ㅡ lil brother, park jisung.

Background color
Font
Font size
Line height

Aku membuka mata perlahan lalu mengintip keadaan di luar lewat celah gorden, terlihat langit yang masih gelap karena matahari belum menampakkan dirinya.

Kulirik jam digital di samping lampu tidurku, jam itu menunjukkan angka 04:02. Aku yang memang sudah niat bangun jam segini pun langsung bergegas mandi dengan mata yang super mengantuk dan nyawa yang masih setengah terkumpul.

Bagaimana tidak? Karena tugas kuliah ditambah menunggu adikku pulang, aku baru bisa tidur sekitar jam 3 pagi. Itupun belum semua tugasku selesai.

Aku tinggal berdua dengan adikku, orang tua kita ada di rumah yang di Daejeon sedangkan kita pindah ke apartemen yang di Seoul.

Lebih dekat dengan kampus sekaligus agensi tempat adikku bernaung.

Biar aku perkenalkan adikku ya. Namanya Park Jisung, merasa tidak asing?

Iya, member termuda NCT.

Dan aku kakaknya. Oh lebih tepatnya hidden noona sih karena tidak banyak yang tau mengenai aku.

Jarak umur kita tidak terlalu jauh, aku seumuran dengan Jaehyun dan Winwin.

Kita sudahi dulu sesi perkenalannya, sekarang aku sudah selesai mandi dan sedang memasak nasi. Selagi menunggu matang, aku lanjut membersihkan apartemen sampai alarmku berbunyi tepat jam 5 pagi.

Alarm itu bertujuan mengingatkanku untuk membangunkan Jisung.

Aku mengetuk pintu kamarnya, "Jisung!"

Karena tidak kunjung dijawab, aku membuka pintu sedikit.

Sebenarnya aku tau kamarnya tidak pernah dikunci kalau dia sedang pulang. Tapi walaupun begitu, aku tidak boleh sembarangan masuk.

Jisung sudah 17 tahun, siapapun yang diharuskan mengetuk terlebih dahulu. Itu peraturan yang aku buat untuk siapapun yang ada di sini, tidak terkecuali aku dan orang tua kita.

Apalagi kalau kita berdua pulang ke rumah yang di Daejeon lalu saudara kita datang berkunjung dan menginap, peraturan itu sangat diberlakukan.

Begitu aku masuk, dia masih tertidur lelap tertutup selimut.

"Jisung, ayo bangun," ujarku sambil mengelus kepalanya.

Jisung hanya bergerak sedikit lalu menutupi dirinya dengan selimut lagi. "Sebentar kak, Jisung masih ngantuk"

"Kakak tau, tapi kamu ada latihan jam 7 pagi. Ayo sayang, nasinya udah matang nanti kakak bikinin nasi goreng deh," bujukku.

Aku meletakkan tangan di belakang pungungnya untuk membantunya duduk. Pandanganku teralihkan ke arah meja belajarnya, buku bukunya berserakan.

Sepertinya sepulang dia dari latihan semalam, dia belajar dulu baru tidur. Kasihan, dia jadi kurang tidur padahal jadwalnya padat

Aku merapihkan bukunya dan menyusunnya di rak. Begitu aku berbalik, dia masih duduk dengan mata terpejam.

"Ih masih merem, ayo mandi. Nanti terlambat," aku mencubit pipi kanannya. "Ayo dong jagoan kakak"

"Jisung belum siap siap ih kak, Jisung tuh masih mau tidur." ujarnya.

"Keperluan kamu kakak yang siapin, sekarang kamu mandi aja dulu abis itu sarapan," aku menarik tangannya.

Akhirnya setelah aku bujuk selama 15 menit, dia bangun dan sekarang sedang mandi.

Saat aku menaruh telur mata sapi diatas nasi gorengnya, Jisung keluar kamar lengkap dengan pakaian rapi dan juga ransel hitamnya.

