Pernahkan kamu berfikir tentang kehidupan seseorang yang tiba tiba berubah menjadi lebih baik. Dulu aku pernah membenci seseorang dengan alasan yang sangat tidak masuk akal, tetapi sekarang aku mencoba untuk menebus semua kesalahanku dengan cara aku menyayanginya.
"Kenapa bikin tulisan kayak gini?" Tanya Danu yang sedang duduk di sebelah Marvin menatap sebuah catatan kecil berisikan tentang diri Marvin yang letaknya di atas meja.
"Kenapa ya, karena kakak kan sayang kamu" jawab Marvin mengulum senyum menatap Danu dengan tulusnya.
"Kak Marvin?" Panggil Danu, wajahnya berubah menjadi serius membuat Marvin kebingungan.
"Ada apa?" Tanya Marvin.
"Kak Marvin pernah gk denger cerita tentang seseorang yang pergi tiba tiba gitu?" Tanya Danu, Marvin nampak berfikir dengan menggelengkan kepalanya.
"Yang gimana dulu, kaya diculik hantu?" Tanya Marvin.
"Ya kaya pergi selamanya tiba tiba, misal sekarang dia masih ada di hadapan kakak dan masih ketemu sama kak Marvin, terus besoknya dia gk keliatan selamanya karena udah pergi" jelas Danu.
Marvin menatap Danu dengan raut wajah yang menunjukkan ekspresi aneh "kenapa itu, seakan akan dari pertanyaan kamu tuh kaya orang meninggal aja"
"Hahahaha, kan Danu lagi tanya ih" tawa renyah Danu menepuk lengan Marvin pelan.
"Ya aneh masa tanya hal yang gitu, kan pembicaraannya tuh jadi gk nyambung" jawab Marvin sedikit kesal.
"Oke maaf maaf kak Marvin hehe" jawab Danu mengacungkan dua jarinya piece.
Marvin hanya mengangguk lalu dia menatap sebuah kardus paket yang baru saja sampai tadi, dia memesan sesuatu dari online shop.
"Ih bukunya besar, sampulnya lucu" Danu langsung terpana melihat buku yang sangat besar sedang di buka bungkusnya oleh Marvin.
"Kamu tau, ini album" ucap Marvin.
"Album?" Tanya Danu memiringkan kepalanya menatap Marvin dengan nanar mata polos tidak tahu.
"Iya ini album foto, kamu inget kan beberapa hari ini kita jalan jalan terus ngambil foto buat dijadiin kenangan?" Jawab Marvin, Danu mengangguk.
"Nah ini buat nyimpen fotonya biar gk hilang, setiap orang pasti punya album kan? Entah buat simpan foto pribadi, entah foto keluarga, entah foto sama teman" sambungnya dengan terus bercerita pada Danu.
"Em pasti punya, tapi gk sebesar ini kan" tunjuk Danu pada album foto yang sedang di buka oleh Marvin dalamnya.
"Perjalanan kita masih jauh Danu, kita harus hidup beberapa tahun lagi buat menuhin isi album kenangan ini. Kamu tau kan? Danu masih harus lulus SMA, kuliah, jadi seorang pengusaha, setelah itu hidup bahagia"
"Atau mungkin nanti bisa jadi kak Marvin bakalan nikah dulu pas Danu udah kuliah, jadi ini bisa disimpan Danu sama yang lainnya buat ngasih kenang kenangan lain"
Marvin memekik kejut saat Danu meneteskan air matanya, dia langsung menaruh album foto itu di meja dan meraih danu menyeka air mata.
"Kok nangis, Danu kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Marvin khawatir.
"Enggk, albumnya nanti dikasihin ke kak Veno aja kalo kak Marvin udah mau nikah. Danu berharap nanti, setelah semuanya punya kehidupan masing masing, kalian tetep isi album ini sampai penuh" ucap Danu dengan terus meneteskan air matanya menangis.
"Kamu kenapa sih, kenapa jadi gini, kan kita isi album ini pake foto kita bareng bareng" jawab Marvin tersenyum kearah Danu.
"Enggk papa, Danu cuman punya harapan itu aja, kalian bakalan terus bareng gini. Apa yang kalian mau bisa buat kalian bahagia, kehidupan kalian dan kalian bisa berkeluarga dengan baik" jawab Danu.
"Tentunya kamu juga kan?" Marvin memeluk Danu mengusap usap punggungnya.
Tapi danu hanya diam, jika bertanya dimana yang lainnya? Mereka sedang ada jadwal kampus sore, jadinya hanya ada Marvin dan Danu di apartemen sekarang.
"Udah jangan sedih, kak Marvin gk akan bahas perpisahan dulu. Sekarang, ini kan ada kertas nih, Danu sama kak Marvin buat ucapan atau catatan sesuatu biar nanti bisa kita baca lagi" ucap Marvin memberikan kertas tersebut.
