2 month ago
"Esya"
Panggil seorang wanita baya yang masih kelihatan muda walaupun sudah berumur. Seorang gadis yang tengah ralit betulkan tudungnya terus tersenyum tulus menyambut kehadiran mamanya.
"Ya mama"
"Kamu sudah siap?", tanya mama dan kemaskan sedikit hujung tudung anaknya. Dia senyum tapi Aleesya boleh nampak ada terselit perasaan sedih.
"Ma" panggil Esya lembut dan pegang tangan mamanya erat. Mamanya terus masukkan anak gadisnya kedalam pelukannya tak kalah erat.
"Mama sayang kamu esya sangat-sangat bahkan mama sanggup korbankan nyawa mama demi lindungi anak-anak mama", luah mama dengan nada tertahan. Dia takut jika terjadi sesuatu pada anak pertamanya ini lagi-lagi ia akan duduk berjauhan darinya tak lama lagi.
"Ma..." Tak terkata Aleesya apabila dengar luahan mama yang seperti sudah lama mamanya pendam. Mata dia sudah kabur dengan air mata yang sudah menupuk tapi ia masih bertahan.
"Esyaa sayang mama juga lebih dari siapapun...dan mama jangan risau, esya akan jaga diri baik-baik dekat sana sebab dekat sana sudah ada uncle,aunty dan kawan-kawan esya yang akan temani esya, nanti esya akan selalu kabari mama dan yang lain", lemah suara Aleesya tetapi masih berusaha untuk tenangkan mama yang masih susah hati ingin lepaskannya untuk menetap jauh.
"Waktu mama lahirkan kamu dulu tak pernah sedetik mama terfikir nak berjauhan dengan kamu, sampai mama sanggup berhenti kerja demi ingin melihat kamu membesar depan mata mama sendiri sebab mama tahu mama sendiri akan menyesal bila terlepas tengok anak-anak mama membesar depan mata sendiri, mama tak ingin orang lain terlebih dahulu yang menyaksikan kamu sudah boleh merangkak,berjalan dan boleh panggil 'mama' untuk pertama kalinya mama tidak ingin terlepas momen itu semua,mama bahagia sangat berjaya dapat lihat semua tu.."
Tik..
Tanpa sadar luruh juga permata yang sedari tadi ia tahan setelah mendengar cerita dan luahan mama.
"Mama punya bahagia sampai abah tahan diri mama untuk tidak melakukan hal yang tidak wajar, mama...tak dapat kawal diri mama sebab mama terlalu sayangkan kamu sampai-sampai mama hampir berpisah dengan abah sebab tidak becus jaga kamu" makin kuat genggaman tangan mereka ingin menyalurkan perasaan yang tiada siapa dapat pisahkan.
"Kamu adalah cinta pertama mama dan abah esya, ingat kamu sentiasa menjadi permata pertama mama yang telah mama lahirkan dan takkan pernah mama lepaskan permata mama dengan mudah pada sembarangan orang" tulus mama senyum dengan air mata sudah membanjiri wajah cantiknya. Aleesya terus menghemburkan tangisnya didalam pelukan mamanya.
"hiks e-esya s-sayang kalian semua tiada tandingannya, kasih sayang yang kalian berikan sangat esya hargai dan rasa disayangi, terima kasih sebab tidak pernah berhenti menyayangi esya sedari kali pertama esya buka mata melihat dunia, j-jangan tinggalkan esyaa, esya takkan pernah tahu bagaimana kehidupan esya tanpa kalian ...takkan...hiks" tersedu-sedan anak kesayangannya meluah tanpa melepaskan pelukan.
Mama usap belakang anak kasihnya dengan lembut memberi kehangatan yang tidak akan pernah terganti oleh orang lain.
' mama tidak akan pernah tinggalkan anak mama tetapi mama tetap akan jaga kamu walaupun dari jauh' batin mama tulus.
Tanpa disedari oleh ibu anak yang masih hanyut di dalam bilik manakala diluar pintu bilik Aleesya terdapat 3 manusia yang sedari tadi memerhati momen itu. Salah seorang dari mereka tersenyum dalam kepedihan.
______________________________________
Penerbangan KLIA
Aleesya!!!
Terus aku menoleh ke arah gerangan yang menjerit namanya yang hampir terkeluar anak tekak itu. Dia dapati kawan-kawannya sedang melambai ke arahnya menunjukkan mereka disana.