"Kamu berangkat sama siapa?" tanyaku sambil membawa piring berisi nasi goreng ke meja.

"Nggak tau kak, kayanya aku nggak bareng Mark hyung deh," dia menarik kursi dan memakan sarapannya.

"Yaudah tunggu, kakak aja yang anter kamu." Dengan begitu, aku pergi ke kamar dan berganti baju.

Aku mengambil kunci mobil lalu keluar menuju parkiran disaat Jisung mengikat tali sepatunya.

Sekarang pukul setengah 7, yah kalau tidak macet sih pasti bisa tepat waktu

Aku menyalakan mesin, dan memastikan tidak ada barang Jisung yang tertinggal lalu berangkat mengantar adik.

Disinilah kami sekarang, SM basement carpark. Jisung sedang ada jadwal latihan untuk comeback nya pagi ini, belum lagi nanti malam dia kembali latihan untuk suatu acara.

Aku mematikan mesin mobil lalu membuka pintu dan berjalan ke dalam gedung. "Kak, nanti malam Jisung latihan lagi" ujarnya.

"Oh, oke." jawabku singkat

"Jangan nungguin Jisung lagi ya," sambungnya.

"Kalau kamu pulang kemaleman?" tanyaku balik.

"Ya Jisung nginep aja di dorm ketimbang harus bangunin kakak," katanya santai.

Aku mengelus kepalanya, "kakak masih bangun adek, udah kebiasaan kakak nungguin kamu pulang, gimana dong?"

"Ya abisnya Jisung nggak tega liat kakak suka tidur malem gara gara Jisung," ujarnya sedih.

Aku hanya tertawa. "Nggak apa apa, kakak juga punya tugas. Sekalian ngerjain."

Sesampainya di ruang latihan, ternyata yang lain sudah sampai duluan. Untung saja Jisung tidak terlambat, aku pamit pada Jisung dan kembali ke parkiran.

Aku menjalankan mobil ke arah kampus, aku punya kelas pagi hari ini.

Karena jarak yang cukup jauh, kira kira aku sampai kampus pukul 8, sedangkan kelasku mulai sekitar pukul 9 pagi. Karena belum sarapan, aku memutuskan mencari sarapan dulu.

Sekarang aku sudah di dalam kelas, tadi hampir saja aku terlambat kalau aku tidak lari. Yah hitung hitung olahraga sehabis makan.

***

Kelas pertama telah selesai pukul setengah 12 siang tadi dan kelas kedua akan dimulai pukul 3 sore. Ketika membuka ponsel, aku menemukan sebuah pesan dari Jisung

Adek bayi👶🏻

|Kak, udah makan belum?
|Jisung lagi main di sekitar kampus kakak nih, sama Winwin hyung juga😏
12:16


Belum, kenapa?|
Kamu bukannya latihan?
Kok jauh banget
mainnya sampai sini?|
Kenapa ada Winwin juga?|
12:18

|Jisung lagi istirahat kak, tadi Winwin hyung traktir Jisung makan siang.
|Udah jam makan siang juga
jadi Jisung sekalian beli buat kakak.
|Kenapa emang kalau ada Winwin hyung? Hayooo
12:21

Ya nggak apa apa sih|
Kamu beliin kakak makanan
pakai uang Winwin ya?|
12:21

|Enak aja, Jisung beli pakai
uang Jisung sendiri tau ㅠㅠ
12:22


Iya deh maaf ><|
12:23

|Karena Jisung sayang kakak
jadi dimaafin
12:25

|Kakak ada dimana?
|Jisung udah sampai nih
12:34


Kakak di kantin fakultas|
Kamu tau kan dimana?|
12:35

|Iya kak, kita kesana sekarang
12:37

Sambil menunggu Jisung, aku memesan minuman dulu. Tidak lupa memesankan jus semangka untuk Jisung dan Winwin karena cuacanya sedang panas.

Tak lama setelah minuman datang, aku melihat dua orang memakai masker berjalan menghampiriku.

