14

Background color
Font
Font size
Line height

"Pasti cantik,kan?"

"Hampir seperti kamu..."

"Masalah apa?"

"Ia sedang dibungalownya, ketika mantan pacarnya mengunjunginya!"

"Mantan pacar?Kau?"

"Bukan, lelaki lain...!"

"Berarti gadis itu sekarang menjadi kekasihmu...?"

"Begitulah...!"

"Kau tak pernah cerita padaku Indra, kau sungguh tertutup!"

"Aku tak bisa mengatakannya, karna belum yakin ia menjadi milikku.
Seperti kau, dekat denganku. Apa pasti kau jadi milikku?"

"Aku mau jadi milikmu..."

"Ras.kita berbeda, mungkin ras kamu akan melarangku atau melarangmu mencintaiku," kata Indra.

"Ah,aku gadis bebas.aku menentukan langkah hidupku sendiri dengan tanganku," kata Meilan, yang sarjana ekonomi juga, seperti Indra. hanya dari universitas berbeda.

"Tapi kedudukan kita berbeda.aku lebih rendah darimu.penghasilanku juga jauh," kata Indra sambil mencoba tersenyum.mengurangi rasa gelisah saja.

"Aku bersedia keluar dan menyerah kan kedudukanku padamu.kau tahu, aku ingin wiraswasta,ingin berusaha sendiri dibidang retail.selama ini aku sedang rajin mengumpulkan modal. Pada saatnya nanti aku akan keluar dari pekerjaanku.Swalayan, supermarket atau pasar ray, lebih ku sukai.bagaimana kalau aku mundur pada saatnya.dan mengusulkan kau jadi Manager disini,tapi hubungan kita bisa lebih dekat lagi?"

"Kau serius?"

"Iya..."

"Ah,kita lihat saja nanti Meilan. Aku belum mengenalmu dengan baik, ruang lingkupmu, lingkunganmu dan juga saudaramu...!"

"Dirumahku Demokratis. Keluargaku banyak yang dapat pribumi.aku sendiri sesudah tak murni Lagi ber suku kulit kuning,karna Papa menikah dengan Mama yang asli Sunda..."

"Pantas,wajahmu tak begitu kelihatan kalau aku Chinese.hanya namamu saja yang mengingatkanku kepada ke banyakan nama gadis berkulit kuning," ucap Indra santai.

Ia memang ingin menguak siapa sebenarnya Meilan yang ramah dan selalu mendekatinya. Ia harus yakin, mengenal gadis ini, tak banyak masalah yang nanti ia terima.

"Kau salah,ayahku,Papaku, memang bernama Allan teng.dan biasa di panggil Lan ketika muda saat aku lahir, terus terang saja,aku lahir di bulan Mei.Mama yang memberi nama Mei dan Papa menambah Lan.masih belum puas dengan nama Meilan, keduanya menambahi namaku di belakang dengan nama Sundawati.
Kau tahu apa itu artinya? Meilan Sundawati.Lucu,kan? Artinya putri Lan yang bersuku Sunda, lahir di bulan Mei!"

"Jadi nama S dibelakangmu, itu inisial dari Sundawati?"

"Iya,jadi aku tak murni lagi Chinese.
Hanya punya darah keturunan saja.
Tapi sesungguhnya papa nasionalis.
Sungguh,Papa menanamkan kita ini bangsa Indonesia, bukan bangsa China.Tumpah darah kita ini di Indonesia.bukan di China.Papa juga tak pernah mengajak kami menjenguk negeri leluhur.karna Papa juga merasa sudah tak punya leluhur disana.kakek dan nenek lahir di karawang.begitu juga buyut dan canggah.kami sudah tujuh turunan di Indonesia, bagaimana mau mengatakan kami punya Ras kuning?
Makanya aku tak ingin hubungan kita tersekat hanya oleh pengkotak kotakan Ras.itu hanya membatasi gerak dan jangkauan.bukan apa apa, aku masih ingin mati di sin, di negeri ini,bukan di China.karna disini aku di lahirkan, bersama kakek nenekku...!"

"Oke dan kau ingin tahu masalah apa yang sedang ku hadapi saat ini? Kau ingin tahu? Apa sebaiknya aku tak usah cerita saja...!"

"Ceritakan padaku,Indra.mungkin aku bisa membantumu...!"

"Bantuan yang dibutuhkan darimu, adalah setiap hari Sabtu kau mengijinkan aku tidak kerja lembur.
Soalnya aku harus Subang...!"

"Oke,bisa.Tapi ceritakan dulu masalahnya...!"

"Calon istriku, kekasihku dan kau boleh mengatakan dengan istilah apapun telah diperk*sa oleh mantan pacarnya, yang masih tergila gila padanya.Ia datang dengan sepucuk pistol dan sengaja datang ke bungalow itu dengan niat jahat.
Terbukti.membawa pistol dan mengancam nyawanya!"

"Lho, ceritamu kok hampir sama dengan berita tadi pagi..."

"Ya, memang itu.masuk berita ,ya?"

"Iya,tapi itu putri Boss perusahaan ini...!"

"Tante In,kan?"

"Iya..."