Dia baru saja sampai dari rumahnya dan sedikit terlambat atas sebab terlalu larut dengan momen yang tercipta siang tadi.
"Hai guys, awal sampai?"
Tch
"Bukan kitaorang yang awal tapi kau yang lambat heh" bidas Safiyyah perli. Mereka sudah berjanji akan berkumpul mengikut deal dorang semalam tapi justru semua sudah berkumpul cuma tinggal Aleesya saja belum terlibat. Sengih saja pelaku yang lambat.
"Eh jap asal mata kau merah sangat ni? Kau kena sampuk ke?" Tanya Fadhila takut. Dia sudah menjaga jarak dengan kawannya tu. Yang lain hanya menggeleng saja melihat kelakuannya.
"Ish kau ni mana ada lah...mana mungkin gue kena sampuk lagian gue kan iman teguh" gurau Aleesya bangga.
Ktakkk
"Awchh" aduh Aleesya mendapat jentikan kuat dari orang sebelahnya.
"Jangan terlalu yakin sangat, tadi baru saja iman kamu goyah tengok lelaki bangla kat tepi jalan" beritahu mama dan ia juga yang menjetik dahi anaknya tadi.
"HAH LO SERIOUS ESYA?" Tanya mereka bersamaan mereka betul-betul sungguh shock berat. Nggak mungkin....
"Kalian percaya?" Tanya Aleesya sambil menggosok dahinya dibantu oleh mama juga. Mereka menutup mulut mereka terkejut.
Sudah yakin
"K-kau serius suka sama bangla Leesya?!" Tanya Mia Fadhila terkejut.
Yang lain masih memandang Aleesya dengan pandangan 'masa lo?"
"Nanti dah betul-betul official jangan lupa invited ya" sambung Dahlia tak kalah. Muka Aleesya sudah merah menahan malu sebab kawan-kawannya kalau boleh nak satu airport fikir dia begitu
"Ishhh korang ni kenapa? Aku cuma tengok sekilas saja bukan usya lebih-lebih pun haishh" geram Aleesya sabar. Mereka semua tertawa melihat muka merah Aleesya.
Disatu tempat
Seorang jejaka tampan bergerak masuk ke dalam bilik kerja kawannya tanpa memberi salam dan ketukan
"Yow bro" sapa dia tak bersalah.
Terlihat sahabatnya masih sibuk memeriksa pekerjaanya. Dia cebik dan dengan terlebih berani duduk tanpa pamit di kerusi berhadapan dengan jejaka yang masih fokus dengan berkasnya. Terdiam cukup lama sebelum satu soalan dapat menarik perhatian sahabatnya dari kerjanya.
"Harini perempuan kau pergi sambung belajar kan?" Tanya dia saja
Jejaka tampan yang tadi fokus dengan kerjanya terus mengalihkan perhatian dengan topik ni.
"Mana kau tahu?" Tanya Alex Anderson dingin. Ariex yang ditanya balik terus terangkat kening sinis
"Kau lupa? Awek aku kawan baik dengan kau punya girl?" Sinis dia beri ingatan pada sahabatnya yang mungkin terlupa seketika. Alex hanya memberi reaksi tak ambil peduli dan teruskan dengan kertas-kertasnya.
"Kau tak pergi jumpa dia tuk kali terakhir sebelum dia hidup jauh dari kau?" Random dia tanya sebab melihat reaksi sahabat se-teamnya agak berkelakuan baik?
'selalu dengar pasal gadis tu terus jadi ayam hilang anaknya ini tidak?' pikir Ariex
"I stil care about her" seperti dapat baca fikiran sahabatnya dia jawab dengan dingin.
" Cuma aku akan biarkan dia terbang bebas macam yang dia mahukan sebelum aku tangkap kurung dalam sangkar emas aku sendiri" tenang tapi dingin dia tekankan setiap bibit yang keluar dari bibirnya.
Plak plak plak
Tepukan Ariex kagum dengan obsesi temannya ini
"Sungguh menyeramkan, ini kalau aku jadi Aleesya memang aku lari sampai hujung dunia cause i don't want to meet a devil like you" usik Ariex ingin memancing temannya itu
"Tch, if she's too brave maybe she might do it but she must know it's all lost his energy" senyum sinis Alex sebelum sambung
'because the hunter will easily catch her even at the end of the world'
You are reading the story above: TeenFic.Net