8: Pencarian

Background color
Font
Font size
Line height

Minha, kenapa dia selalu tepat menebak situasi yang ada, siapa Minha sebenarnya? Kenapa Minha berkata seperti itu, apa Minha tau tentang siasat kabar Taeyang?

"Minha-ssi.."

"Kaget? Kurasa Taeyang belum menjelas kan nya.. ah, tak usah dipikirkan.. yang penting.. sekarang aku akan membantu mu mencari kekasihmu itu" Minha menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal itu. Lalu, menarik kursi dan duduk di sebelahku.

"Minha-ssi kau tau-"

"Bagaimana kita buat perjanjian, setelah Taeyang menjelaskan, aku akan menjelas kan juga. Deal?" Sela Minha. Aku hanya terdiam berfikir, menjelaskan apa?

"Diam berarti setuju, baiklah, apa kata kata terakhir yang dia ucapkan ke dirimu?" Minha memulai pencariannya

"Pertama, aku bukan kekasihnya, dan yang terakhir dia ucapkan adalah.. jangan pernah mencari nya dan menghubungi nya, Minha-ssi kau jangan ceritakan ini ke yang lain ya" jawabku

"Tentu saja, Woori, aku juga bukan di pihak FNC, semua akan jelas pada akhirnya.. sekarang apa yang akan kau ceritakan?" Tutur Minha yakin

"Kau ikut kan ke Tokyo Tower tadi siang?" Tanyaku

"Iya, aku menjaga Rowoon" jawab Minha

"Aku... bertemu dengan Taeyang oppa"

"Hontoni!?" Teriak Minha, tunggu logat dan bahasa Jepang? (Benarkah?)

"N-ne.. Minha-ssi, kau bisa berbahasa Jepang?" Tanyaku

"Woori-ah, sebaiknya tentang diriku jangan kau tanyakan dulu.. sampai Taeyang yang menjelaskan.." Minha menatapku serius.

"Ah, ne.. " jawabku kaku

"Lalu.. dia mengatakan apa padamu?" Tanya Minha

"Dia bilang 'kita belum selesai' itu saja" jawabku

"Berarti Taeyang akan mencari mu lagi Woori" Minha menyimpulkan dengan cepat.

"Ani-aniya.. dia membenciku"

"Honto? Kare wa anata ga sukida to omou" gumam Minha, astaga andai aku mengerti apa yang dia ucapkan.

"Bisa kembali ke mode korea saja? Sungguh aku tak mengerti dengan apa yang kau ucapkan" dengusku

"Hehe, Mianhae.." ucap Minha

"Bagaimana besok kita kembali ke Tokyo Tower dan melihat apa dia disana atau tidak?" Usul Minha

"Bukankah besok para member akan latihan?" Tanyaku

"Ya.. kita izin saja, aku yakin mereka tak akan mati hanya karena kita tinggalkan sebentar" canda Minha

"Baiklah.. kita izin ke Manager Song besok" jawabku

"Malam ini aku tidur sekamar denganmu ya? Hyuna berisik kalau tidur, nanti ku minta Jandi tidur dengan Hyuna" Ucap Minha sebelum beranjak.

_skip_

Besoknya, aku dan Minha segera menaiki kereta menuju Tokyo Tower. Setelah sampai kami hanya jalan jalan di sekitar Tower.

"Aku bosan, Taeyang tidak muncul" keluh Minha.

"Kurasa kemarin hanya kebetulan" jawabku

"Tidak ada yang kebetulan, semua orang dipertemukan karena sebuah alasan" jawab Minha

"Haha, kau seperti quoters saja" tawaku pelan, Minha hanya tersenyum.

"Karena itu yang di katakan kekasihku sebelum dia menghilang entah kemana" ucap Minha sambil tertunduk, "Haha, lupakan yang kukatakan.." dia menghapus air matanya yang hampir terjun dari pelupuk matanya.

"Ah, kau mau mau ice cream? Aku traktir" Minha menarik tanganku ke kedai ice cream disana

"Doso, doshimasuka?" Tanya sang pelayan, baiklah biarkan Minha yang berbicara (silahkan mau rasa apa?)

"Don'na imidesu ka?" (Ada rasa apa saja?) tanya Minha

"Yumeina, miruku, rabenda, wa ichigo"
(Yang terkenal, Susu, Lavender, dan stroberi)

"Woori-ah, kau mau rasa apa? Ada Susu, lavender, dan stroberi" Minha me-ngartikan nya kepadaku

"Susu saja"

"Oke, watashi wa 1-pon no rabenda to 1-pon no miruku o chumon shita" pesan Minha (oke, aku pesan satu lavender dan satu susu)

"Hii, wakarimasta" sang pelayang segera membuat ice cream nya

"Bahasa Jepang mu lancar" puji ku

"Haha, aku dulu sempat tinggal di Jepang sebelum pindah ke Korea" jawab Minha

"Oooh.. pantas saja logat Jepang mu sangat pas"

Setelah menunggu, pesanan kami pun tiba. Aku dan Minha sibuk memakan ice cream nya. Ice cream di jepang tidak memiliki banyak rasa, hanya Susu lavender dan stroberi. Ya.. Jepang adalah negara yang sehat.