"Aku memang calon menantu pemilik perusahaan ini Meilan!"

"Oo,pantas.kau bukan hanya men dapat kedudukan istimewa tetapi gajimu juga langsung besar. Dengar, biasanya karyawan baru tidak langsung pada tempat yang strategis.
Pasti di tempatkan dulu di tempat yang lain.mungkin Ibu In mempro- yeksikan kedudukan yang lain. Kamu disini dianggap magang saja, latihan.

Pengenalan pekerjaan...!"

"Aku tidak tahu itu, pokoknya ketika kau melamar pekerjaan.tante In langsung melarang aku bekerja di tempat lain.lamaranku ku serahkan padanya, dan aku di tempatkan disini.
Malah dekat denganmu!"

"Aku sudah baca beritanya juga.
Memang sungguh nekad si Yoss.ia bahkan berhasil memperk*sa Limar beberapa kali,kan? Sebelum kemudian Limar berhasil merebut pistol itu dan mengancam Yoss untuk tidak melanjutkan kegiatannya lagi.
Tapi Yoss sungguh nekad, ia ber maksud merebut pistol itu dan Limar memang posisi siap tembak.maka terjadi penembakan yang berakhir tewasnya Yoss...!"

"Itulah, jadi aku tak perlu menjelas kan padamu...!"

"Ah,Aku turut prihatin, Indra...!"

"Inilah yang masih menghalangiku untuk ke tempatmu...!"

"Aku mengerti, aku masih sabar menunggumu kok.Apa kau akan tetap menunggu Limar selesai menjalani hukuman?"

"Aku ingin seperti itu,tapi aku tak yakin...!"

"Mainlah ke rumahku.kita suatu hari bisa bicara lebih enak.disini terlalu banyak telinga yang mendengarkan.
Jadi sebaiknya kita tidak usah mem- bicarakannya.Kapan kau ada waktu main kesana?"

"Akan aku usahakan.tapi tidak dalam waktu dekat ini...!"

"Aku mengerti...!"

"Kau tahu, Limar menyuruhku untuk mencari kekasih lain saja...!"

"Bagus itu, berarti ia tak meng ikatmu !"

"Ia gadis baik,setia,aku tak akan begitu saja meninggalkannya.kecuali kalau memang aku yakin dia meng- hendaki benar, aku meninggalkan nya.barulah aku akan menentukan langkahku...!"

"Indra, boleh aku bicara sedikit serius...?"

"Sejak tadi,bukankah kita serius?"

"Maksudku,aku ingin mengatakan sesuatu padamu...!"

"Katakanlah...!"

"Aku menyukaimu..."

"Ahhh..."

"Demi kamu,aku rela keluar dari perusahaan ini,kita memulai sebuah usaha baru.aku sudah mempersiap kan modal Lima tahun aku mengumpulkannya dengan sabar.
Kukira untuk sebuah usaha,aku sudah bisa memulai.bagaimana menurutmu?"

"Jangan keluar dulu, tunggu beberapa bulan,aku ingin lihat perkembangan nya.lagi pula,aku tak ingin begitu saja meninggalkan Limar.aku berhutang budi padanya.sungguh,aku berhutang budi...!"

"Baiklah,"desah Meilan.

"Bekerjalah di sini beberapa tahun lagi.kita cari saat yang tepat tanpa melukai perasaan Tante In.ia sangat baik padaku...!"

"Oke,kalau itu permintaanmu.tapi aku tetap ingin kau ke rumahmu secepatnya.disana,aku bisa bicara lebih enak lagi...!"

"Baiklah,entar malam aku kesana...!"

"Benarkah?"

"Iya, jangan kuatir...!"

"Jam berapa?"

"Pulang kerja aja langsung.aku ikut mobilmu...!"

"Lho,kau sudah punya alamatku, kan?"

"Ada,tapi aku lebih suka mengikuti mobilmu...!"

Meilan berbinar binar.ia tampak gembira mendengar jawaban itu.
Kemarin ia terpaksa menunggu Indra.
Tetapi lelaki itu tak bisa datang.

                                ****

Wanita itu menatap putrinya dengan penuh haru.perasaan duka memenuhi rongga dadanya.membuat wajahnya tampak sendu.dan seperti sulit melepas putrinya, untuk hadapi hari hari kelabu di balik terali besi.
Ia sendiri merasakan penderitaan Limar, kesedihan putrinya, dan juga berhari hari sepi yang bakal di lewatinya.ini untuk ketiga kalinya ia menjenguk Limar, sebelum nanti ia memutuskan untuk kembali ke Jakarta lagi.

Semalam ia sudah menginterlokal Risnani,untuk kembali ke Jakarta. dengan membawa seluruh pakaian nya.ia sudah menceritakan apa yang terjadi atas kakaknya.tapi ia belum menceritakan seputar Indra. dan Risnani yang juga mengerti perasaan Mamanya,ia bersedia pulang.karna kuliah juga baru dapat beberapa bulan saja.belum banyak yang di belinya di Australia.hanya buku buku diktat dan literatur, untuk segera pulang.

"Ma ..."



You are reading the story above: TeenFic.Net