Epilog

Background color
Font
Font size
Line height

Dinding putih berada di hadapanku sekarang. Matahari telah menyinari Bumi. Ada hal yang aneh saat ini.

Dimana Ashlyn? Aku membenarkan posisiku menjadi duduk. Mataku mengelilingi kamar ini. Pintu balkon terbuka begitu saja karena semalam aku dan Ashlyn berbicara tentang kehidupannya. Kemana dia sekarang?

Aku keluar dan mendapati Niall yang sedang bermain PS bersama Zayn.

"Niall, apa kau melihat Ashlyn?"

"Hah? Tidak. Lagipula, pintumu daritadi malam tidak terbuka."

Damn!

Aku mengecek dapur, toilet, hingga seluruh pojok flat aku cek tapi tidak ada satupun tanda dirinya. Kemana perginya Ashlyn? Aku menutup mataku. Dengan cepat terekam suara tawa, gurauannya, teriakannya.

"Kau pernah bilang bahwa kau berjanji tidak meninggalkanku. Mana janjimu?"

Aku mengambil jaketku. Jaket yang Ashlyn berikan padaku malam itu tepat saat aku berulang tahun.

"Happy birthday! Kau sekarang sudah dewasa, ya?!" Teriak gadis itu dengan bersemangat.

"Aku memang sudah dewasa, bodoh! Mana hadiah untukku?" Tagihku kepadanya.

"Hmm, asal kau akan memakainya, ya?" Ujarnya dengan bersemangat. Ia pergi dari hadapanku dan membawa kardus yang besar.

"Aku tak tahu ukuranmu, jadi kau pakai saja ya. Itu hasil aku digaji olehmu, loh. Jadi, kau tidak boleh menyia-nyiakannya." Aku tertawa kecil dan mengacak-acak rambutnya.

Jaket ini sangat harum. Entah memang harum karena aku belum pernah memakainya atau karena ini adalah hadiah yang Ashlyn berikan kepadaku.

Aku tetap mencari perempuan itu walau keberadaannya tak jelas ada dimana. Aku akan tetap menunggunya sampai ia akan berkata,"I'm home!" Lalu ia memelukku dengan sangat erat, sebagaimana saat aku memeluknya. Sayangnya, itu hanyalah sebuah halusinasi yang berada di kepalaku.

Aku menaiki mobilku, melaju tanpa tujuan. Kemana Ashlyn? Kenapa dia tiba-tiba menghilang? Jika ia kembali ke rumahnya, kenapa dia harus memberikan janji-janji palsu?

Aku memberhentikan mobil ini disebuah pemakaman. Angin yang sangat dingin membuatku memasukkan jemariku ke dalam saku jaket ini. Tapi saat aku merabanya, aku menemukan sebuah kertas dengan tinta yang membentuk tulisan.

27-05-2014.

Hi Harry,

Apa kabarmu? Apa kau baik-baik saja? Mungkin saat kau membaca ini, aku sudah tidak ada dihadapanmu sekarang. Mungkin aku sudah berada di Skyland, dirumah yang sangat aku rindukan saat aku berada di Bumi, Harry. Maafkan aku. Aku telah meninggalkanmu untuk selamanya. Walaupun pertemuan kita itu sangat konyol dan tak terduga, tapi selama aku berada di Bumi, aku sangat bahagia. Aku bisa mengenal manusia sepertimu, sifatmu yang sangat aku sukai. Aku menyukai semua tentang mu.

Alasan aku membuat ini adalah...

Pertama, kau masih ingat tidak dimana saat kita berdua bermain ice skating? Kau bilang kepadaku bahwa kau bahagia, 'kan? Kau tahu, saat kau mengatakan itu ada sesuatu yang muncul di dalam diriku. Aku merasa senang saat kau tertawa, saat kau menggodaku. Tapi di sisi lain, aku sedih. Aku tahu, saat kau mengatakan bahwa kau sudah bahagia, itu adalah potongan-potongan puzzle yang akan terbuat, dan artinya aku akan pergi meninggalkan dirimu. Aku takut untuk berkata yang sebenarnya.

Aku takut kau membenciku karena aku telah membohongimu selama ini. Aku takut kau menjauh dariku karena aku bukan manusia seperti yang kau pikirkan.

Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan. Karena-Nya, aku dijatuhkan dibumi untuk orang sepertimu. Aku juga berterima kasih kepadamu, karena kau telah mengajarkan aku apa itu kehidupan yang sebenarnya. Kau tahu, dulu saat aku hidup, aku tidak pernah merasakan apa itu bahagia. Hidupku penuh dengan kegelapan.

Aku sangat senang saat kau tertawa. Maaf jika sikapku kurang sopan, cerewet, idiot, bodoh, dan lainnya. Aku hanya ingin kau tertawa, itu saja.

Harry, saat aku sudah tidak ada bersamamu lagi, aku hanya ingin satu yang selalu kau lakukan. Aku ingin kau tetap tertawa dan tersenyum. Aku hanya ingin melihat senyuman yang terukir di bibirmu itu. Karena setiap kau tersenyum,berjuta perempuan pasti akan  jatuh kepada senyuman itu, Harry.

