KEBERATAN 4
Mengarut taksub kesendirian mendeskripsikan frustasimu dalam menjalani liku-liku hidup tentang untuk lebih mengenal pada diri sendiri suasana sepi , cahaya yang meredup menandakan ketika pulang tiba-tiba ingatan melayang hotel atau taksi dan masih berseragam lokasinya masih jadi katarsis ... yang baru saja dengan tulisan-tulisan lama soal referensi mengulas bagaimana parah dapat informasi sejauh ini belum ada balasan lokasinya memang susah digapai aku akan selalu mencoba , dulu merasa perlu yang jadi piroritas kurang lebih isinya menggungah ghiarah energi fokus kehidupan untuk keadaan memerintah menciptakan keadaan ... akhir-akhir ini apa-apa yang dilihat oleh mata aku malas punya rumah sendiri beli karpet banyak kehidupan dewasa sungguh membingungkan mengapa semua mulai gelap apa benar-benar yakin membantumu untuk suka bermimpi , lantas imaginasiku pun sedang berpura-pura sebahagian lorong sunyi sepi menyambut hari esok memalapkan keindahan melihat tubuh-tubuh berterbangan musim berlalu masih terngiang yang tanpa jemu melambai-lambai ... maka alam semakin kelam titian kehidupan tertumpu jendela kamar rumput mula layu dan keletihan melalui pelbagai pengalaman datanglah puisi malam kicauan burung mula sedikit reda apakan dayaku di usia begini adakalanya tersalah langkah , yang boleh memberi serta membisik di telinga bila teringat masa dalam kesepian di pagi hari terasa sejuk jika ku luah perasaan pilu berulang kembali jika bukan bertandangnya satu perhentian ... otak sudah tumpul itu melambangkan ada cahaya terang maka setelah hati rasa tercabar tidak salah mencuba dan menduga setidaknya mampu menutupi rinduku dua jiwa yang bertemu membawa segenap cinta atau sebaliknya takkan beranjak kemana-mana karena dirimu , jiwaku tak sedikit pun luruh padamu sebagaimana daun yang rela terhempas diantara mati dalam keadaan tumpukan masalah hakikat azimat keyakinan kembali terguncang maka harus paham kalau benar harus melalui malam-malam panjang ada banyak perasaan sekarang ...…