"Kakak!" ucap Jisung riang dan memelukku.

Aku mengusap rambut oranye nya. "Kamu kaya nggak ketemu berapa tahun aja sih."

Dia memberiku kantong plastik yang ia bawa, "ini kak makanannya."

"Padahal aku udah kenyang liat rambut kamu yang kaya jeruk." Aku menggodanya karena rambut dia yang berwarna oranye seperti jeruk

Jisung cemberut, aku hanya tertawa sambil menerima kantong makanannya. "Makasih ya, sayang." aku mengecup kepalanya.

"Ini minumannya, capek ka jauh jauh ke sini." Aku mempersilahkan.

"Wah jus semangka, tau aja lagi panas begini." ujar Jisung langsung meminum minumannya.

Aku membuka makanannya, ternyata dia membelikan nasi goreng kimchi dan kimbap kesukaanku. Sebenarnya aku lapar, tapi aku tidak enak pada mereka.


Masa aku makan sendirian?

"Makan aja, kita udah makan kok tadi." kata Winwin seolah bisa membaca pikiranku.

"Kalian kalau mau jajan, beli aja ya. Makanan kantin juga enak kok, tapi ya gitu, mahal." ujarku cengengesan.

"Yaelah kak, beres sama Winwin hyung mah," ujar Jisung santai

"Kamu kalau mau jajan pake uangmu lah, punya uang juga." tegurku bercanda.

Winwin hanya tersenyum melihat pertengkaran kakak beradik yang ada di hadapannya ini

"Nggak apa apa, mahal kalau enak mah setimpal." kata Winwin yang membuat Jisung menjulurkan lidah meledek.

"Kamu kok belain dia?" kataku sambil cemberut.

"Jangan cemberut ah, nanti cantik nya ilang," ujarnya. "Makanannya dimakan, nanti dingin."

Akupun memakan makan siang yang dibawakan Jisung. Walaupun sama sama nasi goreng kimchi, tapi kali ini rasanya spesial. Karena Jisung membeli ini dengan uangnya sendiri, uang hasil kerja kerasnya.

"Kakak ada kelas lagi nggak abis ini?" tanya Jisung.

Aku mengangguk, "habis ini ada 2 kelas lagi sih." Dia hanya mangut mangut.

"Kenapa? Mau dijemput?" tanyaku dan dia menggeleng. "Eh tapi liat nanti deh," ralatnya.

Aku minum setelah makan dan membereskan bekas makananku. Tiba tiba aku merasakan tangan Winwin menyentuh daguku.

"Makannya kaya anak kecil, berantakan," ucapnya namun mampu membuat jantungku olahraga.

"Duh hyung jangan gitu, kakak tuh hatinya lemah, nanti dia baper Jisung yang repot." mulut Jisung licin sekali.

Aku mencubit pipinya. "Kamu tau apa sih, mana ada kakak baper." Dia mencibir.

"Heh adek, kamu semalem nggak langsung tidur ya?" tanyaku

Dia menggeleng, "Jisung belajar dulu baru tidur, minggu depan ada ulangan harian."

"Kan kamu homeschooling, bisa diundur. Kalau kamu capek, langsung tidur jangan ngapa ngapain lagi. Kamu jadi kurang tidur kan kaya sekarang."

"Besok latihan lagi nggak?" tanyaku

"Nggak, besok sabtu jadi dia libur" kali ini Winwin yang menjawab.

"Kamu?" tanyaku pada Winwin

"Aku tetap latihan, ada kelas tambahan."

"Oh begitu" ucapku. Entah kenapa, aku merasa wajahku memanas. Wajah Winwin sangat tampan, aku tidak bisa.

"Kenapa sih muka kamu merah setiap aku ngomong sama kamu?" tanya Winwin.

Jisung yang mendengar itu langsung beralih dari ponselnya lalu menatapku. Aku hanya bisa menutup wajahku malu.

Jisung tertawa, "hyung, kakak tuh suka sama hyung." ujarnya langsung ke intinya.

