#Part 26 (Air mata Darah)

Background color
Font
Font size
Line height

Hai hai,.. Author balik lagi. Lama banget ya update-nya? Sorry sorry,.. author baru dapat aktivitas lain untuk mengisi krisis moneter dalam kantong Author nih hehehe,.. jadi makin sibuk dah. Okey okey,.. tak usah banyak basa-basi ya,.. sebagai permintaan maaf dari saya karena update-nya luamaaa banget, saya buat part ini jadi part terpanjang dari part-part sebelumnya. Terdapat lebih dari 4300 kata dalam #Part 26 ini.

Happy Reading ;) jangan lupa tinggalkan Vote dan Commend-nya yakkkk,..

Baru saja ia membuka pintu ruangan CEO, Yong Ri Sa langsung dikejutkan oleh sosok Heo Yoon Woo yang sudah berdiri melipat tangannya dan menatapnya tajam.

"Eonni?!" lirihnya karena sangat terkejut.

"Bisa kita bicara berdua sebentar?" ajaknya dengan nada bicara masih cukup dingin.

Yong Ri Sa hanya diam dan menyuguhkan ekspresi datar efek dari keterkejutannya melihat orang yang ia anggap sahabat itu, telah muncul di tempat dan waktu yang tak terduga.

Melihat tak ada gerakan sedikitpun dari diri Yong Ri Sa, akhirnya tanpa ragu Heo Yoon Woo menarik tangannya dan membawanya pergi dari depan ruang CEO. Tak lama mereka berjalan cepat, akhirnya mereka sampai di tangga darurat. Yakni tempat yang mungkin paling aman untuk melakukan perdebatan rahasia. Sesampai di tempat itu Heo Yoon Woo langsung membanting kasar tangan Yong Ri Sa yang sedari tadi ia genggam. Nafasnya memburu penuh dengan ribuan emosi yang ingin ia tumpahkan pada orang yang ada didepannya itu.

"Apa kamu benar-benar harus melakukan ini? bagaimana bisa kamu bertindak kurang ajar seperti itu pada kakekku?" ungkap Heo Yoon Woo penuh emosi.

Yong Ri Sa diam sejenak, menunduk dan berusaha mengendalikan hati serta fikirannya. Dan tak lama kemudian dia mengangkat kepalanya dan menatap yakin mata Heo Yoon Woo, "Apa yang eonni dengar dari obrolan kami tadi? Bagian mana yang eonni dengar?"

Mendengar itu, Heo Yoon Woo langsung tersentak dan mengangkat alisnya. Sebelumnya ia memang tak bisa mendengar percapakan Yong Ri Sa dan Heo Joon Wang, namun ia bisa melihat ekspresi keduanya dari celah pintu.

"Ya. Aku memang tak bisa mendengar percakapanmu dengannya tadi. Tapi aku jelas melihat, kamu memprovokasi kakekku dan sempat mengepalkan tangan didepannya. Semakin lama aku semakin tidak mengerti dengan jalan fikiranmu. Kamu menganggap aku ini apa? Ha?! Teganya kamu benar-benar berubah menjadi musuhku seperti ini." masih dengan penuh emosi.

Yong Ri Sa menghela nafas panjang. "Tak sedetikpun aku menganggap eonni sebagai musuhku. Tapi jika eonni menganggapnya seperti itu, itu terserah eonni. Bukankah eonni sendiri yang mengatakannya. Ketika namaku berubah jadi Yong Ri Sa, maka saat itulah persahabatan kita berakhir. Aku yakin eonni masih mengingatnya."

"Jika kamu memang tidak menganggapku sebagai musuh, terus kenapa kamu bertindak seperti ini pada kakekku? Kenapa kamu benar-benar bertindak sebagai lawannya? Sedangkan kamu tau, orang yang akan menjadi penerusnya adalah orang yang ada didepanmu ini. ha?"

