri sebab terpesona dengan (nama kamu) malam hari ini.

“Udah sih, lo kaya gak pernah lihat gue aja,” Kata (nama kamu) sembari mengusap wajah Iqbaal pelan. Bermaksud menyadarkan Iqbaal dari lamunannya.

“Akhirnya gue bisa lihat bidadari,” Ucap Iqbaal.

“Gombalnya jalan teross..” Saut (nama kamu). Iqbaal terkekeh.

“Ini jadi acaranya kita berdiri disini terus gitu, Baal?” Tanya (nama kamu).

“Ooh.. iya,” Iqbaal menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Lalu mengkode (nama kamu) untuk melingkarkan tangannya ke lengan Iqbaal. Dan (nama kamu) pun melakukannya.

Iqbaal menuntun (nama kamu) ke mobilnya dan kemudian membukakan pintu penumpang bagian depan untuk (nama kamu) dapat masuk ke mobilnya. Setelah memastikan bahwa (nama kamu) sudah masuk, ia menutup pintu mobil. Kemudian ia masuk ke bagian jok sopir. Dan Iqbaal melajukan mobilnya ke tempat yang dituju.

***

Kini Iqbaal dan (nama kamu) sudah berada di restaurant tempat mereka makan malam. Karena sebelumnya Iqbaal telah memesan meja untuk ia dan (nama kamu), jadi saat mereka sampai makananpun sudah siap. Dan merekapun  melahap makanannya masing-masing.

“(nama kamu), lo mau dessert? Disini tuh dessertnya enak banget. Atau lo mau minum yang lain? Gue pesenin ya,” Ucap Iqbaal. (nama kamu) tersenyum.

“Iqbaal.. ini aja belum habis, lo itu merangkap jadi witers atau gimana sih? Gak usah. Ini udah cukup kok.” Kata (nama kamu) sembari terkekeh.  Iqbaal kembali menggaruk tengkuknya.

“Gue ke toilet dulu ya,” (nama kamu) mengangguk. Kemudian Iqbaal pun pergi ke toilet. Dan (nama kamu) melanjutkan makannya.

Saat (nama kamu) mulai menghabiskan makanannya, alunan nada yang berasal dari petikan gitar kemudian terdengar. Saat (nama kamu) menoleh untuk mencari dimana sumber alunan nada itu, ia mendapati Iqbaal yang sedang berdiri di sampingnya membawa gitar. Dan kemudian Iqbaal mulai bernyanyi.

I might never be your knight in shining armour

I might never be the one you take home to mother

And I might never be the one who brings you flowers

But I can be the one, be the one tonight

When I first saw you

From across the room

I could tell that you were curious,
Oh, yeah

Girl, I hope you’re sure

What you're looking for

'Cause I'm not good at making promises

But if you like causing trouble up in hotel rooms

And if you like having secret little rendezvous

If you like to do the things you
know that we shouldn’t do

Then baby, I'm perfect

Baby, I'm perfect for you

And if you like midnight driving with the windows down

And if you like going places we can’t even pronounce

If you like to do whatever you've been dreaming about

Then baby, you're perfect

Baby, you're perfect

So let's start right now

I might never be the hands you put your heart in

Or the arms that hold you any time you want them

But that don’t mean that we can’t live here in the moment

'Cause I can be the one you love from time to time

When I first saw you

From across the room

I could tell that you were curious,
Oh, yeah

Girl, I hope you’re sure

What you're looking for

'Cause I'm not good at making promises

But if you like causing trouble up in hotel rooms

And if you like having secret little rendezvous

If you like to do the things you
know that we shouldn’t do

Then baby, I'm perfect

Baby, I'm perfect for you

And if you like midnight driving with the windows down

And if you like going places we can’t even pronounce

If you like to do whatever you've been dreaming about

Then baby, you're perfect

Baby, you're perfect

So let's start right now

And if you like cameras flashing every time we go out,

Oh, yeah

And if you're looking for someone to write your break-up songs about

Baby, I'm perfect

Baby, we're perfect

If you like causing trouble up in hotel rooms

And if you like having secret little rendezvous

If you like to do the things you know that we shouldn’t do

Then baby, I'm perfect

Baby, I'm perfect for you

And if you like midnight driving with the windows down

And if you like going places we can’t even pronounce

If you like to do whatever you've been dreaming about

Then baby, you're perfect

Baby, you're perfect

So let's start right now

[Perfect - One Direction]

-cek mulmed gaiss 😆-

Selama Iqbaal bernyanyi, (nama kamu) hanya bisa menutup mulutnya dengan tangannya. Matanya sudah tidak bisa ia bending untuk mengeluarkan air mata. Ia terharu dan senang karena ia tidak salah memilih dan tidak akan menyesal karena jatuh hati dengan seorang Iqbaal. Ia percaya dan yakin bahwa Iqbaal-lah yang pertama dan yang terakhir untuknya.

