PART 6

Background color
Font
Font size
Line height

Sepi. Itulah kondisi halaman belakang Jaesang High School sore ini. Siswa-siswi sudah meninggalkan area sekolah sekitar 20 menit lalu. Hanya ada segelintir siswa yang memang memiliki kepentingan tertentu. Semilir angin menggelitik kedua anak manusia yang tengah berpelukan. Hyera mengeratkan lingkar tangannya di perut Kyuhyun.

“Gomawo. Atas perasaanmu padaku Ra-ya. Aku. Jujur aku tak ingin lebih lama menyakitimu. Jika aku tak mengatakannya sekarang, aku takut kau semakin menunggu, atau bahkan kecewa. Aku…”

Perkataan Kyuhyun tercekat di tenggorokkan seiring dengan mengeratnya pelukan Hyera.

“Akuu…tidak bisa. Mianhae.”

Hyera tersenyum getir dalam pelukan Kyuhyun. Dengan pelan dia mendorong Kyuhyun agar pelukan mereka terlepas. Hyera menunduk. Tak mau jika Kyuhyun melihat sesuatu yang sebentar lagi menetes melalui kedua mata beningnya.

“Aku mengerti. Gomawo.” Dengan buru-buru Hyera berbalik badan dan berlalu pergi. Sementara itu, Kyuhyun hanya memandang sendu punggung Hyera yang menjauh.

Disisi lain, Donghae menyaksikan kejadian itu. Dia melihat Hyera berjalan melewatinya dengan pundak yang bergetar. Donghae sudah menduga jika Kyuhyun pasti menyakiti hati Hyera. Dengan buru-buru dia menghampiri Kyuhyun. Tangannya mengepal menandakan jika dia tengah emosi. Kyuhyun memandang donghae datar, semenit kemudian dia merasakan hantaman keras mengenai wajah tampannya. Donghae melayangkan tinjuan sarat akan emosi, membuat Kyuhyun terhuyung beberapa langkah kebelakang. Kyuhyun meringis menahan sakit dan memandang Donghae tajam. Tangannya mengusap sedikit darah yang keluar dari hidungnya akibat hantaman Donghae.

“Kau gila Kyuhyun-ah! Kenapa kau melukainya? Kenapa kau menolaknya? Asal kau tahu, dia begitu tulus padamu! Dia sudah menunggu lama untuk hari ini. Tiga tahun Kyu, tiga tahun dia mencintaimu seorang!” Donghae lepas kendali. Ditariknya kerah baju Kyuhyun.

“Cih. Seenggaknya aku masih bisa jujur padanya. Dibandingkan orang yang terus berada di dekatnya namun seperti bayangan. Tak pernah mengakui perasaannya.” Kyuhyun menatap Donghae sinis.

Donghae membeku. Cengkraman tangannya melemas dari kerah baju Kyuhyun. Ucapan Kyuhyun sangati menampar hatinya. Kyuhyun benar, dia yang selalu berada di samping Hyera, yang mencintai Hyera, namun tak pernah sekalipun mengungkapkannya.

“Aku bahagia bila dia bahagia Kyu.” Donghae menyandarkan punggungnya dibalik pohon yang berada tepat dibelakangnya.

“Bahagia melihat orang yang dicintai bahagia. Itu hanya kosakata yang banyak digunakan oleh orang yang sok tegar. Kebahagiaan seperti itu sangat sulit didapatkan.”

Hening. Kyuhyun dan Donghae sama-sama diam. Donghae dengan pikiran yang berkecambuk dalam otaknya.

“Kejarlah dia. Aku yakin dia pasti sedih sekarang.” Kyuhyun menepuk pelan bahu Donghae dan berlalu dari hadapan Donghae yang masih membeku.

###

Kyuhyun berjalan melewati koridor sekolah yang sepi. Namun langkahnya berhenti di depan pintu yang bertuliskan ‘Music Class’. Kyuhyun menajamkan pendengarannya, memastikan sebuah suara tangisan yeoja yang amat dikenalnya. Suara Hyera. Kyuhyun perlahan mendekat ke pintu, mencoba mencari tahu apa yang terjadi.

“Apa pedulimu? Jangan berlaku seolah-olah kau mengenalku!” Hyera membentak orang yang berdiri didepannya.

Mata Kyuhyun sontak melotot setelah mengetahui siapa yeoja yang berdiri di depan Hyera. Dia Lee Hiuhwi. Kyuhyun berdecak, kenapa Hiuhwi selalu mencampuri urusan orang lain? Namun di dalam hati Kyuhyun, dia tak suka melihat Hyera membentak Hiuhwi.

“Tentu saja aku peduli. Bagaimana aku tak peduli denganmu. Kita ini adalah korban patah hati dari namja yang bernama Cho Kyuhyun.” Hiuhwi masih berceramah ria. Tak melihat wajah Hyera yang mulai menampakkan ketidaksukaan.

“Kau masih enak ditolak satu kali dengan baik-baik pula. Gimana denganku yang sudah ditolak berkali-kali? Bahkan dengan cara yang tidak manusiawi. Untung Lee Hiuhwi memiliki jiwa seorang pejuang cinta sejati.” Hiuhwi berkata dengan percaya diri sambil menepuk pelan dadanya. Hyera mencibir pelan ditengah usahanya menghentikan tangis.

Kyuhyun membeku dibalik pintu. Ada rasa menyesal telah melukai dua orang yang tengah berdebat di dalam ruang music itu. Namun senyum tertahan dari bibirnya ketika melihat seorang Hiuhwi yang bersemangat untuk mendapatkan cinta.

“Itu karena kau tak punya malu.” Pelan namun pedas terlontar begitu saja dari bibir mungil Hyera. Dihapusnya sisa air mata yang melewati pipinya.

