Tujuh

Background color
Font
Font size
Line height

Di kamarnya, Gilang mengomel-ngomel tak jelas sendiri karena adiknya yang tidak punya akhlak itu pergi begitu saja sebelum dirinya memberikan persetujuan karena dirinya tadi tengah berada di kamar mandi dan setelah ia buru-buru keluar, Lea dan Liam sudah tidak ada di tempatnya semula. Bukan apa-apa, Gilang hanya merasa khawatir terhadap Lea karena ini di negeri orang dan lagi dirinya pun belum begitu mengenal laki-laki tadi dengan begitu baik. Jadi bagaimana mungkin dirinya saat ini bisa tenang melepas adik perempuanya bersama dengan laki-laki asing.

"Lo kemana Lea? bikin abang khawatir aja sih dek. Ah gue cariin aja deh" gumam Gilang sembari menyambar jaketnya yang tergantung di belakang pintu.

Maklum saja, cuaca disini memang lumayan dingin saat ini maka jadilah jika ingin keluar harus menggunakan jaket yang tebal. Ah, mengingat soal cuaca yang dingin, apakah adiknya itu tadi mengenakan jaketnya? Pikir Gilang.

"Bentar deh. Kyaknya gue pernah sinkronin pelacak di hp gue sama Lea" kata Gilang.

Mengutak-atik ponselnya sebentar, wajahnya kini menjadi cerah seketika saat dirinya berhasil menemukan lokasi adiknya yang ternyata benar tak jauh dari area penginapan. Tepatnya di sebuah minimarket. Dengan semangat empat lima, Gilangpun segera melangkahkan kakinya keluar penginapan untuk menghampiri sang adik kesayangan, Hilya Azalea Aditama.

*****

"Nah sekarang, kasih tau gue ada urusan apalagi sama gue?" tanya Lea. Sedikit banyak, dirinya merasa penasaran juga pada akhirnya.

Keduanya kini tengah duduk manis di depan sebuah minimarket sembari memegang minuman dingin di tangan masing-masing juga beberapa varian coklat untuk camilan yang dibelikan oleh Liam.

"Mimpi..semalem gue mimpi. Itu yang bikin gue pengen nyamperin lo ke penginapan selain nanyain keadaan lo tentunya" kata Liam

Lea mengernyit keheranan dengan perkataan Liam barusan. Konyol sekali laki-laki ini batinya. Ah apa mungkin Liam sedang bergurau? Membayangkan jika itu benar karena Liam ingin mengerjainya tiba-tiba saja membuatnya tertawa...ohh, Lea tak akan semudah itu di bodohi kawan.

"Haha...lo nggak usah bercanda deh Am"

"Gue nggak bercanda Lea" kata Liam

Melihat keseriusan yang terpatri di wajah tampan Liam, Lea lantas menghentikan tawanya.

"Ehem...jadi, lo mimpi apa emangnya?" tanya Lea

"Gue mimpi....." kata Liam yang kemudian menceritakan mimpinya semalam. Mimpi yang menurutnya sangat aneh.

Lea menutup mulutnya merasa tak percaya dengan ucapan Liam usai laki-laki tampan itu bercerita.

"Lo nggak lagi ngarang atau abis baca buku sejarah kan?" tanya Lea yang di jawab gelengan tegas oleh Liam

"Mimpi Liam memang persis dengan kejadian dulu sewaktu selir agung Li Hana di hukum cambuk oleh kaisar Hwang gara-gara si ondel-ondel berjalan permaisuri Fang Yin. Hanya saja, kenapa yang Liam lihat itu adalah wajahku, bukanya wajah selir agung Li Hana?" batin Lea

"Lea, kenapa malah ngelamun? Sepertinya lo tau sesuatu"

"Ah...eh. Enggak kok gue cuma masih nggak habis pikir aja sama mimpi lo. Jangan-jangan emang cuma bunga tidur aja kali atau lo emang ngeprank gue"

"Entahlah, tapi aku merasa itu bukan hanya sekedar bunga tidur saja. Dan gue nggak lagi ngeprank elo Lea. Apa lo punya saran atau apapun itu?"

