#Part 17 (Retak)

Background color
Font
Font size
Line height

"Kamu tidak mengenalkan diri pada kami?" sindir Choi Moo Gak pada siswi baru itu.

Mendengar itu, ia langsung merasa tidak enak dan langsung berdiri dengan diikuti menunduk sejenak kemudian menegakkan kembali kepalanya tanda menghormati orang yang ada didepannya. "Naneun Hwang Hae Ra ieyo (nama saya Hwang Hae Ra). Saya pindahan dari Malaysia. Senang berteman dengan kalian."

"Duduk saja, ngapain berdiri?" ucap Heo Yoon Woo.

"Jadi kamu sekelas dengan Yoon Woo dan Ri An?" tanya Choi Moo Gak sambil menyantap makanannya.

Hae Ra hanya menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan.

"Jadi aku harus memanggil dengan sebutan eonni?" celetuk Yeom Mi.

"Tentu saja." Sahut Moo Gak yang duduk didepan Yeom Mi.

"Jika eonni bisa masuk di SMA Dongjo, berarti eonni jago dalam bidang olah raga. Eonni punya spesialisasi di bidang apa?"

"Karate. Dari kecil aku sudah masuk ke dunia karate."

"Ahhhh,... berarti akan sangat cocok bertemu dengan Lee Ri-- emm,.. maksudku Yong Ri Sa." Ucap Heo Yoon Woo dengan sikap sedikit dingin, yang langsung membuat Yong Ri An menoleh kearahnya.

"Yong Ri Sa? Nugu? (siapa?)" tanya Hwang Hae Ra seraya menyebar pandangannya ke orang-orang yang semeja dengannya dengan harapan segera menerima jawaban.

"Adiknya Yong Ri An. Si jenius yayasan Jinhyang. Itulah julukannya." Jawab Choi Moo Gak.

"Jangan pernah memancingnya untuk menggunakan karate lagi." Tegur Yong Ri An.

"Arasseo. (baiklah)" sahut Hwang Hae Ra pelan sambil kembali menyantap menu makan siangnya.

"By the way,.. kemana dia? Apa dia nggak akan makan siang lagi?" tanya Choi Moo Gak sambil masih berusaha menutupi rasa khawatirnya.

"Kenapa malah oppa yang tanya? Bukankah yang berada satu kelas dengannya sekarang adalah oppa." Yeom Mi merasa cemburu atas perhatian Moo Gak pada Ri Sa.

"Ri Sa-ya!" panggil Yeom Mi kala melihat Yong Ri Sa berjalan tak jauh dari meja mereka sambil membawa sebuah nampan makan siang.

Mengetahui panggilan sahabatnya, Yong Ri Sa langsung tersenyum dan berjalan mendekat ke meja itu. Namun saat Heo Yoon Woo merasa Yong Ri Sa sudah semakin dekat dengan mejanya, ia langsung ancang-ancang akan beranjak dari tampat duduknya.

Yong Ri Sa yang menyadari sikap Heo Yoon Woo, langsung menghela nafas berat dan berkata, "Eonni tak perlu pergi. Aku bisa duduk di tempat lain." Dan langsung melewati meja yang ada sahabat dan kakaknya itu.

"Sampai kapan kamu akan seperti ini padanya?" tegur Yong Ri An pelan pada Heo Yoon Woo.

"Bela saja adikmu, jika memang kamu ingin aku membencimu juga." Ancam Yoon Woo pelan.

Ancaman Heo Yoon Woo langsung membuat Yong Ri An tambah galau harus berpihak pada siapa saat itu.

"Sepertinya keadaannya lebih buruk dari yang kukira. Aku semakin tak bisa membiarkan Ri Sa sendirian kali ini." Batin Choi Moo Gak sambil memandang punggung Yong Ri Sa yang sudah duduk sendirian di meja dengan jarak satu meja didepannya sambil menyantap makanannya.

Ketika akan ancang-ancang berdiri, Choi Moo Gak melihat Kang Jung Tae datang bersama teman-teman gengnya yang langsung duduk di sekeliling Yong Ri Sa. Hal itu membuatnya mengurungkan niat untuk menghampiri Yong Ri Sa. Ekspresi kecewa terlukis jelas pada wajah Choi Moo Gak saat itu. Ia merasa kecewa pada dirinya sendiri karena tak dapat berbuat apa-apa untuk membantu meringankan beban orang yang sangat dikasihinya itu.

Sementara itu, Yong Ri Sa yang duduk bersama geng Kang Jung Tae merasa sedikit tidak nyaman. Karena memang itu adalah pertama kalinya mereka semua berkumpul satu meja setelah sebelumnya sering ribut adu tenaga setiap kali bertemu.

"Apa yang kalian lakukan? Disana masih banyak meja kosong. Ngapain kalian disini?" Ucap Ri Sa kasar.

"Hanya ingin makan bersama sepupu baruku. Apa aku salah?" Ledek Kang Jung Tae.

Tak ada tanggapan dari mulut Yong Ri Sa. Ia hanya menyantap menu makan siang yang ada didepannya itu.

"Mana sahabat dan kakakmu? Apa kamu benar-benar sudah dibuang sama mereka?" Sindir Yook Ji Hyuk dengan suara lantang, yang saat itu duduk berhadapan dengan Yong Ri Sa sehingga pandangannya dapat leluasa mengarah ke meja Choi Moo Gak dan lainnya.

"Kamu bisa diam nggak?" tegur Yong Ri Sa sedikit terpancing emosi.

"Sorry,.." ucap Yook Ji Hyuk pelan sambil meraih gelas air minum yang ada didepannya kemudian langsung meneguknya.

