FATE: Epilog

Background color
Font
Font size
Line height

AUTHOR POV

7년후..

[7 years later..]

Sandara Kwon menggeliat dari tidurnya ketika merasakan sesuatu yang hangat dan basah di lekuk lehernya.. di daun telinganya.. dan di bahu kirinya yang telanjang. Kemudian berganti dengan sesuatu yang lain, kini sebuah tangan kekar kini tengah mendarat di dadanya.. meremasnya dengan satu gerakan cepat hingga kedua matanya mendadak terbuka dengan sempurna.

"Jiyong.." nadanya memperingati. Namun namja itu seolah tuli dan tetap menyentuh seluruh tubuhnya, menciumnya dengan ganas dengan sebuah smirk menghiasi sudut bibirnya.

Dara menoleh, mendapati wajah suaminya yang menatapnya intens dengan dada bidang yang menyentuh punggungnya. Kulit..dengan kulit.

Hm.. Yummy.


"Morning, babe.."

KYAAAA!

Dara merona. Oh ia memang telah terbiasa dengan keberadaan namjanya namun tidak dengan wajah dan tubuhnya yang menggoda seperti itu. Baginya, Jiyong seperti sebuah perman beraneka rasa yang siap dijilat kapan saja. Ya. Kapan saja.

Melihat istrinya hanya berkedip, Jiyong menunduk dan mencium seluruh bagian wajahnya. "Aku tidak pernah merasa puas sekalipun aku telah menikmatimu semalaman."


OVARIUM EXPLOOOOOODE!

"Aish.." Dara memukul dada telanjangnya pelan, yang dibalas dengan ciuman singkat di bibirnya. "Kau harus ke kantor, geji?"

Jiyong mengangguk, menyingkap selimut mereka dan duduk di tepi ranjang. Memakai celananya asal sebelum masuk ke kamar mandi. "Ah.. aku tidak akan pernah istirahat cukup, babe."

Dara tersenyum, lalu merangkak dan memeluknya dari belakang. "Sepagi ini? Hm, baiklah.. aku akan segera menyiapkan sarapanmu."

Jiyong menoleh ke arah pundaknya dan mengusap rambut Dara dengan penuh cinta. "Akan kupastikan kita akan segera berlibur bersama. Liburan keluarga. Daehan dan Sua pasti akan senang sekali."

"Hm.. kita berdua akan mengatur jadwal nanti." Dara melirik jam di sisi tempat tidurnya.

06:05

"Cepat mandi. Aku akan menunggu di bawah."

Dan mereka pun berciuman sekali lagi sebelum Jiyong menghilang di balik pintu.

****

Yeoja itu masih terlihat begitu cantik dengan apron berwarna pink pucat yang dikenakannya. Mengingat umurnya yang kini telah mencapai 35 tahun, wajahnya benar-benar tidak berubah dan tetap menawan seolah ia tak pernah tumbuh. Julukan 'Vampire' dan 'Goddess' memang dirasa sangat cocok untuknya.

Pagi itu, setelah suaminya berangkat ke YG untuk melatih para trainee baru, dirinya segeramenyiapkan segala kebutuhan anak-anaknya sendirian. Bekal untuk Daehan dan sarapan khusus untuk putrinya, Kwon Sua -anak keduanya dari benih seorang Kwon Jiyong yang baru berusia 2 tahun.

Oh, waktu berjalan begitu cepat.. sudah 7 tahun berlalu. Atau bisa disebut 5 tahun sejak Jiyong dan dirinya menikah. Setelah itu, mereka tinggal di apartemen pribadi Jiyong yang mewah beserta anak-anak mereka. Tahun demi tahun berganti, BIGBANG pun pada akhirnya resmi mundur dari dunia entertainment Korea. Semua personelnya telah memiliki aktifitasnya masing-masing sekarang. Meskipun tetap terikat dengan agensi, mereka berlima sama sekali tidak keberatan. Khususnya Choi Seunghyun, a.k.a TOP yang memang telah menekuni acting..

Termasuk dirinya.



Dara tersenyum sembari menyuapi Sua dengan bubur buatannya. Putrinya sangat aktif dan cerdas. Dan disela-sela moment berharga itu, cahaya matahari mulai menyeruak masuk dari balkon apartemennya.. menyinari beberapa baris pigura foto di sisi ruangan.