Yong Ri Sa membasahi tenggorakannya terlebih dahulu sebelum mengeluarkan kata-kata, "Apakah eonni yakin, yang akan menjadi penerus CEO Heo adalah eonni? Setelah eonni seakan diasingkan oleh keluarga eonni sendiri, apakah eonni yakin akan menjadi penerusnya?" diikuti gelengan kepala pelan sebagai isyarat mengatakan kata 'tidak'. "Selama aku berada disini, aku sudah melihat semuanya. Penerus yang dipersiapkan oleh CEO Heo bukanlah eonni. Tapi Heo Yong Min. Maka dari itu, aku memiliki keberanian untuk bertindak. Karena yang kulawan bukanlah eonni." Lanjutnya.

"Huh! Omong kosong apa ini? jangan membual didepanku. Kakekku sendiri yang mengatakan bahwa, yang dia persiapkan untuk menjadi penerusnya adalah aku. Dan,.. menurutmu untuk apa aku sekarang ada disini, jika bukan karena permintaan kakekku? Bukankah itu sudah jelas, hari ini kakekku memintaku datang kesini untuk mempersiapkan diriku sebagai penerusnya. Dan yang akan menjadi lawanmu, Yong Ri Sa." Tegas Heo Yoon Woo dengan tatapan menerkam penuh kemarahan.

Yong Ri Sa sempat ternganga mendengar nada kemarahan Heo Yoon Woo yang semakin menjadi-jadi itu, hingga tanpa sadar mulutnya sedikit terbuka. Matanya memerah karena efek dari keterkejutan dan kebingungannya. "Apa maksud semua ini? kenapa tiba-tiba CEO Heo mengganti penerusnya? Apakah mungkin CEO Heo sudah mengetahui hubunganku sebelumnya dengan eonni? Jika memang seperti itu, itu berarti dia berusaha mengunci pergerakanku. Dia pasti sudah meyakini aku tak kan mungkin tega melawan sahabatku dan menempatkannya dalam bahaya. Apa yang harus kulakukan?" dumel batinnya dan tanpa sadar tangan kanannya mengepal.

Merasa Yong Ri Sa hanya diam tak bersuara, akhirnya Heo Yoon Woo berusaha menurunkan intensitas emosinya, "Kenapa kamu diam? Apa kamu sudah sadar sekarang? Yang kukatakan dari dulu adalah benar. Ketika kamu berubah jadi Yong Ri Sa, maka saat itulah kamu sudah bukan sahabatku lagi. Karena mulai saat itu, kamu adalah musuhku. Musuh kakekku adalah musuhku juga. Arracci?" melenggang pergi dari hadapan Yong Ri Sa yang masih berdiri terpaku.

Yong Ri Sa masih berdiri di tempat yang sama. Fikirannya melayang ke segala arah dan begitu banyak tanda tanya didalamnya. Ia terus berfikir dan menghubungkan segala informasi yang pernah masuk ke otaknya. Dan tiba-tiba ia teringat akan sesuatu hal yang membuatnya langsung tersentak, "Apakah ini waktunya? Heo Joon Wang tidak berniat mempersiapkan eonni dan Heo Yong Min jadi penerusnya. Dengan membuatnya menjadi penerusnya, itu artinya akan memancing Heo Yong Min untuk benar-benar membunuh eonni. Dan dengan begitu keduanya benar-benar akan lepas dari kemungkinan sebagai penerusnya. Tapi, jika itu benar. Siapa yang akan menjadi penerusnya? Bukankah cucunya hanya mereka berdua? Apakah Heo Joon Wang memang seserakah itu hingga tak ingin melepas posisinya bahkan untuk cucunya sendiri? Atau,.. mungkinkah ada sesuatu yang lain? Apa Heo Joon Wang melakukan ini untuk membuat namanya bersih di hadapan eonni terlepas dari penyebab kematian kedua orangtua eonni yang ia sebabkan? Ahhh,.. tapi dari segala kemungkinan yang ada, nyawa eonni benar-benar terancam. Akan semakin banyak orang yang akan mengincar nyawanya. Tidak hanya kubu Han Seo Jin, tapi juga kubu Heo Joon Wang yang mendukung Heo Yong Min pasti akan melakukan segala cara untuk mengamankan posisinya." Dumel batinnya dengan sesekali memijat keningnya kembali.

