Chap 1. [Surabaya-Jakarta]

Background color
Font
Font size
Line height

"Dishaa ayo cepat papa udah nunggu" ucap Daniel saat keluar dari kamarnya dengan membawa koper hitamnya yang sudah siap untuk berangkat.

"SEBENTAR LAGI KAK" Teriak Disha dalam kamarnya yang baru saja menutup kopernya.

"Kakak tunggu diluar" ucap Daniel lalu pergi menuju garasi untuk menyiapkan mobil.

Disha keluar dari rumahnya dan mengunci pintunya. Rasanya sangat sayang sekali ia harus meninggalkan rumahnya yang sangat banyak ditaburi kenangan indah. Suka dan duka telah dijalani bersama keluarganya di dalam rumah ini. Dan sekarang rumah ini yang akan menjadi saksi bisu untuk semua kenangan itu.

"Dis ayo"

Disha mengerjapkan matanya dan tersadar dari lamunannya kini ia harus pasrah meninggalkan rumah ini. Disha menarik nafas panjang dan menyusul Daniel kedepan gerbang yang sedang mengobrol dengan satpam disana.

"Kula nyuwun pamit, Pak Deden. Aku lunga saka omah iki. Aku njaluk tulung ngurus omah iki. amarga mung omah iki aku manggon ing kene." (saya pamit ya pak deden. saya titip rumah ini. saya minta tolong jaga rumah ini baik baik. karna cuma rumah ini yang saya tinggal disini.) Ucap Disha berpamitan kepada pak Deden. Satpam keluarga Disha.

"siap non. Aku bakal njamin omah iki mesthi apik. muga-muga non Disha bakal krasa ana omah ing jakartanya, oke?" (siap non. saya akan jamin rumah ini selalu baik baik saja. semoga non Disha betah di jakartanya ya non)

"Amin, Pak, matur nuwun, Pak, kula nyuwun pamit" (amin , pak , terimakasih. Saya pamit ya pak).

"Ya non tulung" (ya non silahkan)

Disha pun menyusul Daniel kedalam mobil dan memulai perjalanannya menuju ibu kota.

Dalam mobil pun hening , hanyut dalam pemikiran masing masing. Disha melamunkan dirinya bagaimana di sekolah barunya nanti ia harus beradaptasi lagi dengan teman teman dan guru barunya nanti. Sementara Daniel sedang sibuk menyetir dan memperhatikan jalan dengan keheningan agar tetap fokus dan tetap hati hati. Disha pun mulai memecah keheningan.

"Kak , nanti aku sekolah dimana ?"

"Kakak juga kurang tau. Kamu tenang aja papa udah urusin semuanya".

Disha hanya bisa mengangguk dan kembali tenggelam dalam lamunannya sambil menatap keluar jendela. 'Selamat tinggal Surabaya' Batin Disha sambil tersenyum menahan haru karna ia harus meninggalkan kota kelahirannya dan kota yang kaya akan keindahannya itu.

***

"Dis , Dis bangun kita udah sampe" Daniel menepuk nepuk pipi Disha lembut agar Disha terbangun. Dan benar , akhirnya Disha terbangun.

"Kak udah sampe ?" Tanya Disha serak

"Yaudah ayo turun papa pasti udah nunggu didalam"

Disha keluar dari mobil dan menekan bel yang berada di pinggir pintu besar di hadapannya. Tapi tak ada jawaban dari dalam , Daniel pun menghampiri Disha

"Bukannya bantuin. Nih koper kamu! Berat nih" celoteh Daniel dengan kerepotan

"Yaa maaf kak , hehe makasih ya kak. Bay the way , dirumah kayaknya gaada orang deh kak"

"Masa si ? Tapi tadi papa bilang papa udah nunggu"

"Yaa tapi kan kakak li.." ucapan Disha menggantung karna tiba tiba pintu besar itu terbuka ketika Disha tidak sengaja memegang knop pintunya.

"Kok ga dikunci rumahnya ?" Tanya Daniel

"Ya mana aku tau kak. Didalam juga gelap kayak gaada orang"

"Yaudah kita masuk aja" Daniel mendahului Disha kedalam sambil membawa kopernya diikuti Disha dibelakangnya. Tiba tiba..

Supriiiiceeeeee!!!!

Lampu yang tadinya gelap kini terang , rumah yang tadinya hening kini berisik karena teriakan beberapa orang kira kira 5 orang didalam yang membuat Disha sekaligus Daniel terkejut. Didalam rumah ada beberapa balon dan taburan bunga dilantai , disana juga ada karangan bunga yang bertuliskan "selamat datang Daniel&Disha" disana juga terdapat meja yang dipenuhi dengan makanan dan lilin lilin yang indah yang mampu memanjakan mata bagi siapapun yang melihatnya. Apalagi jika sedang lapar.

"Selamat datang nak" ucap Farhan sambil memeluk Disha dan Daniel bergantian.

"Makasih ya pa , papa sampai bikin kejutan kayak gini buat Disha dan kak Daniel"

"Iya pa. Papa repot repot segala"

"Tidak apa apa nak! Papa senang kalian sudah sampai dengan selamat" ucap Farhan sambil tersenyum senang.

Tiba tiba seorang wanita yang sejak tadi berdiri disamping Farhan mendekat "selamat datang. Semoga kamu betah ya disini" ucap wanita itu sambil memeluk Daniel.