Setelah lagu selesai, semua orang yanga da di restaurant itu bertepuk tangan. Kemudian Iqbaal kembali duduk.

“Gue udah berusaha romantis juga, lo malah nangis, gak seru nih,” Kata Iqbaal sembari mengusapkan kedua ibu jarinya di pipi (nama kamu) bermaksud untuk menghapus air bening yang mengalir dari kedua mata (nama kamu).

“Lo kelewat romantis sih,” Kata (nama kamu) di sela tangisnya.

“Ijinkan gue pake aku-kamu buat kali ini aja ya, jangan geli. Gue mau romantis nih,” Ujar Iqbaal.

“Harusnya, tepat hari ini aku kembali menanyakan hal yang 23 hari yang lalu sempat aku tanyakan. Harusnya, tepat hari ini aku meminta lagi hatimu, dan harusnya tepat hari ini kamu menjawab bahwa kamu telah yakin akan perasaan dan hatimu bahwa kamu juga cinta ke aku. Tapi, aku juga senang karena sebelum misi 23 hari itu selesai, kamu udah yakin dan menyatakan bahwa kamu telah jatuh hati ke padaku.” Iqbaal meremas punggung tangan (nama kamu) dengan lembut.

“Aku berterimakasih karena kamu membuatku menjadi yang pertama di hatimu, dan sekarang aku akan berjanji akan menjadi yang paling terakhir hingga tidak ada yang kedua,ketiga, bahkan kesekian seperti yang kamu bilang. Aku juga mau kamu menjadi yang terakhir. Yang menutup dan mengunci hatiku rapat-rapat dan melarang yang lain untu berani masuk. Akupun akan demikian. Jadi, tetap menjadi gadisku ya?” (nama kamu) mengangguk. Dan (nama kamu) kembali menangis.

“Mari kita jalan sama-sama, aku tidak akan berada di belakangmu untuk mendorongmu, aku juga tidak akan berada di depanmu untuk menuntunmu, aku akan di sampingmu, berjalan, melangkah, dan berlari beriringan bersamamu. Aku akan tertawa dan terluka bersamamu. Tidak akan pernah merasakana hidup sendiri. Dan selama nafasku berderu, aku akan tetap menjadi gadismu.” Kata (nama kamu). Iqbaal bangkit dari tempat duduknya dan melangkah menuju kursi (nama kamu).

Ia kemudian memeluk (nama kamu) dari belakang.

“Sampai kapanpun akan begitu, I love you, (nama kamu).” Bisik Iqbaal tepat di telinga (nama kamu).

“More than you,Baal.”

***

[PS. Sekolah Iqbaal dkk yang bener Tunas Pembangunan. Jika ada salah sebut di part yang lalu, maafkan saya yang kadang lupa]

Beberapa siswi di SMA Tunas Pembangunan sedang berada di parkiran. Mereka mengerubungi sebuah Maserati GranCabrio berwarna hitam. Karena pemiliknya adalah idola mereka, Ari Irham.

Hari ini adalah hari pertama para siswa masuk sekolah setelah mereka libur sekolah selama 3 minggu. Dan hari ini pula adalah hari pertama Ari menjadi siswa di SMA Tunas Pembangunan. Saat Ari keluar dari mobilnya, ia benar-benar tidak memiliki jalan untuk keluar dari kerumunan itu. Ia benar-benar terkepung dengan para siswi yang berebut untuk sekedar meminta tanda tangan, berfoto bersama, bahkan ada yang ingin menyentuhnya.

Tiba-tiba terdengar bel masuk berdering. Dan para siswi segera berhamburan masuk ke dalam sekolah dan menyisakan Ari yang masih mengatur nafasnya karena merasa pengap. Dan akhirnya ia bisa menghirup oksigen dengan normal lagi.

Dan Ari melihat gadisnya yang sepertinya baru datang dan tidak menyadari keberadaannya. Terlihat Ve sedang terburu-buru dan berlari masuk ke sekolah. Ari pun mengejarnya.

“Ve..Ve.. tunggu Ve…” Teriak Ari.