###

"Apakah eonni yakin, yang akan menjadi penerus CEO Heo adalah eonni? Setelah eonni seakan diasingkan oleh keluarga eonni sendiri, apakah eonni yakin akan menjadi penerusnya?" "Selama aku berada disini, aku sudah melihat semuanya. Penerus yang dipersiapkan oleh CEO Heo bukanlah eonni. Tapi Heo Yong Min. Maka dari itu, aku memiliki keberanian untuk bertindak. Karena yang kulawan bukanlah eonni."

Ya. Kata-kata Yong Ri Sa beberapa hari yang lalu terus terngiang dalam otak Heo Yoon Woo. Ia terus termenung ketika mengingat ucapan-ucapan yang pernah dilontarkan oleh orang yang pernah ia anggap sebagai sahabatnya itu.

"Mereka menganggapku pengkhianat meski aku tak melakukan pengkhianatan. Tak bolehkah aku melindungi sesuatu yang ku punya? Apa aku harus membiarkan ada nyawa-nyawa yang hilang karena diriku? Tak bolehkah aku melindunginya? Kenapa aku justru dianggap sebagai pengkhianatnya? Siapa yang ingin berada di situasi ini? siapa? Tak ada lagi yang percaya sama aku. Sekuat tenaga aku bertahan diantara kalian. Sekuat tenaga aku menahannya." Ocehan Yong Ri Sa dalam keadaan mabuk pun juga melayang di otaknya. Tidak sampai disitu. Kata-kata, "Jika memang eonni benar-benar mengenalku, aku yakin eonni akan memahamiku." Tak kalah sering bersarang dalam ingatannya.

Dalam keadaan mata tertutup, berulang kali ia menghela nafas pelan. Raut wajah penuh dengan beban fikiran yang juga terpancar dari diri Heo Yoon Woo yang saat itu tengah duduk di bangkunya dengan melipat kedua tangan di depan perutnya.

Disampingnya juga duduk Yong Ri An yang sesekali menengok ke arahnya dengan tatapan heran dan bingung. Tangannya memegang pensil, pandangannya bergantian ia arahkan ke buku yang ada di mejanya dan wajah kekasih yang duduk di bangku sampingnya. Dalam hatinya ingin bertanya pada Heo Yoon Woo. Apakah dia baik-baik saja? Apa yang sedang mengganggu fikirannya? Namun, ia lebih memilih untuk tetap diam tanpa suara.

"Ri An-ah,.. bisa kita bicara berdua sebentar?" ucap Heo Yoon Woo tiba-tiba, sambil berdiri dari tempat duduknya.

Mendengar itu, Yong Ri An langsung menutup bukunya dan ikut berdiri. Ia pun menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan ajakan Heo Yoon Woo.

###

Tak lama berjalan, akhirnya mereka pun berhenti di ruang Gym. Di tempat itu hanya ada mereka berdua yang berdiri di tengah-tengah ruangan. Sesaat ruangan itu sangat sunyi tanpa sedikitpun suara. Hingga Yong Ri An membuka percakapan diantara mereka.

"Apa yang mengganggu fikiranmu, Yoon Woo-ya?" tanyanya lembut.

Heo Yoon Woo mengangkat kepalanya agar bisa menatap lekat mata Yong Ri An, "Apa kamu benar-benar dekat dengan adikmu?"

Yong Ri An mengangkat alisnya karena cukup heran kenapa Heo Yoon Woo tiba-tiba bertanya seperti itu, "Tentu saja. Di dunia ini hanya aku keluarganya, dan hanya dia keluargaku yang tersisa. Kenapa kamu bertanya seperti itu?"

"Sedekat apa kamu dengannya? Apa kalian saling terbuka?"

"Bukankah kamu juga tau, bagaimana hubunganku dengannya? Sedekat apa kami, bukankah kamu juga sudah tau?"

