bagai api yang membara

Background color
Font
Font size
Line height

Tanjirou berhasil memenggal kepala iblis yang berada di kereta, tapi itu menyebabkan kereta tidak seimbang dan akhirnya terjatuh. Untungnya tidak ada korban, mereka hanya luka ringan, sedangkan tanjirou luka berat walau tidak fatal.

Awalnya kukira sudah selesai, tapi ternyata aku salah, dihadapanku kini sudah ada iblis bulan atas tiga. Kami beradu serangan, sedangkan tanjirou sedang merawat lukanya agar tidak membebani yang lain. Dari pertarungan jarak dekat kuakui kalau dia tidak boleh diremehkan.
.
.
.
.
.
.
.
Aku kalah telak, pertarungan jarak dekat sangat menguntungkan baginya. Aku harus merelakan mata sebelah kiri ku, padahal sudah mau fajar, tapi dia tidak berhenti

'Itu dia, celah-'

Jleb...

'Sial, aku lengah, dia berhasil melubangi perutku.'

Darah mengalir deras, terlihat senyum kemenangan di wajahnya. Dengan tenaga yang tersisa ketebas tangannya agar lepas dari perutku, tapi itu hanya membuatnya mendapat peluang bagus untuk kabur.

"Kyoujurou-san!" terdengar samar dan jelas, itu tanjirou yang sedang menangis merasa bersalah. Nafasku memberat, Haruskah api yang selama ini membara padam?

"Tanjirou, aku harap kau bersedia merima lambang api ini di nichirin mu." tidak ada jawaban, padahal waktuku sudah tidak banyak. Mataku terasa berat, tapi tubuhku tidak merasakan sakit, kenapa ya?

"Ara~ara~rengoku-san, kau berkata kata seolah malaikat maut ada disampingmu."seketika kesadaranku kembali, dan menyadari ada yang lebih menyeramkan daripada malaikat maut.

"Padahal aku ingin ikut misi ini, tapi kau malah merasa hebat dan pergi sendiri, lihat kan akibatnya? Untungnya aku sudah menduga dan membawakan obat pereda nyeri dari luka berat, berterima kasihlah padaku."

"Bagaimana kau bisa tau?"

"Aku mengikutimu." ya...tapi setidaknya aku tidak jadi bersilaturahmi dengan malaikat maut, akupun dengan tenang menutup mataku, mungkin biusnya akan bekerja selama beberapa hari.
.
.
.
.
.
.
.
Di lain sisi

"Nee-chan kenapa?"

"Entahlah, tadi aku merasa cemas, tapi sekarang sudah merasa lega."

"Mungkin nee-chan harus istirahat."

"Mungkin."
.
.
.
.
.
Kyoujurou pov

Sudah sekitar satu bulan aku dirawat di butterfly mansion dan Sejak dua hari yang lalu aku mendapatkan banyak kunjungan, entah itu kunjungan normal...

"Aniki! Yokatta, kukira kau tidak akan bangun, (Y/n)nee bisa sedih nanti."

"Betul kata senjurou-san, jangan sampai membuat (Y/n)-san sedih, aku jadi teringat pertama kali aku bertemu dengannya dilomba waktu itu."

"Syukurlah kau baik baik saja nak, maaf seharusnya aku meminta pilar lain menemanimu."

"Sudah kubilang jangan menjadi pemburu iblis kyou, aku berkata seperti itu karena kau belum kuat!"

"Syukurlah kyoujurou-san sudah sadar, ini rangkaian bunga yang dibuat nezuko untuk mu."

"Syukurlah dewa itu murah hati."

Sampai kunjungan abnormal...

"Sudah kuduga kau itu lemah! Hahaha ore-sama yang terbaik."

"Huweee! Maaf tidak bisa membantumu kyoujurou-san! AkuBenarBenarMenyesal!"

"Padahal waktu itu kau berkata seolah olah ada malaikat maut disampingmu, tapi kau malah selamat, apa mau kubantu memanggil malaikatnya?"

"..."

"Bodoh"

Dan lainnya.

Jujur saja aku menharapkan dia berkunjung kesini, tapi itu tidak mungkin karena mana ada wanita yang mau dengan lelaki brengsek sepertiku.

(Saya mau kok:))
.
.
.
.
.
.
.
Malam sudah tiba, itu tanda untuk makhluk hidup termasuk manusia untuk beritstirahat. Obat yang shinobu berikan mengantung efek mengantuk, jadi mau tidak mau aku pasti akan terlelap.

You are reading the story above: TeenFic.Net