Happy reading!!!
Jangan lupa vote dan komennya yaa
•
•
•
Pagi hari ini terasa lebih sejuk, karena langit yang redup tanpa cahaya matahari menyinari. Namun anehnya, Alvin sudah siap dengan seragam yang tertata rapi, padahal jam masih menunjukkan pukul 07.00. rajin sekali bukan?
Ia memilih langsung berangkat ke sekolah tanpa sarapan di rumah, karna itu memang kebiasaannya yang memilih sarapan di kantin
Tak butuh waktu lama untuk sampai di sekolah, karena jaraknya hanya 10 menitan
"Vin, ke kantin ga?" Tanya seorang pria sesaat setelah Alvin turun dari motornya
Alvin menoleh tepat dimana pria itu berada, ternyata pria itu sudah menunggu kedatangannya
Alvin mengangguk memberi jawaban kepada pria itu
Pria yang di panggil ril, atau lebih tepatnya Syahril Ramadhan, nama yang begitu islami bukan? Tetapi percayalah sifatnya tak se alim namanya
Syahril terkekeh, "takut di kira telat ya Vin, karna masih pake tas pas masuk kelas?" Tanya Syahril tertawa
Alvin tak menjawab, ia memilih pergi menuju kelasnya, sedangkan Syahril hanya mendengus kesal dan melangkahkan kaki ke kantin
****
Bel masuk berbunyi, bertepatan dengan Alvin yang menyelesaikan makannya
"Ril, ayo masuk" ajak Alvin seraya bangun dari posisi duduknya
"Aelah Vin, masuk mulu, cabut lah sesekali" gerutu Syahril
Pasalnya Alvin itu terlalu taat peraturan, bukankah hidupnya sangat datar? Bagi Syahril, ga bolos itu ga keren
"Cabut mulu, sekalian aja minta Izrail cabut nyawa kamu" sarkas Alvin meninggalkan Syahril
Sedikit sadis, tapi lanjutkan
Syahril menggerutu, hingga akhirnya ikut berjalan mengajar Alvin menuju kelas
"Bar, ngapain?" Tanya Syahril ketika melihat pria yang ia panggil Bar sedang menulis rumus yang begitu menyusahkan otak
Akbar, atau yang sering dipanggil bar, itu pencinta matematika dan segala rumus yang begitu menyiksa
"Buat pr" jawab Akbar fokus menulis
Syahril kaget mendengarnya, "anjirlah, kenapa tiba-tiba ada pr? Kamu udah pin?"
"Udah lah" jawab Alvin singkat
"Kok tumben pin? Biasanya juga buat di sekolah?" Tanya Akbar bingung
"Sesekali" jawab Alvin menyengir
"Kenapa cuma aku yang gatau kalo ada pr, tau gitu ga ke kantin tadi" ujar Syahril mengeluarkan keluh kesah
"Alah biasanya juga biasa aja kalo ga buat pr" sindir akbar
"Bilang aja mau caper sama gurunya" lanjut Akbar
"Itu kamu tau, pinjam bar"
Alvin menoleh ke sekeliling, sepertinya ada yang aneh
"Fajar mana?" Tanyanya setelah menyadari keanehan tersebut
Fajar Al-qadri, salah satu teman Alvin yang paling kalem dan juga sedikit dingin. Sampai-sampai Syahril memanggilnya 'prince jar'
"Katanya sih sakit" jawab Akbar
"Kalo besok dia belum masuk, kita jenguk aja"
"Alah palingan si Fajar pura-pura sakit biar ga sekolah" bantah Syahril
"Kalo beneran sakit gimana?" Tanya Akbar menaikkan sebelah alisnya
"Ya syukur berarti, Allah masih ingat sama dia" santai Syahril
Memang agak kurang ajar anaknya
"Alvin, boleh minta tolong?" Ujar seorang gadis
Panggil saja Tiana, teman sekelasnya
Alvin mengerutkan dahinya, "tolong apa?"
"Tolong ajarin aku tugas matematika dong, aku ga paham hehe" ujar Tiana mengutarakan maksudnya dengan sedikit malu-malu
"Aku mana paham gituan, tuh Akbar yang pinter matematika" bukannya menolak, tapi Alvin merasa tak mengusai bidang itu
Gadis itu mendesah kecewa, "yaudahlah, ga jadi. Aku duluan, makasih banyak ya" Tiana kembali duduk di kursinya
Alvin tak memperdulikan itu ya walaupun nyatanya ia sedikit bingung
"Tuh cewe kayaknya suka deh sama lo" kata Syahril menutup buku tugasnya yang sudah selesai dikerjakan
"Mana mungkin" bantah Alvin
"Bisa jadi sih Vin" ucap Akbar menyetujui ungkapan Syahril
"Masih kecil, ga usah mikirin cewe. Yang dikejar itu cita-cita bukan cinta"
Nah loh kena mental kan
*****
Langit yang masih mendung membuat para siswa langsung terburu-buru pulang, setelah bel pulang berbunyi
Tak jauh berbeda dengan Alvin, ia bergegas untuk pulang, namun sayang takdir tak berpihak padanya, belum jauh ia keluar dari gerbang, langit menumpahkan air matanya. Membuat pria itu memilih menepi dan berteduh di halte SMA Pelita Bangsa
Alvin menghela nafas pelan, seraya mengusap rambutnya yang sedikit basah
"Kamu siapa?" Tanya seseorang
Alvin kaget bukan main, itu suara siapa? Setaunya dia hanya sendiri di halte itu, jangan-jangan...?