Senyumnya merekah, masa-masa itu adalah saat terindah yang tidak akan pernah bisa ia lupakan sepanjang hidupnya. Dirinya telah mendapatkan kesempatan kedua untuk mencintai dan dicintai. Memiliki keluarga yang utuh sekali lagi. Bersama namja luar biasa, bersama Jiyongnya..

Namun tiba-tiba..

🎵Iphone Ringtone

Dara sedikit tersentak, lalu tersenyum kepada Sua sebelum berlari kecil ke kamarnya. "Changkamman, baby.."

-Bommie-

"Yeoboseyo?"

"DARA-YAAAAA!"

Yeoja itu segera menjauhkan ponselnya dari telinga sambil menggelengkan kepalanya, "Waeeee? Tck, berhentilah berteriak."

Terdengar suara tawa di ujung sana, "Stardust. Jam 4 sore nanti. Kau sedang libur, geji? Shooting eobsseoji? Yeogi wa! Aku sudah menghubungi yang lain, mereka akan datang."

"Pesta?" Dara mengerutkan kening dan tersenyum. Sahabatnya ini memang selalu penuh dengan kejutan dan juga seorang moodbooster yang handal.

"Aniiiii. Hanya saja kita harus lebih sering meluangkan waktu bersama! Ah, geurigo.. bawa Daehan, eo! Lauren akan sangat senang, aigoo nae ddal jeongmal."

Dara kembali tersenyum. "Lauren sangat menyukai Daehan, geji?"

"Eo. Aju maaaanhi." [saangat]

Dan keduanya pun tertawa. "Geurom, Itta bwa." [sampai nanti]

Tut

Masih tersenyum, Dara menekan speed dial pertama dan menghubungi Jiyong. Nada sambung terdengar dan suara suaminya terdengar pada dering kedua.

"Babe?"

"Ji.. Bommie memberitahuku, dia bilang kita semua akan berkumpul sore ini. Aku akan menjemput Daehan dan langsung kesana, bisakah kau menyusul nanti?"

"Ah, geurae? Arasseo aku akan kesana setelah pekerjaanku selesai. Mianhae, kita tidak bisa pergi bersama."

"Gwenchanha. Aku akan naik taksi dengan anak-anak, kita bisa pulang bersama."

"Jusimhae ga.. Sajangnim tidak disini jadi aku harus mengurus semuanya. Hubungi aku selama kau di perjalanan, arasseo?"

Dara tertawa kecil, "Protective."

"Hanya pakai kacamata dan jaketmu, eo? Udara mulai dingin."

"Aigoo, arasseo arasseo."

****

"Nideul-aaaaa!" Bom melambaikan tangan dari sofa merahnya bersama Seunghyun dan putri mereka, Choi Lauren. Seluruh member BIGBANG yang ada, termasuk Chaerin dan Minzy bahkan mengangkatgelas mereka ketika Dara datang.

Dara tersenyum lebar sembari mengedipkan sebelah matanya -melakukan wink, "Annyeong!"

Kwon Daehan membungkuk memberi salam kepada mereka semua, dan segera mendapat sebuah pelukan dari Bom sebelum ia menuntun namja kecil itu duduk di antara Seunghyun dan Seungri.

"Kau sudah sebesar ini, eo?!" ucap Daesung.

"Ah, ne Samcheon." Jawab Daehan malu-malu.

Seungri mengacak pelan rambutnya lalu mengalihkan pandangan pada Dara, "Noona, Jihyeong eodieyo?"

"Samusil.. Dia ada urusan."

Youngbae mengangkat alisnya memahami, "Oh. WINNER?"

Daesung dan Seungri menoleh, sedangkan Seunghyun terlihat acuh dan fokus pada putrinya.

"Keu.. trainee? Jihyeong melatih mereka?" tanya Seungri penasaran, dan dibalas dengan sebuah anggukan dari Youngbae.

"Begitulah."

"Hanya dia yang mampu membuat mereka lahir menjadi boygroup yang berhasil. Tidak heran sajangnim masih selalu merepotinya seperti ini. Belum ada pengganti seorang G-Dragon yang hebat sejauh ini, angeurae?" Kini Seunghyun menimpali.

Semua orang mengangguk. "Geurae. Kurasa tidak akan ada yang bisa menjadi dirinya." Ucap Youngbae. "Aku mengenalnya sejak lama dan bahkan aku mengakui itu."

"Dia akan selalu menjadi G-Dragon. One, and only." Daesung meraih botol vodka dan menuangkannya lagi ke dalam gelas.

