Nucleus(2)

Background color
Font
Font size
Line height

Warning: budayakan vote sebelum membaca dan komen setelah membaca....^^>>!!!



Mereka akhirnya menggunakan serum tersebut dan masuk ke mimpi tingkat selanjutnya.

Disitu nampak Jipan sedang berada di mini bar sebuah hotel bintang lima bersama seorang wanita cantik, setelah berbincang-bincang sekitat 10 menit Jipan pun mengetahui nama wanita itu yakni Angel. Mereka tampak mulai kelihatan akrab dengan sesekali mereka tersenyum.

Di sisi lain tepatnya 10 kursi dari tempat Jipan di disitu ada Poleas dan empat meter di arah kanan Poleas disitu ada Maruli dan Sani yang sedang duduk berdampingan sambil berakting sebagai sepasang kekasih guna untuk menyamar diantara kerumunan manusia-manusia proyeksi.

Poleas akhirnya bangkit lalu menuju ke arah Jipan sambil menyeringai cerdik. "sepertinya dia tidak mengingat apa yang terjadi pada mimpi sebelumnya. Ini kesempatan bagus".
"ehm maaf, bolehkah saya bergabung kebetulan saya ingin berbicara berdua dengan Jipan" kata Poleas pada wanita itu.
"Oh tentu saja boleh, i will go. Sampai nanti" kata wanita itu dengan senyuman lalu berdiri dan pergi dari tempat itu. Beberapa detik Jipan masih menatap kepergian wanita itu lalu menatap pria di depannya itu sambil mengkerutkan keningnya.
"Sepertinya anda salah orang, saya tidak mengenal anda dan juga punya urusan dengan anda"
"bodoh... tentu saja aku punya urusan denganmu" batin Poleas. "Begini saya dari intelejen rahasia yang di tugaskan untuk melindungi anda saat ini anda sedang dalam bahaya karena ada suatu organisasi yang mencoba mengekspos dan mengekstrak info yang ada di otak anda".

"bahaya? apa anda tidak melihat saya baik-baik saja, apalagi saya berada di mini bar sebuah hotel dengan kerumunan banyak orang seperti ini".
Sambil memegang bahu Jipan "saya tidak bohong, begini coba anda ingat bagaimana anda bisa ada di hotel ini?" sambil tersenyum.
"itu...." seraya berpikir keras
"Anda tidak ingatkan, jadi begini anda sedang berada di dalam mimpi karena anda telah di bius dengan serum yang kuat. Anda telah di bius sehingga memasuki mimpi pertama lalu anda di bius lagi dan masuk pada tingkat mimpi kedua".
"ah itu...aku ingat bahwa aku sedang dalam pesawat tapi itu agak samar-samar" dengan memejamkan mata sambil memegang kepalanya sendiri.
"Gawat....mereka mulai menyadarinya".

Tiba-tiba kerumunan orang tersebut nampak diam lalu dengan serentak mereka mulai menengok kesana kemari.
"ada apa dengan mereka semua?" tanya Sani sambil berbisik.
"itu karena Poleas mencoba menyadarkan sang korban bahwa dia sebenarnya berada di dalam mimpi dan itu memicu reaksi terhadap proyeksi sehingga mereka mulai mencari keberadaan korban. Kita harus mengalihkan perhatian mereka" jawab Maruli dengan berbisik juga. Maruli mulai mengeraskan suaranya lalu menyanyikan lagu romantis lalu memegang tangan Sani sambil mengucapkan kata-kata romantis lalu mereka berpelukan dan setelah itu beranjak dari tempat itu.
"Rencana berhasil, sepertinya mereka berdua bisa jadi aktor" Poleas tersenyum.
Kerumunan orang pun kembali normal.

Poleas akhirnya mengajak Jipan pergi dari mini bar itu. Disisi lain wanita yang tadi bersama Jipan nampak sedang berdiri depan lift dan setelah terbuka ia masuk lalu bertemu Boram.
"Hai" senyum wanita itu.
"siapa ya? Sepertinya kita tidak saling kenal" Boram mengernyit.
Wanita itu pun langsung maju dan mengalungkan kedua tangannya pada Boram dan lantas ia kebingungan.
"Tapi aku mengenalmu"
"kau salah orang, siapa kau sebenarnya?".
Wanita itu pun membisikkan sesuatu ditelinga Boram.
"Aku ini Dimel bodoh".
Sontak Boram kaget lalu mendorong wanita itu. Wanita itupun berubah menjadi Dimel hanya dalam dua detik.
"sialan kau" menatap Dimel dengan jijik.
"Wkwkwkk......gue cuma ngetes doank kok kau kan mata keranjang".
" cih...dasar, jadi gimana rencananya?"
"Successful" kata Dimel sambil mengangkat jempolnya.
"Wauw...rencana selanjutnya apa?".
"Oke, karena efek serum itu Jipan tidak mengingat apa-apa jadi Poleas akan memberikan kebohongan agar ia percaya dengan kita. So listen to me, kita berdua akan pergi mencari Paman Jipan yang bernama Lionil Jordan untuk menjadikannya kambing hitam".