"Kok kamu cuma diem aja? Kamu bisu?" Seseorang itu kembali bertanya dengan suara yang kesal dan terdengar cempreng
Alvin berbalik ke belakang, ia penasaran siapa pemilik suara lucu tetapi sedikit cempreng itu
Sesaat Alvin kaget sekaligus bingung sejak kapan dibelakangnya ada seorang gadis, perasaannya ketika ia memarkirkan motornya tadi, cuma ia sendiri disana. Apakah sangking mungil nya gadis itu, tidak kelihatan?
Bukan dia yang mungil, kamu nya aja yang terlalu tinggi
Gadis itu meringis menatap Alvin yang menatapnya kaget, "hehe maap yaa aku emang suka ceplas ceplos" ujar gadis itu meringis malu dan tangan yang senantiasa memegang eskrim
"Sejak kapan kamu disitu?" Tanya Alvin masih dengan muka bingung tanpa membalas ujaran gadis tadi
"Sebelum kamu neduh disini" jawab gadis itu dengan santai seraya memakan eskrim di tangannya
Alvin memandang aneh, eksrim? Sedang hujan-hujan begini? Pria itu menggeleng tak habis pikir
"Kenapa malah geleng-geleng?" Tanya gadis itu bingung
"Hujan-hujan makan eskrim?"
"Emang kenapa kalo makan eskrim hujan-hujan, aku kan suka eskrim, apalagi bakso, mie ayam, ayam go-" gadis itu menghentikan ucapannya melihat pria di depannya menatap ia bingung
"Eh hehe maap yaa, selain suka makanan itu aku juga suka keceplosan" ujar gadis itu menyengir
Gadis yang aneh
"Oh iyaa, aku Reva, Revalina Aila Arisha. Nama kamu siapa?" gadis yang bernama Reva itu tiba-tiba malah memperkenalkan diri
Alvin sebenarnya sedikit terkejut, karna dengan mudahnya gadis itu mengucap nama penuh. Sepetinya gadis ini sangat mudah bergaul
"Panggil aja Alvin"
Reva memandang Alvin sekilas, tak lama kemudian matanya berbinar menatap seragam yang dipakai Alvin
"Kamu sekolah di SMA ini juga? Aku juga sekolah disitu" ujar gadis itu menatap Alvin dengan penuh semangat
"Iya, aku pikir kamu masih SMP" jawab Alvin tertawa
Pasalnya, tubuh Reva tidak terlalu tinggi, mungkin cuma sedada Alvin
Tapi tidak apa-apa, yang mungil itu lebih lucuuu
Reva mengerucutkan bibirnya, lalu melotot tak terima
"Kamu ga liat baju kita sama? Ya berarti sekolah kita samaaa" balas Reva sedikit berteriak karena kesal dibilang bocah SMP
"Haha maaf, kamu kelihatan kayak anak kecil soalnya" Alvin tertawa melihat ekspresi gadis itu
Tunggu, kenapa tiba-tiba Alvin bisa tertawa selepas ini? Ini aneh
"Tapi gapapa, artinya aku awet muda" balas Reva tersenyum bangga
Tadi marah dikatain bocah smp, sekarang malah senang
Alvin sejenak termenung menatap senyuman itu, hatinya sedikit berdesir
Lamunan itu terhenti ketika ia mendengar suara mobil yang berhenti tak jauh di hadapan mereka
"Aku udah di jemput, aku pulang duluan ya Apin, bay bayy. Semoga ketemu lagi" pamit Reva penuh semangat dan jangan lupa senyum ceria di wajahnya. Sepertinya gadis itu type gadis super aktif
"Apin?" Kata Alvin mengulang panggilan yang sedikit asing di telinga nya
Reva yang sudah melangkah memutar badannya ke belakang, "iya apin, panggilan aku untuk kamu" jawab Reva dengan tersenyum manis lalu meninggalkan Alvin menuju mobil yang menjemputnya
Lagi-lagi Alvin sedikit terpaku
Apin? Ia menyukai panggilan itu
"Oii Vin? Ngapain ngelamun, hujan udah berhenti tuh. Lo ga mau pulang?" Teriak seseorang yang tak lain tak bukan adalah Syahril, yang berhasil menghancurkan lamunan Alvin
Alvin menatap ke arah depan, kapan hujan berhenti? Sangking terfokusnya dengan gadis itu, ia bahkan tak tau keadaan sekitar
Ah iya jadi mengingatnya lagi, Revalina Aila Arisha. Nama yang indah bukan?
****
Terimakasih telah membaca
See youuu
You are reading the story above: TeenFic.Net