Danu menyeka air matanya lalu menarik secarik kertas di atas meja untuk dia lihat, saat itu dia mencari sebuah pensil atau pulpen agar dia bisa mencatat sesuatu.
7 dream, mungkin suatu hari nanti nama itu bakalan hilang. Danu tau, semua orang pasti bakalan hidup dan bahagia masing masing, kaya misalnya mereka menikah, mereka milih mandiri dan jalan yang dia tempuh buat dirinya sendiri.
Keinginan Danu dari dulu cuman bahagia ada seorang teman, sampai akhirnya datang kalian ke 6 seorang kakak yang sayang banget ke Danu, itu buat Danu yang biasanya ngerasa insan paling gk beruntung di dunia ini jadi berubah pikiran.
Makasih buat kalian semuanya, ini adalah catatan Danu yang harus kalian ingat, tapi Danu bakalan berusaha ingat juga meski semuanya bakalan sia sia.
Danu membalikan kertas tersebut, dia sengaja menulis surat lain di belakang kertas yang menjadi catatan miliknya.
- maaf dan terima kasih.
Danu menutup pulpennya, dia menatap kearah Marvin yang masih sibuk membuat catatan tersebut. Danu menarik album itu, dia menyelipkan isi surat miliknya di salah satu album dan melipatnya menjadi dua.
"Kenapa dilipat?" Tanya Marvin yang tersadar setelah menatap Danu dengan ekor matanya diam diam.
"Enggk papa kak, biar suatu hari nanti pas dibaca lagi ada kejutannya" jawab Danu.
"Ada ada aja kamu mah, yaudah yuk sekarang kita ambil beberapa foto yang di kamar Veno" ajak Marvin.
Saat melihat Marvin yang beraniak dari duduknya lalu melangkah pergi, danu berdiri dengan antusias mengekori Marvin dibelakang.
"Arveno, lo nulis apaan lama banget!!" ucap Juna yang kesal, dia menunggu giliran untuk menulis karena pulpen yang ingin dia gunakan sudah kehabisan tinta.
"Sebentar eleh, gk sabaran banget" ucapku menjawab dengan nada kesal sembari memutar bola mataku malas.
"Woahh, liat Danu, punya kak Vinzo udah jadi" Vinzo menunjukan catatannya kearah Danu agar Danu membacanya.
Danu menarik secarik kertas yang berisi catatan dengan tulisan latin nan cantik milik Vinzo, dia membacanya dengan tersenyum.
"Menyentuh, Danu suka sama catatan kak Vinzo cantik" puji Danu setelah selesai membaca itu, yang di puji hanya tersenyum penuh arti dan bangga pada dirinya sendiri.
"Coba liat punya kak Veno dan" usulku, Danu menggeser duduknya untuk mendekatiku dan membaca catatanku.
Aku menaruh pulpen yang mana langsung disambar oleh Juna, Marvin sendiri sedang menyiapkan makanan untuk kami yang baru pulang dari kampus.
"Jeng jeng jeng, albumnya udah jadi" Davka berteriak kecil menunjukan album yang dihiasi dengan benda benda langit itu pada kami.
"Cantik" mata Danu berbinar memuji buatan Davka, dia tersenyum setelahnya saat mendapatkan banyak pujian dari sahabatnya.
"Oke mari kita lihat dulu isi pertama dari catatan bang Marvin" ucap Harka.
For 7 dream, I don't know why after getting to know you and adding Danu to our friendship semuanya berubah menjadi lebih indah.
Gue harap kalian bakalan terus kenang album ini, dan jangan pernah lelah mengabadikan setiap momen yang kita lalui buat di taruh di album ini ya. Semua yang kita lalui adalah hal yang paling berharga, bahagia selalu adik adikku.
"Sangat menyentuh hati, terima kasih bang Marvin. Dan yang kedua, milik Juna" ucap Harka.
Juna menaruh kertas itu di dalam album, lalu dia menambahkan sebuah foto di dalamnya, ternyata foto pertamanya adalah foto milik danu.
Ini buat Danu dulu kalian jangan iri, ekhem. Gue ngerasa seneng banget karena setelah gue deket dan akrab sama Danu, dia terbuka bahkan berani ngeluh ke gue, rasanya gue bener bener jadi sesosok kakak bagi dia.
Danu, dunia memang kadang suka bercanda terus kamu ketawa aja ya hehe, gk eh ini serius. Kak Juna bakalan buat kamu sampai bahagia, sampai dimana nanti kamu bisa pergi dengan bebas, ini catatan yang artinya kamu pasti paham kan? Love you uri maknae.