Winwin hanya tertawa kecil yang malah membuatnya semakin terlihat lucu di mataku.

"Bukannya kamu bilang dia sukanya sama Jaehyun, Ji?" tanya Winwin pada Jisunh.

"Ih itu mah sukanya sebagai sahabat, kalau sama hyung itu sukanya beda." Jisung menjawabnya dengan semangat.

"Oh begitu, bagus deh." ujar Winwin.

Aku terperanjat mendengar perkataannya. Kepalaku dipenuhi banyak kemungkinan. Aku jadi ge er.

"Loh emangnya kenapa?" tanya Jisung polos. Aduh Jisung bisa tidak sih, tidak usah bertanya?

"Ya nggak apa apa sih," ujarnya sambil meminum jusnya, akupun bernapas lega. "Soalnya hyung juga suka sama kakak kamu"

***

"Kak, malam ini Jisung langsung pulang abis latihan, bisa jemput nggak?" tanyanya di seberang sana.

"Dimana?"

"Di SM"

"Maksud kakak tuh di gedung latihan atau di communication center nya?"

"Oh, di gedung latihannya kak"

Aku tidak langsung menjawab.

Aku masih malu untuk datang ke sana setelah kejadian di kampus tadi, bagaimana kalau nanti aku bertemu dengan Winwin?

"Kak? Bisa nggak? Kalau nggak nanti Jisung pulang bareng Mark hyung"

"Emang Mark pulangnya ke tempat 127?" tanyaku mengingat dorm 127 yang searah dengan apartemenku

"Dia ke tempat Dream" katanya.

"Kamu?"

"Jisung mah pulang kak"

"Kalo gitu nanti biar kakak jemput, kasian Mark harus bolak balik. Jam 9 kan?"

"Iya, nggak usah khawatir ketemu Winwin hyung kak. Dia udah pulang daritadi," ucapnya sambil tertawa.

"Jisung! Yaudah nih kakak nggak jadi jemput deh."

"Ah iya iya kak, Jisung minta maaf. Nanti jemput ya. Bye" ucapnya lalu sambungan terputus

Setelah Winwin bilang begitu siang tadi, Jisung menggodaku habis habisan di room chat, dia baru berhenti setelah aku ancam tidak boleh pulang ke apartemen selama lamanya

Karena aku baru pulang kuliah dan sekarang juga baru jam 7 malam, aku memutuskan untuk mandi dan langsung bersiap siap.

Setelah rapih dan tinggal jalan, aku membuka laptop untuk mengerjakan sebagian tugasku terlebih dahulu di ruang tamu. Menjadi mahasiswa kedokteran bukanlah hal yang mudah, tugas ada dimana mana. Walaupun aku tau aku pasti akan begadang untuk mengerjakannya, tapi tidak salah mengerjakan di waktu senggang, mengurangi beban sedikit

Melihat jam di layar menunjukkan angka 20:25, aku mematikan laptop dan mengambil kunci mobil untuk menjemput adik kecilku

Setelah sampai, aku hanya menunggu di dalam mobil. Ini sudah jam 9 lewat tapi Jisung belum keliatan.

Karena sudah jam setengah 10, aku mengirim pesan padanya.

Adek bayi👶🏻

Adekkkk|
Adek bayiiii|
21:24

|Jisung bukan bayi kak :(
21:25

Yaudah deh adek ganteng|
Lagi ngapain?|
Udah selesai belum?|
21:25

|Udah kak, lagi main sama hyung
|Kakak dimana?
|Kok belum jemput?
21:27

Kakak udah di parkiran nih|
21:28

|Samper Jisung kak, Jisung nggak
mau kesana sendiri. Takut.
21:30

Kenapa nggak bareng yang lain?|
21:31

|Mereka pulangnya masih lama
21:33


Yaudah tunggu kakak|
Kamu di ruang latihan
yang tadi pagi apa dimana?|
21:34

|Udah pindah kak, Jisung di lantai 5
21:35

Setelah melihat balasan Jisung, aku keluar dari mobil dan menuju ruang latihan di lantai 5