"Lalu,.. itu berarti kamu tau apa yang direncanakan olehnya? Jujur,.. setiap aku memikirkan kata-kata yang diucapkannya padaku, membuatku semakin bingung dengan jalan fikirannya. Sebenarnya dia menganggapku apa? Sahabatnya? Musuhnya? Atau sekedar kekasih dari kakaknya? Aku benar-benar bingung dengan adikmu."

Yong Ri An menghela nafas sejenak sebelum balik bertanya, "Menurut hati kecilmu, dia menganggapmu sebagai apa?"

Heo Yoon Woo terdiam dan mengernyitkan dahinya.

"Aku berharap kamu tidak membencinya. Bukan karena dia adikku. Tapi karena dia sahabatmu, orang yang berusaha melindungimu tanpa kamu sadari." Jelasnya yang sudah tak tahan untuk menyembunyikan hal yang ia simpan selama ini.

Deg,.. sesaat jantung Heo Yoon Woo seakan berhenti sejenak ketika mendengar kata-kata 'melindungimu tanpa kamu sadari'

"A--apa maksudmu? Melindungiku? Bagaimana bisa? Selama ini dia seakan menjauhiku dan selalu bertindak sebagai musuhku." Emosinya sedikit naik.

"Sejak dia bergabung dalam Cessa Hotel, sebenarnya ada beberapa hal yang berusaha ia lindungi. Ia melindungi nama yang baru ia dapatkan setelah benar-benar kehilangan identitas lamanya, melindungi kakak yang tak berdaya melawan orang-orang yang membahayakan nyawanya, dan melindungi sahabat yang benar-benar berarti baginya. Selama ini, dia selalu mengingatkanku untuk merahasiakan ini darimu. Tapi semakin lama, kamu terlihat semakin membencinya. Dan karena itulah aku semakin tak tahan melihat kekasihku terus menerus salah paham terhadap sahabatnya yang tak lain adalah satu-satunya keluargaku yang tersisa."

"Jadi itu artinya kamu berpihak pada adik kesayanganmu dibanding kekasihmu?"

"Aku tidak berpihak pada siapapun." Singkatnya sambil merogoh saku seragamnya dan mengeluarkan ponsel yang langsung ia otak atik.

Secepat kilat ia telah menemukan sesuatu yang langsung ia tunjukkan pada Heo Yoon Woo. "Lihatlah! Dan dengarkan baik-baik setiap kata dalam video itu." pintanya.

Heo Yoon Woo langsung fokus pada video yang disuguhkan oleh Yong Ri An dalam ponselnya. Dalam video itu terlihat Heo Yong Min tengah duduk berhadapan dengan Heo Joon Wang di dalam ruang CEO Cessa Hotel.

"Apa harabeoji yakin dengan rencana itu? terus apa artinya kerja kerasku selama ini jika akhirnya posisi penerus harabeoji adalah anak kecil yang bahkan sudah terbuang dari keluarganya?" ucap kasar Heo Yong Min pada kakeknya.

"Jika benar kamu bekerja keras, kenapa kamu bisa kehilangan proyek-proyek besar seperti salah satunya proyek Gangnam? Apa aku masih bisa mempercayaimu? Setelah semakin kuperhatikan kinerjamu benar-benar sangat buruk. Kamu semakin tidak berkutik melawan Yong Ri Sa. Dan,.. mungkin cara yang terbaik untuk melawan si rubah kecil itu adalah menempatkan ular kecil seperti Heo Yoon Woo di barisan depan. Bukankah Yong Ri Sa dan Heo Yoon Woo dulu pernah menjalin persahabatan? Sungguh hal yang mustahil si rubah kecil itu akan tega melawan sahabatnya sendiri."

"Jadi harabeoji sudah tidak mempercayaiku lagi? Terus,.. apa harabeoji yakin Heo Yoon Woo akan terus berpihak pada harabeoji jika kelak dia tiba-tiba mengetahui penyebab kematian kedua orangtuanya dan fakta dirinya yang seakan diasingkan oleh keluarganya sendiri akibat dari perbuatan kakeknya? Aku yakin, dia akan langsung memalingkan dirinya dan beralih menyerang harabeoji. Apa harabeoji yakin akan terus melanjutkan rencana menjadikan dia penerus posisi itu? mungkin ujung-ujungnya, akhirnya nanti anak itu harus menyusul kedua orangtuanya dengan cara yang mungkin akan lebih tragis."