Dara tersenyum, "One of a kind."

"YEAH!"

Bom tertawa, lalu menginstruksikan kepada pegawai-pegawainya untuk menghidangkan makanan dan minuman. Kemudian mereka semua pun mengobrol, bernostalgia mengingat masa lalu, saling bergurau satu sama lain hingga denting bunyi lonceng di pintu cafe berbunyi.

Pintu cafe terbuka, menampilkan seseorang yang familiar baru saja tiba dengan auranya yang kuat seperti biasa.

Kwon Jiyong.

"Hyeong! Wasseo?" Seungri berdiri merentangkan tangannya, namun segera duduk kembali setelah kekasihnya meliriknya tajam.

Jiyong berjalan mendekat dan langsung menempati space kosong di sisi Dara, mengecup keningnya sesaat. "Neujeosseo mian."
[Maaf aku terlambat]

"Hanya setengah jam, tidak masalah." Seunghyun merespon sembari memindahkan gendongan Lauren kepada Bom.

"Pekerjaanmu sudah selesai, Ji?"

Jiyong beralih pada Dara, "Hm. Melelahkan sekali."

Dara mengusap punggung suaminya dan bersandar di pundaknya. "Kau selalu melakukan yang terbaik."

"Geji?" Jiyong berkedip-kedip dan mengecup kening istrinya sekali lagi,membuat Daesung dan Seungri saling memeluk dan menirukan pose mereka.

Jiyong melotot, sedangkan Daehan tertawa di tempat duduknya. "Oh, Dami noona menelpon. Eomma dan abeoji ingin kita menginap di akhir pekan. Dina juga akan datang nanti, kita harus menjemputnya di bandara." Ucapnya pada Dara.

Kedua mata Dara berbinar senang, "Keu gijibe, tidak mengatakan apapun padaku. Tck, Arasseo!"

"Makanan sudah dataaaang, ayo kita pesta! Yoohoo!" Chaerin berdiri, melakukan sesuatu di balik meja bar dan alunan musik pun bergema di seluruh penjuru ruangan. Lalu ia mulai menari dengan gelas berisi whiskey di tangannya, diikuti Seungri.. bahkan Daesung.

Jiyong dan Seunghyun saling bertukar pandang. Para ayah ini jelas saling memahami situasi. Detik berikutnya, keduanya menggelengkan kepalabersamaan menyaksikan tingkah laku sahabat-sahabat mereka yang sama sekali tidak berubah.. mengingat umur yang semakin bertambah.

Apakah hormon kini tidak lagi berkembang?

Jiyong pun berdiri menghampiri anak laki-lakinya, "Dae."

"Ne, appa?"

"Bisakah kau bawa adikmu dan juga Lauren ke ruangan kerja Bommie imoh? Disana ada banyak sekali mainan, ajak mereka bermain disana, ng?" ucapnya sembari mengusap lembut wajah Daehan.

Anak sulungnya itu mengangguk patuh dan tersenyum. Jiyong mengecup bibir Sua sejenak, kemudian Daehan membawa yeoja kecil itu turun, menggandeng lengan mungilnya. Bom yang sebelumnya mendengarkan pun kini juga ikut tersenyum, menurunkan putrinya dan menautkan jemari lentik Lauren pada Daehan.

"Lauren jal butakhae, Daehan-a.."

Daehan membungkuk, "Ne, imoh."

****

"Putramu itu sangat dewasa di umurnya yang masih 10 tahun, Dara-ya." Ucap Bom sembari menyeruput segelas mojito di tangannya.

Dara tersenyum, "Geurae.. dia tumbuh seperti itu. Sangat bertanggung jawab. Apalagi sekarang dia telah menjadi seorang oppa."

"Aigoo, kalian pasti sangat bangga. Geji?"

Jiyong mengedikkan bahunya. "Begitulah, noona."

Choi Bom menopang dagunya dengan tangan kanan, menatap pasangan fenomenal di hadapannya itu. "Johgetta.."

Setelah itu seluruh sahabatnya yang lain memandangnya penuh takjub, lalu tertawa kecil.

"Mwoya? Nideul, wae nareul geurohke bwa?" tanya Bom dengan kening berkerut.

"Ani." Jawab Jiyong dan Dara bersamaan.

"Aah..kalian, mengejekku eoh?!"