Drt drt,.. drt drt,.. drrt,.. suara getar ponsel Yong Ri Sa yang ia taruh di meja depannya yang membuat tangannya langsung meraih ponsel itu dan melihat siapa yang tengah menelponnya. Dan ternyata tertulis 'Sekretaris Park'. Dengan santai Ri Sa mengangkat panggilan itu.

"Yoboseyo,.. (hallo)" ucapnya.

Selama beberapa saat ia hanya diam mendengarkan kata demi kata yang diucapkan oleh Sekretaris Park dan tiba-tiba wajah Ri Sa berubah lebih serius, "Mwo? Bukankah rapat itu dijadwalkan jam 5 sore nanti? Bagaimana bisa tiba-tiba dimajukan? Aisshh,.. ye ye, arasseo-yo. (ya ya, aku mengerti)." Ucapnya sebelum menutup panggilan dan kemudian langsung melihat jam yang ada di ponselnya yang menunjukkan pukul 11.45.

"Aisshhh,.. jinja (yang benar saja). 45 menit lagi? Perjalanan kesana saja paling cepat 30 menit. Itupun kalau tidak macet. Aissshhh,..." gumamnya sangat kesal dan langsung berdiri sambil mengangkat nampannya.

"Odi? (mau kemana?) Kenapa tidak makan lagi?" tanya Kang Jung Tae dengan mendongakkan kepala ke arah Yong Ri Sa, setelah melihat isi nampan Yong Ri Sa yang masih tersisa lebih dari tiga perempatnya. Bahkan seperti belum tersentuh sama sekali.

"Ada urusan mendadak. Bye,.." singkat Ri Sa dan langsung melenggang pergi.

Yook Ji Hyuk berusaha menahan tawanya ketika melihat ekspresi Kang Jung Tae saat menatap Yong Ri Sa. "Sepertinya itu bukan tatapan perhatian kepada seorang sepupu deh,.. xixixixi. Jadi kamu sudah benar-benar luluh padanya?" ledeknya.

"Jangan asal bicara deh!" tegur Kang Jung Tae dengan kembali fokus ke makanannya.

"tu kan,.. wajahmu aja tidak seperti biasanya. Masih mau mengelak?" selidik Ji Hyuk.

Dan ternyata tak ada respon nampak dari diri Kang Jung Tae.

Heo Yoon Woo terus berjalan menghindari Yong Ri An yang terus mengikutinya dengan langkah cepat. Kakinya terus melangkah semakin cepat dan semakin cepat ketika mengetahui Yong Ri An semakin mempercepat langkah kakinya. Saat itu Heo Yoon Woo memang dalam kondisi labil dan mudah tersulut emosi terutama jika itu menyangkut tentang perseteruannya dengan Yong Ri Sa. Ketika sampai di lorong antara gedung SMA Meongso dan SMA Dongjo, Yong Ri An berhasil meraih tangan Heo Yoon Woo yang langsung membuat langkah kakinya berhenti meski masih memunggunginya.

"Sampai kapan kamu akan terus seperti ini? ini seperti bukan dirimu, Yoon Woo-ya." Ucap lirih Ri An.

"Memangnya seperti apa diriku? Inilah aku. Apa kamu menyesal mencintaiku setelah mengetahui diriku sebenarnya?" membalikkan badannya.

"Aku tidak bisa menyesali kemana arah hatiku berlabuh. Yang aku sesali adalah keretakan persahabatanmu dengan Ri Sa. Kamu tidak seharusnya membencinya seperti ini. Dia memiliki alasan. Semakin kamu seperti ini, aku semakin merasa bersalah padanya. Tolong buang jauh-jauh kebencian itu."

"Kenapa harus kamu yang merasa bersalah? Dia sendiri yang memilih berkhianat." Suara semakin meninggi.

"Kamu salah. Dia tidak sedikitpun ada niat mengkhianatimu. Dia berada dalam posisi ini karena aku. Karena aku dia harus menerima cap sebagai pengkhianat sahabatnya sendiri. Karena aku telah---" ucapannya terpotong oleh suara lantang Ri Sa yang berada dibelakangnya.

"Oppa! Jangan katakan apapun!" tegur Ri Sa yang berjalan mendekat ke Ri An dan Yoon Woo.

"Biarkan saja seperti ini. Jika memang eonni benar-benar mengenalku, aku yakin eonni akan memahamiku." Ujarnya pelan dengan menatap Ri An dan kemudian mengalihkannya ke Yoon Woo.

Heo Yoon Woo hanya mengernyitkan dahinya dan terus memutar otaknya agar dapat memahami kata-kata yang diucapkan Yong Ri Sa. Namun semakin ia berfikir, ia semakin tak mengerti dan justru kelabilannya lah yang berkuasa. Di sisi lain, Yong Ri An semakin merasa bersalah pada adiknya karena tak mampu melakukan apapun untuk membantunya.

Merasa tak ada respon lagi dari Yong Ri An dan Heo Yoon Woo, Yong Ri Sa pun langsung melangkahkan kakinya pergi dari hadapan mereka.

"Ri Sa-ya! Kamu mau kemana?" tanya Ri An ketika melihat Ri Sa mengenakan tas ranselnya.

Ri Sa langsung menoleh dan berkata, "Oppa fokus saja dengan proses rehab. Ukirlah prestasi kembali. Itulah yang bisa oppa lakukan untuk membantuku." Kemudian langsung melenggang pergi dari kawasan wilayah yayasan Jinhyang.

Yong Ri An hanya diam dalam kegelisahan dan rasa bersalah yang semakin membesar. Di sisi lain, Heo Yoon Woo juga hanya diam membisu sambil terus memandang punggung Yong Ri Sa yang semakin menghilang dari pandangannya.

>> Part 18

You are reading the story above: TeenFic.Net