"Emm lo bilang di mimpi itu semua orang menggunakan pakaian kuno. Coba lo cari tau dari sejarah kerajaan-kerajaan zaman dulu, siapa tau ada salah satu sejarah yang menceritakan persis mimpi lo itu"

"Akan gue pikirkan. Sepertinya ide lo bagus juga" balas Gilang.

Sejenak, keheningan menyelimuti keduanya karena Liam yang entah kenapa hanya memandangi gadis di depanya dan Lea sendiri yang sibuk dengan minuman juga camila di depannya tanpa menyadari dirinya tengah di perhatikan oleh Liam.

"Am sorry, kayaknya gue harus cabut sekarang. Ada urusan" kata Lea tiba-tiba saat dirinya teringat sesuatu

"Mendadak amat. Pulang atau kemana?"

"Iya. Gue mau ajak bang Gilang pergi"

"Gue anterin pulang kalok gitu, atau kalau boleh gue sekalian ikut kalian jika tidak keberatan"

Eh. Bodoh, bodoh. Liam buru-buru mengalihkan pandangan ke lain arah dan merutuki dirinya sendiri karena telah berkata demikian.

"Aishh. Nih mulut emang ya. Bisa-bisanya gue ngomong pengen ikut pergi Lea sama abangnya. Apa hak gue coba" batin Liam sembari memejamkan matanya

Dalam hati, sebenarnya Lea gemas melihat tingkah Liam yang tampak lucu di matanya. Namun sebisa mungkin gadis itu tahan untuk tidak mencubit pipi gembul Liam. Jangan tanya kenapa karena tentu aja ya jaim dong dirinya.

"Maaf, Am. Gue nggak bisa ajakin lo, takutnya abang gue malah salah paham ntar. Next time ya dan soal pulang ke penginapan lo tenang aja, cuma deket ini"

Ada rasa kecewa yang menyeruak ke dalam rongga dadanya saat mendengar penolakan dari Lea barusan.

"Oh, oke. Lo hati-hati, langsung pulang oke. Sampein maaf gue ke bang Gilang karna nggak nganterin lo pulang"

"Beres" sambar Lea dan langsung meninggalkan Liam yang masih duduk manis di tempatnya.

Bukan karena tidak ingin dekat dengan Liam karena sosoknya yang sama persis dengan kaisar Hwang, melainkan Lea hanya takut dirinya tidak bisa mengendalikan perasaannya sendiri nanti.

Sementara dari jarak yang dirasa aman, Gilang sedari tadi memperhatikan keduanya tanpa berbuat apapun. Baginya melihat Lea baik-baik saja itupun sudah cukup melegakan. Biar bagaimanapun, ia tak mungkin mengekang atau membatasi pergaulan Lea secara berlebihan karena sesuatu yang berlebihan pun juga tidak baik menurutnya. 

Ting.

Suara notifikasi ponsel Gilang berbunyi tanda ada pesan yang masuk. Rupanya pesan dari Lea yang mengajaknya jalan-jalan di komplek bangunan-bangunan istana yang telah menjadi sejarah di negeri ini. Meskipun cukup jauh, setidaknya masih bisa mereka jangkau. Soal kenapa Lea ingin kesana, ia tak mau tau alasanya yang terpenting adiknya bahagia. Toh nggak neko-neko juga pikirnya. Jadi Gilang iyakan saja ajakan Lea itu.
_____________________

Halo readers kesayangan aku semua,  apa kabar? balik lagi nih sama Relca. Kangen nggak kangen nggak? Semoga aja story Relca di kangenin ya gess sama kalian. Salam sehat berkah semuanya and happy reading😍😍


You are reading the story above: TeenFic.Net