Putih abu-abu
Rio menatap gadis yang berjongkok di depannya menangisi kuas yang telah terbagi menjadi dua di depan teras rumah. pria itu menjajarkan berjongkok dan emncoba menatap mata Andini yang angkuh namun kini dipenuhi dengan air mata. "jangan nangis, berisik, saya terganggu" Andini menatap Rio dengan penuh kemarahan. "pasti lo yang kasih tau ke papa dan mama kan?! daar tukang ngadu! harunya lo tau diri! gue udah cukup baik dengan nerima lo di rumah gue!"itulah ucapan kasar Andini yang selalu membal di hati Rio. setelah seminggu berlalu, Andini menatap sebuah kuas yang sama persis terletak di dalam tasnya'jangan nangis berisik'Andini tau kuas itu dari siapa, dan dari mana asalnya. dan dalam seminggu jantung Andini ebrdetak kembali lebih cepat seperti biasa, ketika ia terlalu dekat dengan Rio, ketika Rio menggendongnya di belakang, atau ektika Rio pasrah menjadi bulan-bulanannya. dan Andini tahu, itu bukan sekedar kagum. ia jatuh cinta.…