Jiyong, Seungri, dan Daesung mengibaskan tangan mereka, "Aniranikka."

Youngbae tersenyum dan menaikkan bahunya acuh, sibuk berbicara dengan Hyorin melalui ponselnya.

"Ya.. nideul-a!"

Seunghyun menggeleng pelan di balik cangkir coffee late-nya. Jelas menikmati ekspresi kesal istrinya itu. Oh. Selalu. Si tampan ini memang selalu tenang dalam situasi apapun.

Kecuali.....saat Bom melahirkan. Itu bencana.

"Noona?" Seungri mendekat ke arah mereka dan mulai bergabung.

Bom mengerucutkan bibirnya, "Mwo?"

"Kau.. ingin anak laki-laki geji?" Namja bermata panda itu menaik-turunkan kedua alisnya, melirik ke arah Seunghyun -seolah memberinya petunjuk. Namun, entah kenapa hal itu justru membuat sudut bibir Bom terangkat naik.

"Mwoeyo, noona? Kau menakutiku, kenapa tiba-tiba tersenyum aigoo, museowo!"

Bom melirik suaminya, memintanya melakukan sesuatu.

Jiyong dan yang lain mengerutkan kening tidak mengerti sebelum pada akhirnya terkejut saat Seunghyun mengeluarkan sebuah jurnal harian dari dalam laci meja dan membukanya. Menampilkan isinya kepada mereka semua.

"I-igeo..."

Seungri membuka mulutnya tidak percaya, bersamaan dengan Daesung, Jiyong dan Dara.

Chaerin menutup mulutnya, begitu pula Minzy disisinya.

"Mwoya-OH GOD." Ucap Youngbae setelah mengakhiri panggilan. "Noona, kau.. hamil lagi?!"

Bom berkedip manja dengan aegyonya.

"KYAAAAH!" Teriakan para gadis tidak lagi dapat ditahan. Mereka berempat saling berpelukan seperti teletubbies sedangkan para namja saling bergantian mengucapkan selamat kepada Seunghyun.

"Bommie.. chukhahae! Sudah berapa bulan, eo?" Dara menangkup kedua pipi gemuknya.

Bom bermain dengan jarinya. "Empat."

"KYAAAAH!"

Dan begitulah seterusnya, Stardust menjadi semakin ramai dengan suara canda dan tawa mereka.

"Oh!" Bom melihat sesuatu yang berkilauan di jari Chaerin, membuat yeoja bermata sipit itu merona. Ia baru saja akan menarik jemarinya namun gagal.

"Igeo mwoya, Chaerin-i?" tanya Bom memicingkan mata.

Chaerin menyentuh pipinya, menenangkan diri. Kemudian melirik Seungri yang kini jauh lebih merona dari dirinya di sudut ruangan.

"Aku.. dan Seungri, kami err.. bertunangan. Ya, begitu."

"KYAAAAAH!"

Para member BIGBANG lantas meringis, menutup kedua telinga mereka. Kemudian Jiyong melirik maknae dan segera memeluknya erat-erat hingga namja itu sulit bernafas, begitu pun seterusnya.. bergantian hingga lebih mirip seperti adegan bully yang dilakukan oleh para anggota yang lain.



Tahun demi tahun berlalu, para idola dunia ini tentu memiliki kisah mereka masing-masing. Perjuangan mereka masing-masing, suka dan duka mereka masing-masing. Berbagai rumor ataupun skandal bahkan telah mereka hadapi. Namun, tidak akan ada yang pernah mengerti isi hati mereka. Kepada siapa mereka jatuh cinta, dengan siapa mereka melewati hari-hari mereka, kesedihan sepert apa yang pernah mereka rasakan, bahkan kebahagiaan mereka pun tidak benar-benar nyata sekalipun wajah mereka tengah tersenyum dan disiarkan di berbagai media massa.

Beginilah kisah mereka.

Terutama kisah seorang anak laki-laki yang tulus mencintai pasangannya.. yeoja impiannya, hidupnya. Yang pada akhirnya takdir telah menuntun mereka untuk bersama selamanya. Karena sejak awal, Kwon Jiyong adalah milik Park Sandara. Dan Park Sandara, adalah milik Kwon Jiyong.

****

Sementara itu di belahan dunia lain..


Yeoja berambut hitam sebahu nampak sibuk berpose untuk pemotretan majalah terkenal.

Klik

Klik

Klik

"ii ne!"

