Rentang waktu

Background color
Font
Font size
Line height

"Selalu ada aku yang menunggu sebuah aksara, darimu yang pernah aku lukiskan lara"

Saat ketika hubungan kita baru selesai, bahkan hingga satu tahun pertama setelah berakhirnya hubunga kita hubungan antara aku dan kamu masih baik baik saja. Kita masih menyapa satu sama lain, saling mengucapkan saat hari hari penting, saling menyemangati, saling memberi selamat, masih bercanda di sosial media, hingga pesan yang terakhir darimu aku baca dan membuat semunya begitu berbeda.

Selama 8 bulan kita berada di negara yang berbeda, dengan perbedaan waktu 6 jam. Memang membuatku semakin bertanya tanya bagaimana kabarmu, bagaimana keadaanmu, apa yang sedang kau lakukan, bolehkah aku tau ?

Malam aku habiskan dengan membuat berbagai aksara dari rindu yang tidak bermuara. Malam ku penuh tanya, apakah kau bahagia dengan pasangan barumu ? Bagaimana perasaanmu terhadap dia ? Apakah sebesar rasamu kepadaku dulu ? Atau lebih ? Atau kurang ? Aku harap kau masih menyisihkan rasamu kepadaku.
Semua akan perihal itu berkecamuk di kepalaku selama 8 bulan

Hingga 2 minggu sebelum kepulanganku ke indonesia aku memimpikannya 3 malam berturut turut. Rasa rinduku semakin menggebu gebu, menahannya membuatku merasa begitu sakit, membuat dadaku sesak. Namum aku kalah, aku putuskan menghubunginya.

"Hei, kamu apa kabar ?"
"Aku baik"

Aku berbahagia dia membalas chatku, meski hanya sekedar mendengar kabar darinya.

Hingga satu bulan kemudian aku menerima pesan darimu yang cukup membuatku persanku campur aduk, aku marah, aku sedih, aku membenci mereka, namun aku juga heran. Dalam pesa  yang begitu tiba tiba, ada sesuatu yang begitu berbeda, aku begitu mengenalmu, kau tidak seberani ini. Dan aku tau ini bukanlah niatmu, dan aku paham betul gaya bahasamu.

Kau menyuruhku menjauh, kau memintaku beranggapan hubungan kita selesai dengan baik baik, kalian lelah ribut di karenakan aku, dan kau berharap hubunganku dengan temanku baik baik saja ?

Kau menyuruhku menjauh, apakah kita belum cukup jauh ? Perbincangan terakhir kita adalah ketika aku posting potoku di instagram lalu kau bercanda dengan mengatakan ingin menyusulku ke Amsterdam dan lalu aku membalas nya dangan "hehe sinila" lalu chat kita pun berakhir dan kita tidak pernah sama sekali berkomunikasi lagi selama 8 bulan. Masihkan kurang jauh ?

Memintaku beranggapan hubungan kita selesai dengan baik baik saja ? Bukankah baik baik saja itu tidak mempunyai masalah ? Lalu mengapa bertemu denganku saja kau tidak mau? Mengangkat panggilan dariku pun kau tidak sudi. Hubungan kita tidak akan pernah baik baik saja selama, terlalu banyak hal yang belum kita ketahui satu sama lain, dan seharusnya kita berhak mendengar penjelasan satu sama lain.

Kalian lelah ribut di karenakan aku ? Apakah aku mencoba merusak hubungan kalian ? Apakah selama 8 bulan aku mencoba masuk kembali ke hidupmu ? Lihatlat hubunganku denganmu dalam rentang waktu 8 bulan. Sebelum rentang waktu 8 bulan hubungan kita masih baik baik saja, dan setelahnya aku hanya menanyakan kabarmu. Apakah itu cukup mengganggu ? Aku rasa ini bukanlah masalah antara aku, kamu dan pacarmu tapi masalah perasaan kalian.

Kau berharap hubunganku dengan temanku baik baik saja ? Tentu, hunungan kami masih baik baik saja. Kami sempat berkumpul bersama dalam satu acara, masih saling bercanda. Hubungan kami masih baik baik saja seperti dulu, hanya hati kamilah yang saling cemburu. Dan masalah hati, kita tidak bisa mengaturnya.

Yang tidak sampai dalam logika ku adalah kenapa kau benar benar pergi menjauh dengan memutuskan silaturahmi kita jika kau bilang hubungan kita telah selesai dengan baik. Kau bahkan tidak membalas pesan ucapan selamatku. Apakah sebegitu posesifnya pacarmu ? Ketika kita masih bersama pernahkah aku melarangmu bergaul dengan teman laki laki? Bahkan pacarmu sekarang pun aku yang mengenalkanmu. Aku beri kebebasan untukmu bergaul untukmu memilih. Lantas ada apa dengan kita ? Apakah begitu parah rasa bencimu terhadapku ? Bukankah kita sebelumnya baik baik saja? hinggap kalian berpacaran dan semua ini terjadi.

Apa yang kau takutkan dari menjalin komunikasi lagi denganku ?
Aku masih beraharap kau tidak memobohongi perasaanmu, juga dia.

You are reading the story above: TeenFic.Net