aysasabrian

Ini aku dan Je. Tentang hari-hariku berupaya untuk menyamakan pikiranku dan Jayendra yang sangat bertolak belakang. Yang harusnya dari awal aku tahu, aku dan Je hanya diciptakan untuk saling mengerti bahwa di dunia ini begitu banyak perbedaan. Ironinya, tidak semua perbedaan hadir untuk saling melengkapi.…

aysasabrian

Re, kenapa kita bisa sebut orang seperti "teman rumah, teman SMP, atau teman SMA"? Karena semua orang yang hadir di hidup kita memang ada 'masa'nya. Kita bareng-bareng terus selama kita di kampus, lalu setelah lulus nanti apakah pertemanan kita akan berakhir seperti siklus kehidupan lainnya?Hambar, hilang, tanpa kabar?Bukan karena kita sama-sama ingin menjauh, tapi karena kita sama-sama habis dimakan waktu.Re, apakah aku akan berakhir menjadi "teman kampus" ketika orang lain bertanya "Siapa dia?"…

aysasabrian

Malam itu gue ternyata melakukan kesalahan. Kesalahan yang membuat dia terpaku di ambang pintu. Pilihan ada di dia, mau maju selangkah untuk keluar, atau mundur selangkah untuk kembali masuk. Dan gue hanya mampu menunggu di belakangnya, nggak punya kemampuan untuk menarik dia kembali masuk. Persis kaya gue lagi berusaha mencegah orang yang mau lompat bunuh diri, sekali aja gue melangkah, orang yang bunuh diri itu malah semakin nekat lompat. Malam itu, gue menghancurkan rasa spesial di jam-jam terakhir hari ulang tahun gue. Dan semenjak malam itu, semuanya nggak pernah sama lagi.Jadi cerita ini tentang dia. Tentang bagaimana dia bisa menjadi seseorang yang siap memporak-porandakan dunia gue hanya karena kadar senyuman untuk gue perlahan berkurang.…

aysasabrian

Sebuah keputusan sulit untuk memilih bertahan pada hati yang bukan miliknya, atau melepas apa yang sudah digenggamnya. Tentang Keara, yang mencintai tanpa percaya.…

aysasabrian

Cerita ini pertama kali diikut sertakan pada lomba cerpen tingkat nasional yang diadakan Tulis.Me (Juni 2019), dan alhamdulillah masuk peringkat 100 besar.Kisah ini tentang Raya yang merupakan guru menulis di Sekola Bambu yang didirikan Kak Satrio, keduanya bertemu pada kegiatan kerelawanan. Perasaan Raya masih baik-baik saja hingga suatu hari Kak Satrio membawa seorang guru matematika yang membuat Raya memutuskan pergi lebih dulu dari Sekola Bambu.…

aysasabrian

"Apa semua orang yang datang akan pergi?" Aku bertanya. "Apa semua orang yang pergi akan kembali?" Laki-laki itu bukannya menjawab, tapi malah ikut bertanya. Pertanyaan yang jelas bukan jawaban. Pertanyaan yang menambah daftar pertanyaan di dalam hidupku.…