Aku juga meminta maaf sudah merepotkanmu selama ini. Harry, jika Tuhan tidak mengizinkan aku dan kau bertemu untuk terakhir kalinya, aku mohon ingatlah kata-kataku ini.

Kau akan selalu menjadi bagian dari hidupku. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian. Aku masih bisa merasakan detak jantungmu dan merasakan kedua lenganmu melingkar di tubuhku disini.

Saat kau sudah mati nanti, kau akan merindukan bernafas. Kau akan merindukan detak jantungmu. Sama seperti apa yang aku rasakan saat itu. Jangan pikirkan apa yang orang lain katakan. Ini hidupmu.

Jika Ibu memberikan tugas kepadaku lagi, aku akan mencarimu. Aku tidak akan menyelesaikan tugas itu. Maafkan aku, Harry. Aku hanya tak bisa menahan air mataku lagi saat ini.

Yang kedua, jika ada manusia yang mirip denganku, apa kau akan menyukainya? Dan kau harus menjawabnya dengan jawaban, "Iya." Karena ia takkan meninggalkanmu sebagaimana apa yang aku dan Clarie lakukan kepadamu. Kau harus memegang erat apa yang kau punya atau itu akan dirampas oleh orang lain. Kau tak mau itu, 'kan?

Maaf aku sudah memberimu janji palsu. Aku hanya tidak bisa melihatmu bersedih lagi. Malam ini, malam terakhir aku melihat dirimu, malam terakhir aku menciummu, malam terakhir melihat wajah damai yang sedang tertidur itu. Lucu sekali ya hidup ini? Aku tahu ini pasti rasanya sangat sakit. Aku merasakannya. Aku tidak bisa menahan air mataku lagi. Karena sebentar lagi aku harus pergi, meninggalkan orang yang paling aku cintai. Matamu, bibirmu, rambut keritingmu, suaramu, semuanya. Aku menyukainya.

Terima kasih, Harry. Terimakasih kau telah mengizinkan aku tinggal bersamamu. Jika tidak ada dirimu, aku akan menderita di dunia yang aku tak tahu sama sekali.

Terima kasih, kau telah membuatku sangat bahagia, walau terkadang agak menyakitkan,tapi itulah yang membuatku menjadi kuat.
Terima kasih, kau telah membawaku ke tempat yang belum pernah aku kunjungi. Kau telah membiarkan kenangan yang sangat indah masuk ke dalam diriku.
Aku sangat berterima kasih padamu. Karena kau, aku bisa merasakan bagaimana dicintai dan bagaimana rasanya hatiku pecah berkeping-keping.
Tidak, itu tidak masalah.
Karena, itu yang namanya cinta bukan?

Kau tahu, aku mempunyai cinta yang sangat sederhana kepadamu, yaitu dimana aku akan menikahimu saat aku sudah di hidupkan kembali nanti, atau kau yang menyusulku disini? Hahaha, bercanda. Aku ingin kau selalu hidup.

Nanti, jika aku sudah hidup, aku akan bermain lagi bersamamu. Kita akan melihat london eye, Kau dan aku akan bermain ice skating lagi. Lalu kita berdua akan bermain air di taman lagi, atau kita akan berlari sore membawa anjing Niall? Aku ingin menciummu, aku ingin memelukku, aku ingin tidur disampingmu, aku ingin meneriakki namamu di tengah-tengah kerumunan manusia, aku ingin menggeggam tanganmu dan tak akan aku lepas.

Sekarang jika kau sudah bangun dan membaca pesan yang sangat panjang ini, aku mohon agar kau selalu mengingatku, karena Aku akan selalu mengingatmu, sampai kapanpun.

Aku sangat mencintamu. Cukup sampai disini, ya? Sampaikan salamku kepada empat sahabatmu disana, ya. Aku akan merindukan kalian berlima disini.

Sekali lagi. Aku mencintaimu, Harry.

Ashlyn Edward Emerland.

Air mataku jatuh begitu saja. Aku menyenderkan kepalaku di dasbor stir depanku. Kertas yang ku pegang, kulipat dengan rapi.

"But if you love me, why'd you leave me?"

"Karena kita tak ditakdirkan untuk bersatu." Desisku.

Terima kasih, Ashlyn. Berkat kau, sekarang aku berubah. Aku adalah aku yang baru. Aku bukan dia yang mengurung diri di dalam kamarnya dan mengutuk dirinya sendiri.

Terima kasih, Ashlyn. Kau mengajariku banyak hal.
Kau mengajariku bagaimana tertawa tanpa beban.
Aku bersyukur bertemu denganmu. Mungkin Tuhan hanya ingin kita berdua berada dijalan hidup masing-masing.

Semoga kau bahagia, Ashlyn. Aku juga akan bahagia, selalu bahagia.

Aku, Harry Edward Styles, sekarang mengetahui diriku yang sebenarnya.

                                   THE END.

A/N : maaf ya kalau ga ngefeel ceritanya Hehe.

Follow Kita ya,soalnya Kita bakalan bikin cerita baru lagi,soon !

Stay tuned guys!

You are reading the story above: TeenFic.Net