“Sudahlah. Sebaiknya kau pergi dan jangan menggangguku. Aku hanya ingin sendiri sekarang.” Hyera membuang muka.

Hiuhwi bukannya pergi, tapi malah memeluk tubuh ramping Hyera membuat Hyera berjengit.

“Yang dibutuhkan seseorang yang sedang patah hati adalah sebuah pelukan dan teman berbagi.” Hyera terkesiap mendengar perkataan Hiuhwi. Sesaat setelah itu, tangis Hyera pecah dalam pelukan Hiuhwi.

Kyuhyun tersenyum tanpa disadari. Dia teringat ketika Hiuhwi bersikap yang sama dengannya saat Ayah Kyuhyun masuk rumah sakit beberapa waktu lalu. Saat pertama kalinya Hiuhwi membuat Kyuhyun menangis di pelukannya. Kyuhyun melihat Hiuhwi lama sampai akhirnya dia memutuskan berbalik dan berjalan keluar area sekolah.

###

Siang berganti malam. Sang surya telah bergati dengan gerombolan awan pekat nan gelap yang memenuhi langit Korea Selatan. Seoul dilanda hujan deras malam ini. Dengan tanpa minat, Kyuhyun merebahkan dirinya di atas kasur. Mata onxnya kemudian terpejam, hanya terpejam untuk melepaskan sedikit rasa lelah. Matanya terbuka kemudian menatap langit-langit kamarnya. Dering handphone yang sangat nyaring menyadarkan Kyuhyun dari lamunannya. Dengan tanpa minat dia mengulurkan tangan untuk meraih ponsel yang berada diatas nakas disamping tempat tidur. Dahinya mengeryit melihat layar ponselnya berkedip menampilkan nama Lee Hiuhwi. Dia berdehem sebelum mengangkat panggilan.

“Yeoboseyo.” Nada Kyuhyun terdengar seolah malas, namun tak dipungkiri senyum terukir tipis dari bibirnya.

“…………..” Hening. Orang yang berada disebrang sana tak mengatakan sepatah kata apapun. Hanya gemericik air yang terdengar.

“Jika tak ingin berbicara sebaiknya tak usah menelepon.” Kyuhyun berkata ketus, sebelum mematikan ponselnya, suara Hiuhwi terdengar.

“Kyuuu…Kyu..kyu-ah” Kyuhyun menegang mendengar suara Hiuhwi yang bergetar, sangat lirih nyaris tak terdengar.

“Apa yang terjadi? Kau dimana?” Kyuhyun panik dan otomatis menegakkan badannya yang tadi menyender di dasbord ranjang.

“Euh… Di halte..dekat apartementmu.”

“Diam disitu. Jangan beranjak sebelum aku sampai.” Kyuhyun langsung mematikan panggilannya. Dengan gesit dia mengambil jaket beserta payung kemudian bergegas keluar apartement.

Setelah sampai di lokasi yang disebutkan Hiuhwi, Kyuhyun melihat Hiuhwi duduk di kursi halte sambil memeluk tubuhnya. Rambutnya basah dan tubuhnya sedikit bergetar. Kyuhyun meletakkan payungnya kemudian melepas jaketnya. Hiuhwi masih tetap seperti semula karena dia belum menyadari keberadaan Kyuhyun. Kyuhyun mendekat, dia menyampirkan jaketnya ke tubuh Hiuhwi yang bergetar dan itu refleks membuat Hiuhwi mendongak dan menemukan Kyuhyun yang berdiri di hadapannya.

“Apa yang kau lakukan di cuaca buruk yang seperti ini?” Kyuhyun menyadari jika yeoja yang duduk dihadapannya sedang tak baik-baik saja. Bibir Hiuhwi gemetar dalam diam. Matanya gelisah melihat Kyuhyun, sampai akhirnya dia berbicara.

“Akuu…..akuu…..lapar.” Kalimat yang keluar tersendat dari bibir Hiuhwi nyaris membuat Kyuhyun pingsan. Kyuhyun melongo kemudian berdecak. Bukannya Hiuhwi anak keluarga yang cukup berada? Mustahil jika dia tidak memiliki bahan makanan pokok kan? Atau pembantunya mogok memasakkan dia makanan? Ckck..tak masuk akal.

“Aish..Jinja. Jika kau lapar kenapa kau tak makan huh?” Kyuhyun berkacak pinggang menatap tajam Hiuhwi. Dia cukup kesal karena Hiuhwi mengganggu waktu istirahatnya. Sementara yang ditatap hanya menunduk tanpa mengatakan apapun lagi.

Akhirnya Kyuhyun membawa Hiuhwi ke sebuah warung Jajangmyeon langganannya. Kyuhyun hanya bisa mendecak ketika melihat Hiuhwi menghabiskan 2 mangkuk besar jajangmyeon. Seketika wajahnya kembali ceria.

“Aah..kenyang. Gomawo atas jajangmyeonnya Kyunnie.” Hiuhwi tersenyum. Tangannya mengelus perutnya yang sekarang sudah penuh.

“Apa yang terjadi?” Hiuhwi mengernyit mendengar pertanyaan Kyuhyun.

“Tidak ada. Memang tadi aku kenapa? Aku hanya lapar dan tidak membawa uang sepeserpun.” Hiuhwi berucap cuek sambil tersenyum.

Namun, senyum kali ini berbeda. Mata yang biasa ikut tersenyum kini terlihat sendu. Kyuhyun tak terlalu memikirkan itu. Sampai akhirnya Kyuhyun sadar dia telah kehilangan makhluk yang memiliki senyum pelangi ini.

#TBC 


You are reading the story above: TeenFic.Net