Sejak anak baru itu duduk di sebelahku, hampir semua anak di sekolah ini mengunjungi kelas kami hanya untuk melihat anak baru ini. Wajanya selalu cemberut, kulitnya pucat seperti tidak pernah terkena matahari. Bahkan sifatnya sedikit menyebalkan. Ya, itu beberapa bulan lalu, walau pun sebenarnya sekarang pun dia masih sedikit menyebalkan. Tapi setidaknya sekarang dia mengakui keberadaanku, dia tahu aku terkadang tidak suka kalau anak-anak perempuan datang dan hanya ingin mengobrol atau sekedar melihat dirinya. Terkadang dia mengusir anak-anak perempuan yang berdesakan di jendela kelas kami.
Tapi ini bukan kisah tentang dia.
Ini kisah tentang aku dan beberapa orang yang berada disekitarku. Ya, walau dia juga ikut berpartisipasi di sini.
Tentang seseorang yang selalu mengikuti, tentang seorang rival sekaligus teman.
Tentang seseorang yang mencoba membunuhku.
Ini tentang kecemburuan dan kesalahpahaman.
Ini tentang bagaimana akhir dari hidupku dan orang-orang itu.