Klik

Klik

"Kawaii!"

Kiko Mizuhara. Model yang telah menghabiskan hampir sepanjang hidupnya di Jepang ini semakin profesional dalam menekuni karirnya. Senyumnya selalu merekah setiap hari, memberikan semangat dan aura yang positif bagi orang-orang di sekitarnya.

7 tahun, waktu yang cukup lama hingga kini berbagai tawaran ber-acting bahkan telah diterima dan dijalaninya. Ia menjadi sangat terkenal dan memiliki banyak penggemar di negeri Sakura itu. Cinta? Hm.. ia hanya belum ingin memikirkannya lagi. Just being single, and she's extremely happy!

"Break!" seru salah seorang staff.

Ia pun menghela nafas lega dan berjalan ke sudut ruangan untuk beristirahat. Sembari menenggak segelas air putih di genggamannya, Yusuke Saeki, seorang make up artist segera memperbaiki kembali riasannya dan menunjukkan beberapa dokumen berisi konsep pemotertan sesi berikutnya di atas meja.

Kiko membaca dengan cermat. Sesekali pula ia tersenyum, konsep kali ini adalah couple.. Itu artinya ia hanya tinggal menunggu partner-nya tiba di studio.

Setelah ia merasa cukup paham, ia meletakkan kembali dokumen itu dan bercermin. Pintu ruangan mengayun terbuka. Seseorang yang dikenalnya sebagai salah satu stylist profesional, Shun Watanabe pun masuk. Kiko memberikan salam sejenak.

"Anata no kami wo'retacchi' suru, ne. " ucapnya dengan senyum lebar.
[Kita harus menata ulang rambutmu]

"Hai!"

-


Kini ia telah tampil sempurna denganoutfit serba hitam -blouse dan trouser. Dengan senyum yang mengembang ia baru saja akan keluar dari ruangan ketika seseorang mendadak masuk dan menabrak tubuhnya dengan cukup keras.

"Kya!"

Ia akan jatuh. Kiko memejamkan kedua matanya dan merasakan tubuhnya mulai terjungkang ke belakang.

Seharusnya dia jatuh..

Ya.

Namun sepasang lengan tengah memeluk tubuhnya dan menariknya mendekat. Hingga hidungnya kini menempel permukaan dada siapapun itu yang telah menolongnya.

Hangat.

Dan sangat harum.



GASP.

Ia membuka matanya, lalu sedikit mendongak. Sepasang mata indah menatapnya dengan cemas.

"Daijoubu desuka?" tanyanya. Bahkan suaranya terdengar sangat sexy.
[Kau tidak apa-apa?]

Kiko berkedip. Sekali.. dua kali.. tiga kali. Dan kesadaran merasukinya. "Ah, hai. Daijoubu..desu."

Laki-laki itu tersenyum lega, lalu menarik lengannya perlahan.

"Kiko-san.. desuyo ne?"
[Kau Kiko, kan?]

Yeoja itu menunjuk hidungnya dengan telunjuk. "Hai. Kiko desu!" Keningnya berkerut. 'Apa aku mengenalnya?'-pikirnya dalam hati. Dan sesaat kemudian, laki-laki tampan itu mengulurkan tangannya memperkenalkan diri.

Oh. Tampan. Sungguh.

"Kiko-san?" ucap laki-laki itu lagi, membuyarkan fantasinya. Dengan gugup Kiko pun membalas uluran tangannya dan kehangat mulai menyeruak masuk dalam dirinya.

Laki-laki itu tersenyum, "Boku wa Shuhei Nomura desu. Yoroshiku Onegaishimasu."
[Aku Shuhei Nomura. Mohon bantuannya]

Kemudian, saat keduanya tidak lagi saling berbicara, masih dengan tangan mereka yang saling berpautan.. manager pribadi Kiko pun masuk, "Kiko-chan, Shuhei wa anata no patona- dayo!"
[Shuhei adalah partner-mu]

Sekelilingnya terasa sunyi.

Seolah warna telah berganti menjadi hitam dan putih.

Tanpa sadar Kiko kembali menatapnya. Mata mereka bertemu, bibir mereka tersenyum satu sama lain.

Sejak saat itu, Kiko pun menyadari. Semakin menyadari. Bahwa kehilangan memang bukanlah akhir, karena ia masih memiliki takdirnya sendiri dan seseorang yang lain akan

You are reading the story above: TeenFic.Net