Setelah berlari dan terus meneriaki nama Verin, akhirnya Ve mendengar dan berhenti. Ve yang melihat Ari berada disini dan memakai seragam yang sama dengan dirinya pun merasa terkejut. Dan timbul pertanyaan yang ada di dalam hatinya. Dan dengan cepat Ari dapat menangkap pertanyaan itu.

“Aku sekolah disini mulai hari ini.” Kata Ari sembari mengusap kepala Ve.

“Hah? Kok bisa?” Tanya Ve.

“Bisalah, bosen juga homeschooling.” Jawab Ari.

“Jadi Cuma itu alasannyaa..” Gumam Ve. Ari mencubit kedua pipi Verin.

“Ya biar bisa deketan sama kamu lah..” Ucap Ari.

“Aw sakit tau.” Kata Ve sembari mengusap kedua pipinya. Kemudian ia melihat jam tangannya.

“Aduh, mampus! Hari pertama masa gue telat. Ih gara-gara kamu nih,” Cetus Ve.

“Kok aku?”

“Tau deh, aku ke kelas dulu ya,” Kata Ve.

“Kamu kelas berapa?” Tanya Ari.

“XII 2 ,” Jawab Ve.

“Loh aku juga, yaudah kita bareng. Nanti kita sebangku yaa,” Sebuah senyum mengembang di bibir mungil milik Ve. Kemudian ia mengangguk. Ari menggenggam tangan Ve dan kemudian mereka berjalan menuju kelas mereka.

***


“Yo.. Yo.. kita sekelas lagi.” Kata Iqbaal kepada Nasim.

“Yoi, bro..” Jawab Nasim. Tiba-tiba Iqbaal berdiri dan menunjuk kearah pintu.

“WOO! ARI!” Teriak Iqbaal. Kemudian ia berjalan menuju pintu dan berpelukan layaknya sahabat kepada Ari Irham yang baru saja masuk ke kelas bersama Ve.

“Jadi ini,Ve pacar baru lo?” Kata Khalda. Ve tersenyum dan menaik-turunkan alisnya.

“Jadi beneran Ve udah taken.” Gumam Nasim. Entah kenapa tiba-tiba terasa hembusan angin dari sebelah kiri Nasim. Dan ternyata, angin itu berasal dari Danu yang sibuk mengipaskan bukunya ke arah Nasim.

“Biar gak panas bro, santai santai.” Kata Danu sembari memasang wajahnya yang ia pikir paling imut. Nasim mengetuk kepala Danu dengan buku yang digunakan Danu untuk mengipasi dirinya.

“Najis lo, gue jadi pengen pipis.”  Nasim berjalan kearah pintu kelas. Dan bertemu dengan Ari,Iqbaal,serta Verin.

“Hai. Gue Nasim,” Kata Nasim mengulurkan tangan pada Ari.

“Oh hai, gue Ari.” Balas Ari yang kemudian menjabat tangan Nasim.

Nasim melirik kearah Ve yang memasang raut wajahnya agak cemas. Kemudian Nasim tersenyum kecut.

“Mau kemana lo,Sim? Bentar lagi wali kelas masuk,” Kata Iqbaal.

“Pengen pipis nih, udah gak tahan..” Ujar Nasim.

“Dih. Gih buruan, ntar adek Nasim ngompol lagi. Jangan lupa yang bersih ya,” Ucap Iqbaal. Nasim terkekeh. Kemudian ia berjalan melewati Ari. Namun sebelumnya ia berucap tepat di telinga kanan Ari.

“Nitip Ve ya ,Bro.” Ucap Nasim sembari menepuk bahu Ari kemudian berlalu.

“Eh kenapa gak ngajak (nama kamu) pindah sekalian sih,Ri? Gue kan juga mau dia disini.” Kata Iqbaal.

“Loh bukannya dia juga pindah sini? Harusnya kan dia juga masuk hari ini.” Kata Ari.

“Serius?” Ucap Iqbaal dan Ve kompak.

“Serius gue. Tapi kayaknya dia gak sekelas sama kita, kalau gak salah sih, dia di kelas… XII 1,”

“Kenapa dikelas XII 1 sih,” Gumam Iqbaal.

“Woy ngobrol tuh jangan di pintu!” Saut Danu.

“Iyatuh si Iqbaal sama Ve, ada anak baru mah disuruh duduk, nyari bangku dulu, baru ngobrol.” Timpal Khalda.

“Bawel ya lu pada.” Kata Iqbaal.

Iqbaal,Ve, dan Ari kemudian berjalan menuju bangku mereka.

“Eh lo berdua duduk dibelakang bangku gue. Tuh kosong.” Kata Iqbaal. Dan mendapatkan anggukan dari Ari dan Ve.