Daniel pun balas memeluk wanita itu "iya mah"

Selanjutnya wanita itu berlanjut memeluk Disha , tapi sebelum pelukannya berhambur Disha mundur satu langkah dan menahan wanita itu untuk tidak memeluknya. Suasana didalam rumah pun menjadi canggung dan wanita itu kembali ke tempat semula. Farhan pun melanjutkan obrolan agar suasana kembali hangat.

"Oh ini bi Iis asisten rumah tangga dirumah ini". Bi Iis pun membungkuk memberi hormat kepada Disha dan Daniel yang hanya dibalas senyum dan anggukan dari mereka berdua.

"Ini pak ujang satpam disini" ucap Farhan sambil menunjukan pria yang umurnya setengah abad itu kepada Disha dan Daniel "dan ini pak Gobang supir yang akan mengantar jemput kamu kemanapun Disha" lanjutnya.

"Iya pa"

"Yasudah , kalian ke kamar dulu ganti baju habis itu mandi. Kita makan sama sama" ucap Farhan "Vira kamu antar Disha ke kamarnya ya" lanjutnya sambil mempersilahkan wanita di sampingnya untuk menghampiri Disha. Namun Disha segera membantah perkataan Farhan dengan halus.

"Ga usah pa. Biar Disha sama Bi Iis aja" Ucap Disha. Farhan mengisyaratkan Bi Iis untuk mengantar Disha , dan seakan mengerti Bi Iis mengangguk dan menyusul Disha ke lantai atas.

"Daniel , ayo papa antar kamu ke kamar kamu"

"Gausah pa. Biar Daniel sendiri aja. Dimana kamarnya pa ?" Ucap Daniel seakan tak enak jika harus diantarkan papanya. Seperti anak kecil saja. Pikirnya.

"Yasudah. Kamar kamu diatas kiri paling ujung"

"Yaudah pa. Daniel ke kamar dulu"

Kamar Disha*

"Makasih ya bi udah antar aku"

"Gapapa non , ada yang perlu saya bantu ?" Tanya bi Iis

"Ngga ada bi. aku cuma mau istirahat dulu aja"

"Yasudah bibi tinggal dulu non , permisi" pamit bi Iis dibalas anggukan oleh Disha.

Disha menutup pintu lalu berbaring di kasurnya sebentar sebelum mandi. Setelah mandi Disha turun kebawah untuk makan malam bersama keluarganya. Sebenarnya dia tidak mau makan bersama dengan Vira wanita tadi , tapi karna dia menghargai keluarganya dan kebetulan juga dia lapar karna lelah perjalanan tadi , jadi dia memutuskan untuk turun kebawah.

"Selamat malam pa , kak" sapa Disha lalu duduk di kursi makan tempatnya.

"Malam sayang"

"Kamu mau mama ambilkan apa sayang ?" Tanya Vira dihadapan Disha yang hendak mengambilkan nasi dan lauk untuk Disha , tetapi Disha cegah.

"Ga perlu. Aku bisa sendiri" jawab Disha sambil mengambil alas untuk dirinya membuat Vira kembali duduk ke tempatnya.

"Ekhem. Daniel , besok kamu mulai pergi ke kantor" ucap Farhan mencairkan suasana

"Iya pa"

"ngomong ngomong kamu mau mulai masuk sekolah kapan Disha ?" Tanya Farhan

"Besok aja pa" jawab Disha

"Apa kamu ngga capek nak ? Kamu kan baru sampai. Kamu bisa sekolah besok atau lusa sayang" ucap Farhan

"aku ngga capek. Aku mau ke sekolah besok aja pa" 'daripada aku harus diam dirumah dengan wanita itu karna papa dan kak Daniel pergi ke kantor lebih baik aku pergi ke sekolah besok saja.' Batin Disha

"Yasudah jika itu mau kamu"

***

Sekarang Disha sedang berada didalam kamar menatap keluar jendela menyapukan pandangannya kepada pemandangan kota Jakarta yang indah di malam hari ini.

"Rasanya berat untuk memulai semuanya sekarang" gumam Disha.

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Disha. Disha pun membuka knop pintu itu dan melihat siapa yang datang malam malam ke kamarnya. Dengan santai sedikit tergesa Disha menutup pintu itu kembali tetapi langsung di cegah oleh orang yang ada di depannya.

"Mama mau kamu minum susu ini dulu ya , biar tidur kamu lebih rileks dan nyenyak. Mulai besok kan kamu masuk sekolah" ucap Vira tersenyum halus sambil memberikan segelas susu ditangannya.

"Terima kasih. Permisi" ucap Disha datar dan sangat dingin lalu menutup pintu kamarnya tanpa menerima segelas susu yang diberikan Vira untuknya.

Vira hanya menghela nafasnya. Tak lama datang Farhan menghampiri Vira. Vira tahu susu itu kesukaan Disha , tapi Vira juga tahu kalau Disha tidak akan menerima susu buatannya. Dan Vira juga tahu alasan kenapa Disha memilih pergi ke sekolah esok hari. Itu semua karnanya. Vira tahu Disha akan menolak jika harus ditinggal berdua dengan dirinya tanpa Farhan dan Daniel.

"Kamu yang sabar ya sayang. Mungkin Disha butuh waktu buat semuanya" ucap Farhan menenangkan.

"Iya mas" jawab Vira sambil tersenyum.

Next ?
Kira kira ada apa ya dengan Disha dan Vira ?
Jangan lupa Voment yaa💕
Love you all
Thanks buat yg udh voment.
Eum btw itu bahasa jawanya maklum ya kalo salah , aku bukan orang jawa xixixixi

You are reading the story above: TeenFic.Net