Pintu lift pun terbuka dan mereka berpencar.

Poleas dan Jipan tergesa-gesa berjalan di koridor hotel, nampak dua orang berpakaian hitam mengikuti mereka berdua. Memori Jipan Friks tanpa sadar memiliki pertahanan yang tidak mudah di tembus dan ditambah lagi dengan sang korban telah mengetahui dirinya sedang bermimpi itu memicu para proyeksi untuk bergerak mencari sang korban.

Ini gawat...

Poleas dkk belum menyelesaikan misi ditambah pertahanan memori Jipan dan sekarang para proyeksi sedang bergerak yang mungkin mereka menggunakan senjata.

" Maruli gue butuh bantuan" kata Poleas lewat earphone.
"Baik gue tunggu di dalam toilet".
Poleas dan Jipan mempercepat langkah mereka menuju toilet. Pintu pun dibuka dan mereka masuk. Mungkin sekitar dua menit orang yang mengejar mereka akan masuk.

Poleas mencoba menenangkan Jipan dan menyuruhnya untuk mengingat pasword brangkas ayahnya dengan alibi untuk membantu mengambil isi brangkas tersebut sebelum dia dicelakai.
"Hahhh sangat sulit, ayahku tidak memberitahuku paswordnya".
"Cobalah mengingatnya, mungkin secara tidak langsung ia memberimu sebuah kata-kata, teki-teki atau bahkan nomor-nomor".
Jipan masih berusaha mengingat apa saja yang berhubungan dengan ayahnya soal brangkas itu
"Wait......sepertinya aku mengingat sesuatu" kata Jipan dengan ekspresi berpikir keras

Brakkkk!!!...

Pintu terbuka secara paksa dan dua orang yang mengejar mereka masuk sambil menodongkan pistol kearah Poleas dan Jipan.

"Damned...!!" umpat Poleas.

Boram tengah memasuki auditorium yang sepenglihatannya banyak sekali orang dengan sebagian besar para pebisnis. Ia berjalan dengan santai sambil matanya bergerak kesana kemari guna menemukan seseorang yang dia cari.
"Bingo...itu dia orangnya" dengan tersenyum. Tepat pada saat ia ingin mengambil minum ia menemukan orang yang ia cari yang ternyata sekitar sepuluh meter darinya.
Lionil. Dia sedang berbicara dengan seorang wanita yang cantik

"Pak Lionil" sapa Boram.
"Iya anda dengan siapa" tanya Lionil dengan menaikkan satu alisnya.
"Saya Boram temannya Jipan, saya ingin berbicara dengan anda sebentar. Apa anda punya waktu?".
"Baiklah tapi saya masih berbicara dengan rekan saya"
Sontak Boram memalingkan wajahnya untuk melihat wanita itu dan betapa kagetnya saat melihat wanita itu
"Dimel..???... Ouhh jadi dia menyamar jadi wanita yang tadi. Ceridik dan licik memang nih kampret satu". Batin Boram.

Boram langsung menggandeng wanita itu.
" tidak apa-apa saya sudah kenal baik dengan dia, jadi ayo kita pergi ketempat yang lebih nyaman untuk berbicara" ajaknya dengan senyuman ramah.
Ada ekspresi bingung yang terpatri diwajah Lionil dan wanita itu.
"Tidak ada yang salah bukan, secara wanita ini adalah Dimel. Ouhh atau mungkin dia bingung bagaimana aku mengenal Dimel dan Dimel pun juga hanya akting dengan kebingungannya".

"Pak Lionil" sapa seseorang dari belakang. Mereka bertiga menoleh kebelakang dan ternyata.....

"Dimel????....." kaget Boram.

"Saya sudah mencari anda karena ada yang perlu dibicarakan. Kebetulan dia teman saya" kata Dimel. "Boram stupid".

"astaga maaf seperti saya telah salah mengenali orang hehehe. Jadi mari kita pergi" ajak Boram.

Mereka pun beranjak dari tempat itu.

You are reading the story above: TeenFic.Net