Mendengar kata-kata Heo Yong Min dalam video itu, sontak membuat tangan Heo Yoon Woo lemas. Ia sudah tidak lagi meneruskan perhatiannya pada video yang sebenarnya masih ada kelanjutannya. Tangannya lunglai hingga ponsel Yong Ri An yang ia pegang jatuh dari genggamannya dan langsung ditangkap oleh Yong Ri An dengan sigap. Mulutnya langsung sedikit membuka dan tubuhnya seakan membeku. Matanya tanpa sadar mengeluarkan butiran bening yang langsung membasahi pipinya.

"Ba--Bagaimana mungkin,.. bagaimana mungkin penyebab kematian kedua orang tuaku adalah kakekku sendiri? Dan sekarang sasaran selanjutnya adalah nyawaku?" gumamnya yang sudah tak karuan.

"Tenanglah!" Yong Ri An sambil menepuk-nepuk pelan pundak Heo Yoon Woo.

Pandangan Heo Yoon Woo masih kosong. "Kamu,.. dapat darimana video ini? apa,.. Yong Ri Sa juga sudah tau?" tanpa mengarahkan pandangannya ke Yong Ri An.

"Dia sudah lama tau. Dia yang merekamnya, tak lama sejak dia bergabung di Cessa Hotel dan berhasil mengambil alih proyek Gangnam." Jelasnya pelan.

Kaki Heo Yoon Woo tiba-tiba terasa lemas dan ia pun terduduk seketika di lantai itu. Pandangannya semakin kacau. Airmatanya pun meluncur tanpa aba-aba. Dadanya terasa sesak penuh dengan kemarahan pada keluarganya dan rasa bersalah pada sahabat yang sempat tidak ia percaya. Isakan pun sesekali terdengar setiap kali ia menarik nafas, namun ia masih berusaha tetap tenang. Yong Ri An tanpa ragu langsung berlutut didepannya agar tinggi mereka cukup sejajar. Tangannya terus menepuk-nepuk pundak Heo Yoon Woo untuk menenangkannya.

Kurang lebih 20 menit berlalu, dan merekapun masih di posisi yang sama. Pandangan Heo Yoon Woo pun masih kosong. Sedangkan Yong Ri An hanya menyuguhkan tatapan nanar.

"Apapun yang kamu fikirkan sekarang, aku minta kamu jangan melakukan apapun selanjutnya. Berpura-puralah tidak tau. Yong Ri Sa akan semakin berada dalam kesulitan nantinya jika kamu melakukan sesuatu. Maka dari itu dia sebenarnya memintaku untuk tidak menceritakan hal ini padamu. Dia menghindarimu dan membiarkan kamu membencinya, karena dia berusaha melindungimu. Jika orang-orang mengetahui hubungan dekat kalian, bisa saja mereka langsung memanfaatkannya untuk kepentingan mereka. Seperti halnya mereka memanfaatkan kedekatannya denganku. Dia sangat sering menerima ancaman yang berhubungan dengan nyawaku, dan begitu pula denganku, hingga aku tak dapat melakukan apapun untuk melawan mereka. Tentunya kamu bisa bayangkan, bagaimana jika mereka tau kalian memiliki hubungan dekat? Kemungkinan besar mereka akan bermain-main dengan nyawamu. Itulah yang tidak diinginkan kami dan menjadi alasan kami menutupi hal ini darimu. Kuharap kamu mengerti, Yoon Woo-ya,.." jelas Yong Ri An pelan.