Danu tersenyum kecil, hanya Juna, Harka, Davka dan Vinzo lah yang tau arti dari catatan tersebut. Aku tentu tidak paham, meski sudah ku baca ulang berkali kali tetap saja tidak masuk dalam fikiranku.
"Oke buat Razeon Pradipa Arveno?" Harka menunjuk kearahku.
"Oke sekejap" jawabku, aku menaruh sebuah foto di album itu dan mereka menatap heran.
Foto ini, ini bang Marvin yang ambil, dia nyuruh gue buat naruh di pajangan pertama halaman sambil nulis pesan gue buat si Danu.
Pesannya singkat, terima kasih sudah hadir, terima kasih sudah ada, and thank you for being a star to complete my dreams.
Danu, kak Veno sayang banget sama Danu, nanti pasti kak Veno bakalan bantu Danu buat terus melangkah meski langkah Danu bakalan terhenti.
"Wawww, indah banget pesannya, Danu?" Mereka menatap kearah Danu, nampaknya dia sedang tersentuh dengan kata kata dari kami.
"Hahahaha oke oke Danu udah mau nangis kasian banget nduh" ucap Harka mendekat kearah Danu.
"Kata kata kalian semua, makasih banyak, Danu seneng banget, itu semua bikin Danu terharu" ucap Danu menutupi wajahnya.
"Hehe sama sama, udah ayo lanjut" ucapku menyuruh mereka semua, karena masih ada 3 pesan yang belum di baca termasuk milik danu.
Ini Harka, punya Harka buat adek Danu tersayang!! Catet itu. Oke gini, ini artinya itu bulan sama bintang, jadi gue selalu nemenin Danu pas malam hari biar dia gk pernah merasa kesepian meski temen dia banyak.
Danu itu bintangnya Veno, kita gk bisa buat Danu jadi bintang lagi. Tapi, danu itu sesosok orang yang paling kita sayangi, semangat selalu jangan nyerah ya, kita semua ada disini buat Danu.
"Tumben harka jadi orang bener" celetuk Juna.
"Si anjir, emang gue biasanya gila apa?" Tanya Harka dengan nada tidak sukanya itu.
"Iya"
"Fiks jangan adu bogem" Harka sudah mulai siap siap ribut sama Juna
ppdahal Danu sedang terharu terharunya tapi kedua manusia ini malah ribut seperti anak kecil perkara sepele.
Hehe ini foto kapan sih lupa gk tau, cuman nyimpen ini aja yang sengaja di kasih gambar bintang yang artinya kita lagi sama Danu.
Danu, kak Davka emang pernah berbuat kesalahan, tapi jujur aja kalo sekarang kak Davka sayang banget sama kamu. Bahkan apapun yang mungkin belum bisa kamu turuti dari keinginan kamu, kakak bakalan turutin deh.
Asalkan, kamu mau dengerin kita semua ya? Semangat anak baik.
"Wahh Davka sangat pintar merayu" ledek Juna.
"Ini kayaknya emang minta digebukin deh" kesal Harka mendengarnya.
Tadi meledek Harka, sekarang meledek Davka. Sedangkan aku? Juna tidak akan berani sama sekali, karena sudah ku pastikan jika dia berani melakukannya maka, aku akan mencekik lehernya saat dia berada di sampingku.
"Lanjut!!" Teriak Vinzo.
"Cute!!" Puji Juna gemas sendiri.
"Ih bayi" ledek Davka tapi dia juga merasa gemas.
"Babi, gue gk suka ya cok, dahlah Danu ini baca kamu aja" Vinzo langsung emosi mendengarnya, dia memang tidak suka di puji imut.
Hai ini dari Vinzo, alias kakak Danu cmiw. Sebenarnya, hari hari berharga yang dilalui gue sama Danu itu selalu memberikan momen yang sangat berarti, semuanya terasa indah lebih dari apapun.
Semenjak adanya Danu, semenjak gue berusaha buat ngasih cinta gue ke dia, gue ngerasa kaya apa ya hidup gue berubah pesat. Gue tau ada masa sulit di setiap orang lain, tapi pasti kesulitan itu juga ada jalan keluarnya.
Jadi Danu, kamu pasti bakalan terbebas dari rasa sakit itu, kamu harus berjuang melawannya, we all support you.
Setelah mendengar Danu yang membacakan, mereka semua bertepuk tangan untuk Danu juga Vinzo. Lalu terkahir, Danu membaca isi catatan yang dia buat, dan itu membuat semuanya tersentuh seketika ingin menangis.
Entah tangis bahagia atau tangis sedih, karena mereka merasa bahwa di dalam surat tersebut mengandung sebuah makna, makna dari sebuah keikhlasan.
You are reading the story above: TeenFic.Net