Mataku menangkap sesuatu. Ada dua pria yang mengenakan hoodie tengah menatap kami berdua.

"Hm.. Minha-ssi sepertinya dua pria itu selalu menatap ke arah kita" ucapku

"Hm?" Minha melihat ke arah yang ku tunjuk.

"Pakaian apa yang dikenakan Taeyang kemarin?" Tanya Minha

"Hoodie biru dengan ripped jeans" jawabku

"Ah! Tak salah lagi! Itu Taeyang, ayo kesana!" Minha menarik tanganku dan berlari ke arah dua pria itu.

Kedua pria itu menyadari kami yang berlari ke arah mereka. Mereka pun beranjak pula.

"Astaga! Mereka pergi!" Kesal Minha

"Mereka tahu kalau kita mengejar mereka" jawabku

"Jelas ada yang di sembunyikan, misterius sekali" dengus Minha kesal.

"Sudahlah.. bagaimana kalau kita kembali ke hotel saja? Aku lelah" ajakku

"Tapi kita belum menemukan Taeyang"

"Tak apa.. kita coba lagi besok" aku pun mengajak Minha untuk kembali ke hotel

Sesampainya di hotel, Manager Song langsung memanggil Minha.

"Minha, bisa bicara?" Tanya Manager Song. Minha mengangguk.

"Woori, kau duluan saja ke kolam berenang, aku akan menyusul" Minha segera mengikuti Manager Song

Aku pun berjalan ke dekat kolam berenang, terlihat beberapa member yang tengah berenang. Para staff pun juga berkumpul di situ.

"Woori-ah dari mana saja kau?" Tanya Hana

"Aku tadi pergi dengan Minha eonni, ada.. urusan" jawabku berbohong

"Ooh begitu.. kau melewatkan sebuah pertunjukan yang luar biasa!" Pekik Hani

"Apa?" Tanyaku

"Tadi saat latihan, Chaewon diminta untuk membelikan minuman, tapi Chaewon membeli minuman yang salah, kau tau kan staff music Kim Minlee? Nah dia marah ke Chaewon dan mengata ngatai nya, Jaeyoon langsung merangkul Chaewon dan berkata 'berani nya kau mengata ngatai kekasihku!' Lalu ia hendak menampar Minlee tapi di cegat Chaewon. Minlee hampir menangis karena sudah jelas cinta Minlee di tolak, Minlee punya perasaan ke Jaeyoon ternyata" jelas Hani panjang lebar

"Huwaa.. Manager sudah tau berartii" Chaewon menutup mukanya dengan telapak tanganya.

"Sudahlah.. bukankah di official kan oleh Agensi lebih baik dari pada menjadi rumor" ucapku

"Iya juga ya.."

Tiba tiba perutku terasa sakit, aku merogoh tas ku dan mencari obatku.
Aku teringat kalau obat magg ku sudah habis dan aku belum membelinya.

"Aku permisi sebentar, mau membeli obat" ucapku, yang lain hanya mengangguk

"Mau kemana Woori?" Tanya Minha saat berpapasan denganku

"Ke apotik, sebentar"

Ternyata apotik nya cukup jauh dari hotel, untung saja sang apoteker bisa berbahasa inggris. Jadi aku tak perlu kesusahan meminta obat. Aku pun keluar dari apotik itu dan hendak kembali ke hotel. Aku melewati sebuah gang yang gelap. Bulu kudukku berdiri. Suasana malam yang sunyi dan gelap membuat ku sangat takut.

"Uwa.. koko ni josei ga imasu.." aku di hadang oleh tiga pria (wah.. ada seorang wanita disini) aku tak mengerti apa yang mereka ucapkan

"Warukunai, anata wa watashitachi to asobimasu ka?" Tanya pria kedua (tidak buruk, maukah kau 'bermain' dengan kami?)

"Ma-maaf aku tidak mengerti"

Salah satu pria itu menarik lenganku

"Kokana hanbai shinai" ucapnya dengan senyuman miring (tak usah jual mahal)

Tiba tiba saja ada seorang pria yang menarik lenganku dari pria tadi

"Kare ni furenaide kudasai, kare wa watashi mo monodesu" (jangan sentuh dia, dia milikku)

Aku meliriknya,

'Dia..'

You are reading the story above: TeenFic.Net