Gedung ini masih lumayan ramai kok, apa coba yang ditakutkan Jisung. Ya walaupun di basement tadi memang sepi sih

Begitu lift terbuka, aku mencari ruang latihan yang dimaksud Jisung. Kulihat dari sini Jisung sedang bercanda dengan yang lainnya

Aku melambaikan tangan begitu Jisung melihat ke arah pintu. Aku tidak bisa masuk, ruang latihan yang ini tidak seperti yang tadi pagi, yang ini menggunakan fingerprint.

Kulihat Jisung berpamitan dengan yang lainnya, kemudian dia membuka pintu

"Jisung nya pulang duluan ya" pamitku

"Hati hati kak!" jawab mereka semua

Di mobil, Jisung langsung menidurkan tubuhnya di kursi belakang.

"Jisung nggak duduk di depan ya kak, Jisung mau tidur di belakang," aku hanya membalas dengan anggukan.

"Katanya mau latihan lagi?"

"Nggak jadi," ucapnya sambil menutup matanya dengan tangan.

"Udah izin?" dia hanya mengangguk.

"Capek ya? Nanti sampai apartemen pokoknya langsung tidur," yang dibalas gumaman olehnya.

Sesampainya di rumah, Jisung langsung masuk ke kamarnya. Akupun juga masuk ke kamar dan melanjutkan tugas yang tertunda tadi.

Saat sedang asyik mengerjakan tugas sambil mendengarkan lagu, tiba tiba pintu kamarku terbuka dan Jisung berdiri disana.

Aku melepas earphone ku, "kenapa dek?"

Jisung naik ke atas tempat tidur dan duduk di sebelahku. "Nggak apa apa, Jisung bosen kak."

"Nggak tidur?" tanyaku.

Dia menggeleng, "baru juga jam segini kak" ucapnya yang membuatku mencubit pahanya. Dia mengaduh kesakitan.

"Enak ya ngomongnya masih jam segini, giliran di bangunin pagi aja susah," omelku.

"Jangan dibiasain dek, nggak sehat. Liat tuh mata udah kaya panda."

"Iya iya kak," ujarnya pasrah.

"Kak," panggilnya lagi.

"Hm," jawabku tanpa mengalihkan perhatian dari laptop.

"Lagi ngapain?" dia mengintip.

"Ngerjain tugas," jawabku seadanya.

"Oh"

"Kenapa? Mau ngomong apa?" dia menggeleng, aku kembali mengerjakan tugasku.

"Ehm, kak." panggilnya lagi.

Aku menoleh lagi. "Apa Park Jisung adek kecilnya kakak?" tanyaku gemas karena dia memanggil terus.

"Jisung udah disuruh balik lagi ke dorm Dream kak," jawabnya.

Aku benar benar melepas eraphone ku kali ini. "Kapan?"

"Sebenernya senin sih, tapi besok Dreamies hyung mau pergi jadi Jisung berangkatnya besok," jelasnya. "Nggak apa apa kak?"


"Kok nanya nya begitu? Emang udah disuruh kan, ya nggak apa apa dong."

"Tapi nanti kakak sendirian lagi disini" ujarnya yang cukup menyentuh.

"Udah nggak apa apa, kan kamu juga punya rutinitas sendiri disana. Apalagi mau comeback kan, pasti sibuk"

"Nanti di sana jangan maksain diri ya adik kecil, kalau capek langsung istirahat, jangan bandel. Kakak kan nggak bisa ngatur jadwal kamu kalau disana." Aku menepuk-nepuk puncak kepalanya.

"Tapi di sana Jisung bangun paginya nggak seenak dibangunin kakak," ujarnya.

"Masa kakak tiap pagi kesana buat bangunin kamu doang?" dia cemberut.