“Lo duduk sama Nasim ya Baal?” Tanya Ve.

“Kagak, gue duduk sama Danu tuh.”

“Eh by the way, bukannya si Ray kelas XII 1 ya, Baal?” Ucap Ve.

“Iya emang dia ada disitu, kenapa emang?” Tanya Iqbaal.

“Hayoloh, si (nama kamu) bisa di godain tuh sama dia.” Kata Ve.

“Nggak bakal ke goda lah dia, emang (nama kamu) lo, mudah jatuh cinta..” Kata Iqbaal.

“Sialan lo. Ngaca sono lo. Lihat diri sendiri dulu.” Kata Ve dengan ketus.

“Gak ada yang salah sama mudah jatuh cinta,” timpal Ari.

“Eh nanti istirahat kita harus samper (nama kamu) ya, pokoknya harus.” Ucap Iqbaal.

“Lo serius mau ke kelas XII 1? Ketemu Ray, nanti berantem lagi..” Ucap Ve.

“Bodo amat. Orang gue bukan nyari dia, gue nyari cewek gue ini.” Jawab Iqbaal.

“Terserah lo lah,”

“Eh gue baru sadar loh kita kelasnya dipisah, gak tetep.” Lanjut Ve.

“Kenapa lo? Kalau gak dipisah mana bisa move on lo dari Ari Nur,” Cetus Iqbaal.

“Anjir Qobal, jangan dengerin si Iqbaal ya,Ri. Dia emang ogeb.” Kata Ve yang di tanggapi Ari dengan kekehan khasnya.

“Ett.. lo bilang apa tadi? Qobal? Yang..”

“Yang boleh manggil Qobal itu cuma (nama kamu) aja,” Ucap Ve dan Ari serempak.

“Udah apal mah kita,” Kata Ari.

“Terserah kalian aja dah,”

***

Sementara itu, dikelas XII 1, seorang gadis yang sudah tak asing lagi bagi para siswa maupun siswi disini sedang berdiri di depan untuk sekedar memperkenalkan diri. Namun sebenarnya, tanpa ia memperkenalkan diripun semua penghuni kelas ini bahkan penjuru sekolah ini akan mengetahui siapa gadis ini.

“Namaku (nama kamu) Shabila Adnan. Aku pindahan dari HSKS. Salam kenal semua.” Ucap (nama kamu) dengan ramah.

“(nama kamu), lo duduk sini sama gue.”

“Nggak, sama abang Furi saja, abang sendirian.”

“WOoo.. najis Fur!”

“Inget emakmu dirumah.”

“Mamahku open mantu teman-teman,” Tukas Furi si lelaki berbadan gempal ini.

“Bodo,Fur. Lagian siapa yang mau daftar jadi mantu mamamu. Jadi pembantu lo aja ogah.”

“Sudah-sudah, diam anak-anak. Sekarang, (nama kamu) bisa duduk di bangku yang kosong,” Kata Bu Hikma, Wali Kelas XII 1.

“Terimakasih Bu,” (nama kamu) berjalan kearah bangku yang kosong. Di belakang paling ujung, dekat jendela bagian kanan. Disanalah bangku yang akan menjadi tempatnya dikelas ini. (nama kamu) pun segera duduk disana.

“Oke, pelajaran akan dimulai besok pagi. Hari ini hingga jam pulang, tidak ada pelajaran. Jangan berisik, dan jangan lupa bentuk struktur organisasi kelas serta jadwal piket. Selamat Pagi,” Bu Hikma kemudian meninggalkan kelas.

Kemudian,kelaspun menjadi ramai. Para siswa pun memilih untuk mengisi jam kosong satu hari ini dengan cara mereka masing-masing. Ada yang pergi ke kantin, ke perpustakaan, bermain gitar di pojokan, tidur, ataupun ke belakang. Namun, ada juga beberapa siswa yang sibuk mengerubungi bangku (nama kamu). Sekedar ingin berkenalan, bahkan meminta foto ataupun minta di follback akun social medianya oleh (nama kamu).

“Minggir,” Ucap suara baritone yang terucap dari mulut seorang Geo, salah satu badboy di sekolah ini. Geo membelah kerumunan itu dan memberi jalan bagi Ray untuk lewat.

Dari kerumunanpun, muncul Ray si pentolan sekolah a.k.a siswa paling nakal di SMA Tunas Pembangunan dan juga musuh Iqbaal sejak mereka kelas X dulu hingga sekarang.

“Kenalin, gue Ray.” Ucap Rai kepada (nama kamu).

