Between Two Lines
Tentang dua garis lurus pada bidang kartesian yang bertemu pada suatu titik dan kemudian saling menjauh tanpa pernah beririsan kembali. **RALAT** Cerita ini bukan lagi tentang dua garis lurus beririsan melainkan tentang suatu hubungan asimptotik pada dua fungsi, berawal dengan jarak yang tak berhingga, lalu mendekat dan mendekat, tapi tidak akan pernah saling bersentuhan walaupun sampai titik tak hingga. Ironis ya, ketika keberadaan salah satu orang yang paling berjasa dalam hidup saya tak seorang pun yang tahu kecuali saya sendiri. Bahkan orang yang bersangkutan pun mungkin tidak tahu sebesar apa efek yang sudah dia beri dalam hidup saya. Mau bagaimana lagi, we met as strangers in the oddest circumstance possible. Soon after that (or maybe too soon), he became the only person I run to, the only place I share things I have never shared before. And little did he know, that he found me at my most vulnerable state, beaten, bounded and broken. Little did he know, keberadaannya dalam hidup saya bisa membantu saya untuk perlahan bangkit dan berjuang kembali. Little did he know, dengan singkat dia sudah menjadi orang yang memiliki arti besar dalam hidup saya. Tapi hey, even perasaan seperti ini pun punya masa kadaluarsa. As always, people come and go, tapi cuma beberapa yang bisa meninggalkan jejak yang dalam di hati kita. All in all, kenapa saya tulis semua disini? Karena saya tidak mau satu chapter pivotal dalam hidup saya ini hilang, menguap ditelan masa. Karena walaupun tidak seorang pun yang tahu tentang cerita kami, setidaknya apa yang sudah saya tulis tentang dia akan bertahan disini, terpatri, abadi. Maka jadilah saya disini, di depan laptop mencoba untuk mengabadikannya dengan cara yang saya tahu. Salam.…