Aku terkekeh, "udah ah jangan begitu. Besok hyung kamu mau jemput jam berapa?"

"Nggak tau, kayanya jam 10 deh kak, nanti Jisung bilang hyung soalnya Jisung masih mau istirahat paginya."

Aku mengangguk, "yaudah nanti kakak siapin baju bajunya ya"

"Kak, malam ini Jisung boleh tidur di kamar kakak nggak?" tanyanya.

"Emang kamar kamu kenapa?"

"Nggak apa apa sih, Jisung kan udah lama nggak tidur di kamar kakak."

"Oh begitu, iya boleh," ujarku. "Nanti kalau mau tidur bilang, biar kakak rapihin dulu."

Setelah itu Jisung tidak bicara lagi, dia menatap langit langit dan sesekali bermain ponsel.

Sampai pada akhirnya aku lelah, aku memutuskan untuk menutup laptop dan meletakkannya di meja belajar

Jam menunjukkan pukul 11 malam. Astaga, aku lupa menyiapkan keperluan Jisung. Akupun masuk ke kamar Jisung, mengambil koper dan merapihkan baju bajunya

Sekitar 30 menit, aku sudah selesai mengurus semuanya, jadi besok Jisung tinggal jalan.

Aku kembali ke dalam kamar dan menemukan Jisung sudah tidur dengan posisi yang bisa dibilang berantakan

Kalau begini bagaimana aku bisa merapikan tempat tidurnya? Akhirnya aku hanya memindahkan posisi tidur Jisung dan menyelimutinya

Selesai dengannya, akupun tidur di sebelahnya dengan dibatasi guling.

***

"Jisung, air hangatnya udah kakak masakin. Nanti keburu dingin, ayo mandi," ucapku sambil berusaha membuat Jisung bangun.

"Kak, Jisung masih ngantuk" katanya sambil memutar tubuhnya jadi membelakangiku.

Aku sudah kebal mendengarnya yang terus mengulang kalimat tersebut.

"Udah jam 9, dek. Yaudah kakak bilangin Mark nih biar ditinggal aja deh adek nggak usah ikut main ya," ancamku.

Jisung langsung bangun ketika aku ancam seperti itu.

"Nah gitu dong. Cepetan mandi, nanti Dreamies hyung jemput kesini," aku memberikan handuk padanya.

Begitu Jisung masuk kamar mandi, aku ke dapur dan membuat segelas susu untuknya.

Selesai dengan urusan Jisung, aku duduk di ruang tengah dan menikmati acara pagi. Tak lama, Jisung keluar membawa ransel dan kopernya.

"Sarapan dulu," ucapku, dia langsung duduk di meja makan untuk memakan roti dan meminum susu. Baru Jisung mau duduk di sebelahku, aku mendengar bel apartemen berbunyi.

Itu pasti mereka.

Aku mengintip lewat lubang intip dan benar saja, terlihat Renjun dan yang lainnya sudah menunggu.

Aku menghampiri Jisung yang sedang memasang tas ransel ke punggungnya. "Jaga diri baik baik oke?" aku mengelus kepalanya lembut.


"Jisung nggak pulang dalam waktu lama ya kak, kakak juga disini jaga diri"

Aku mengangguk lalu melakukan fist bump dengannya.

"Udah yuk keluar, hyung kamu udah nungguin diluar"

Begitu aku membuka pintu, 6 anak Dream lainnya sudah menunggu di depan pintu dan itu terlihat menggemaskan.

Akupun mengunci pintu dan mengantar anak anak ini sampai parkiran. Sesampainya disana, manajer Jisung langsung memasukkan koper milik Jisung kedalam mobil

"Jisung nya kita pinjem lagi ya kak" ucap Renjun.

"Iya Renjun, titip ya. Kalau bandel omelin aja, bilang disuruh kakaknya gitu." ujarku.

"Siap kak," aku tertawa menanggapinya.

"Udah, nggak ada yang

You are reading the story above: TeenFic.Net