“(nama kamu),” Merekapun berjabat tangan.

“Kayaknya lo butuh tour di sekolah ini deh, (nama kamu). Biar lo kenal sama lingkungan disini,” Kata Ray.

“Iya, biar kita anterin,” Timpal Geo.

“Ngg.. kayaknya gak usah deh, nanti gue juga terbiasa sendiri.” Kata (nama kamu). Mata Ray membulat. Geopun terkejut. Dan disekitar mereka, para siswapun berbisik.

Mengapa? Ya karena seorang murid baru menolak ajakan seorang Ray, si hobi berantem itu. Ray paling anti dengan yang namanya penolakan. Dan dia juga tidak suka dengan siapapun yang berani menolak apa yang ia ucapkan. Baginya, semua orang harus sepaham dan sejalan dengannya. Termasuk (nama kamu) ini. Meskipun (nama kamu) belum paham sifat Ray yang satu ini.

“Beraninya nolak ya, artis sih, tapi gue gak pandang bulu. Sini lo,” Geo mencengkram tangan (nama kamu) dan menariknya dengan paksa hingga (nama kamu) berdiri.

“Dengerin ya, Ray tuh gak suka ditolak. Jadi lo harus nurut dengan apapun yang ia bilang. Lo tuh beruntung bisa disamper sama dia.” Kata Geo.

“Ge, lepasin dia.” Kata Ray dengan santai. Geo pun melepaskan (nama kamu) tanpa membantah.

“Gue lepasin lo sekarang. Nah sekarang lo udah tahu kan gimana sifat gue yang gak boleh lo langgar? Jadi gue tawarin sekali lagi, kita temenin keliling sekolah ini, ayo?” (nama kamu) hanya menunduk dan memegangi pergelangan tangannya yang terasa perih karena Geo menariknya terlalu kencang. Dan air matanya sudah bergerumul di pelupuknya. Ini hari pertamanya, tapi kenapa ia dapatkan seperti ini.

Nggak. Gue gak boleh lemah. Gue harus bisa berani. Mereka hanya dua orang sebaya gue yang nakal dan tidak beradab. Lo bisa lawan mereka, (nama kamu).

“Nggak, gue tetep gak mau.” Kata (nama kamu) menatap Ray tajam.

“Ck, lo tuh. Kalo mau nangis, nangis aja gak usah ditahan-tahan dan sok berani deh. Lo bilang gak mau?” Ray tersenyum, kemudian mengangkat tangan kanannya bermaksud menampar (nama kamu).

“RAY!” Suara itu berasal dari muka pintu kelas XII 1.

Ya benar, dialah Iqbaal yang berkata demikian. Iqbaal kemudian menghampiri bangku (nama kamu) dan berdiri tepat dihadapan Ray, musuhnya itu.

“Lo mau tampar pacar gue? Sini lawan gue.” Kata Iqbaal. Semua yang disanapun terkejut. Mereka tidak percaya bahwa (nama kamu) adalah pacar Iqbaal.

“Ck, lo bercanda? Gue tau lo ngefans sama dia. Tapi gak usah khayal gitu banget, norak!” Kata Ray.

“Lo yang lebih norak dan ketinggalan jaman. Gue sama dia emang pacaran, bego!” Kata Iqbaal.

“Apa lo bilang?” Ray kini bersiap memukul Iqbaal. Namun dengan tangkas, Iqbaal menangkap tangan Ray.

“Sorry, gue lagi males berantem. Jadi, kita pending dulu ya berantemnya, gue laper nih. Pengen disuapin sayang gue dulu. Kayaknya lo juga laper deh, dari tadi perut lo bunyi terus. Sana makan,” Kata Iqbaal. Iqbaal kemudian menarik tangan (nama kamu) untuk keluar dari kelas XII 1.

Dan Iqbaal membawa (nama kamu) ke taman sekolah.

“Lo kok gak bilang sih kalau pindah kesini?” Kata Iqbaal saat mereka baru saja duduk.

“Lo gak papakan?” Tanya Iqbaal. (nama kamu) menggeleng. Namun tangannya masih tertaut pada tangan Iqbaal. Ia tidak ingin melepas tangan Iqbaal dan sepertinya (nama kamu) masih ketakutan.

Tentu saja. Ini adalah hari pertamanya bersekolah formal. Dan dia sudah mendapatkan perlakuan seperti itu dari seorang lelaki pula.

Iqbaal kemudian merangkul (nama kamu) dan menari tubuh (nama kamu) kedalam dekapannya.

“Tenang saja, gue

You are reading the story above: TeenFic.Net