Indra tersenyum getir.Ia hanya menarik nafas panjang saja.sampai akhirnya ia menawarkan minuman itu.
"In dalam hidup ini.ada kalanya kita harus menerima kenyataan pahit, bukan?dan aku menerima nasibku yang tak pernah beruntung. Sengaja aku datang menjengukmu,agar aku tak menemuiku di sana...!"
"Kenapa memang?"
"Percuma saja,kau tak akan bertemu dengan Nila yang dulu lagi!Yang akan kau temui adalah Nila yang genit. Yang akan menebar senyum pada setiap lelaki yang datang dan berniat memb**king...!"
"Aku bisa memb**kingmu...!"
"Tidak usah,aku malam ini bersedia menemanimu disini..."
"Itu yang tak kuinginkan...!"
"Kau sejak dulu idealis.andai kau kata dulu berani menyentuhku.memjamah ku,kurasa kau tak akan menyesal berpisah denganku!"
"Ah,kau makin ngawur saja Nila..."
"Pokoknya kau tak usah menjengukku dan sebaiknya lupakan aku.karna sungguh, aku sama sekali tak pantas lagi bersamamu.bahkan kuharap jika kau pulang ke Jogja.teman- teman tak perlu tahu aku disini.kuharap kau membantuku Indra.
"Bagaimana jika aku membelaimu dan kau pulang kampung? Menikah disana dengan lelaki baik baik?"
"Percuma saja.aku mulai betah disini..."
"Sadarlah kau bahwa kau ter jeru- mus?"
"Ya,aku sadar.tapi kau salah, kalau aku terjerumus.aku dengan sadar menjalani pekerjaanku ini,karna frustasi dan butuh uang.disaat aku begitu membutuhkan bantuan, kau dimana?"
"Aku mencarimu yang hilang tiba-tiba tapi aku tak tahu kau kemana. Padahal saat calon istriku menolakku aku ingin kembali padamu, tapi mungkin dasarnya kita tak berjodoh...!"
"Baiklah,kutawarkan sekali lagi, kau keberatan aku temani?"
"Ya, keberatan.tapi jika kau ingin menginap di rumah ini,aku tak keberatan.terus terang saja,aku sedih dengan kenyataan ini Nila.namun aku tak bisa memaksamu.jalan hidup telah kau pilih sendiri!"
"Ya,biarlah aku saja yang menang- gung resikonya.selamat malam. semoga ada gadis yang beruntung mendapatkan cintamu.boleh aku memintamu?"Nila menatap penuh harap.
"Katakan saja...!"
"Aku ingin menciummu untuk terakhir kalinya,"kata gadis itu. Ia bangkit, menyalami Indra, dan menarik tangan lelaki itu, sehingga Indra mendekat dan dengan sebuah ciuman Nila mengakhiri pertemuan sendu itu.
Hati Indra tak menentu.Ia begitu sedih melihat gadis itu masuk dalam mobilnya, menuju apartement biru, dan menjalani kehidupannya yang kelam.sehingga ia tak berdaya menolongnya.
You are reading the story above: TeenFic.Net