Sang Penulis
Berjalan sendiri mengelilingi kota iniHanya desah nafas tercekik lelah yang menemani langkahku nan gontaiDituntun kerlip bintang aku menuju kembali ke kotak ruang sepiSembari terus berharap hadirmu akan usir pekat sunyi malam ini.Secangkir kopi semarakkan pahit kisahku malam iniDalam pekatnya kopi ku curahkan segenap isi hatiJari jemari mulai menari mengisi lembar-lembar cerita menguras gundah dalam palung sanubariMewakilkan hati yang tak bernyali, hanya mampu mengatakan semuanya dalam aksara yang tak bersuara ini.Ya, aku mungkin memang penulis mimpiSetiap angan dan keinginan terpendam hanya mampu ku utarakan lewat lembar-lembar sajak panjang ini.Ya mungkin aku pujanggaYang hanya mampu menyatakan rasa dalam alunan merdu puitisnya kata-kataAku tak bernyali banyak seperti lelaki yang sering kau jumpaAku hanya penyair berhati kecil yang terbelenggu menjadi budak-budak aksara.Ya aku juga seorang penikmat sepiYang sangat mencintai sendiri dan berteman dengan sunyiSetelah kau tau aku yang seperti ini, masih mungkinkah kau akan mau denganku yang tak berkawan ini? Aku tak mencari hingar bingar keramaianHanya kehadiranmu yang selalu aku nantikanAgar aku dapat kembali menulis isi hati dan perasaanKarena tanpa hadir dan pergimu aku tak punya bahan bakar untuk mempuitiskan kembali kenangan dan kesakitan.Kamu sumber inspirasikuKamu mata air kebahagiaankuKamu adalah satu-satunya penyemangatkuDan sayangnya kamu jualah alasan sakit hati dan kehilanganku.…