Heo Yoon Woo menghela nafas sejenak untuk lebih bisa mengendalikan dirinya, "Baiklah. Aku akan berpura-pura tidak tau. Dan aku akan mengikuti permainan mereka. Sama seperti ular kecil yang diam-diam menyusup, kemudian tiba-tiba memberikan gigitan mematikan untuk mereka. Bukankah itu julukan yang diberikan oleh kakekku? Ular kecil, sepertinya memang cocok untukku." Ucapnya yang membuat Yong Ri An terhenyak dan mengangkat alisnya.

"Itu akan sangat berbahaya Yoon Woo-ya,.. apa kamu tidak berfikir bagaimana cemasnya aku ketika harus melihat kedua orang yang kusayangi menempatkan dirinya dalam bahaya?"

Heo Yoon Woo menatap Yong Ri An, "Aku akan hati-hati. Jadi kamu tenang aja! Ini memang terlihat sangat berbahaya. Tapi aku juga akan berusaha melindunginya, sama halnya dia melindungiku." Yakinnya dengan berusaha menyuguhkan senyuman namun tetap tak mampu cukup lebar.

###

Siswa siswi SMA Meongso langsung berhamburan ketika bel jam pelajaran telah usai. Ada beberapa siswa-siswi yang langsung pulang dan ada lebih banyak juga yang masih menetap di lingkungan sekolah untuk melakoni kegiatan selanjutnya seperti kegiatan ekstrakurikuler ataupun kegiatan tambahan pelajaran di kelas mereka. Yah,.. seperti biasa Yong Ri Sa selalu pergi lebih awal dibanding teman-teman sekelasnya yang masih mengikuti tambahan pelajaran untuk persiapan ujian akhir dan ujian masuk perguruan tinggi. Semua penduduk sekolah sudah mengetahui dan memaklumi kesibukan Yong Ri Sa yang diberikan tugas khusus oleh direktur mereka. Sehingga meskipun ia tidak pernah mengikuti tambahan pelajaran, mereka tak ada yang berinisiatif untuk mengajukan protes.

Yong Ri Sa yang sudah mengenakan tasnya, baru keluar dari kelas 3-1 sambil membenarkan posisi jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Ia berjalan di lorong SMA Meongso dengan cukup santai meski senyuman tidak tampak dari wajahnya. Wajah datar tanpa ekspresi ia suguhkan saat itu. Langkah demi langkah ia lalui, hingga ia telah sampai di gerbang SMA Meongso. Tiba-tiba ada suara yang cukup ia kenal memanggilnya dan langsung membuatnya mengarahkan perhatiannya pada sumber suara.

"Yong Ri Sa-ssi,.. saya akan mengantarkan anda. Silakan masuk!" ucap Sekretaris Park sambil membukakan pintu belakang mobil warna hitam yang merupakan salah satu milik Han Seo Jin.

Yong Ri Sa cukup bingung melihat sekretarisnya sudah berdiri didepan gerbang sambil membukakan pintu untuknya, "Bukankah aku tidak minta untuk dijemput? Kenapa tiba-tiba,.."

"Direktur Han yang memintanya. Beliau meminta saya mengantar anda ke Hong Diamond untuk menggantikannya dalam pertemuan manajemen Hong Diamond yang akan diadakan satu jam lagi."

Mendengar itu, dengan perasaan berat hati akhirnya ia pun masuk ke mobil.

"Jinja,.. kukira hari ini akan jadi hari istirahatku karena Cessa Hotel tidak mengadakan pertemuan. Ternyata ini malah dilimpahi kerjaan baru di Hong Diamond. Huhhh,.." gerutunya pelan kala baru duduk di kursi belakang sambil melipat kedua tangannya di depan perut tanda ia cukup sebal saat itu.

Ketika sekretaris Park baru menyalakan mobilnya, Yong Ri Sa bertanya, "Apa hari ini Direktur Han datang ke Cessa Hotel?"

"Ne." jawabnya singkat sambil menjalankan mobilnya.

"Apa yang dilakukannya disana?"

"Direktur Han hanya memeriksa laporan di meja anda dan meminta saya langsung menjemput anda. Apa anda sebelumnya tidak diberitahu

You are reading the story above: TeenFic.Net