TFZ | 4

Background color
Font
Font size
Line height

RAMAIKAN KOMENTAR KALIAN!!!!

___________________________

Mobil berhenti tepat di depan rumah bernuansa putih. Januari segera keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Lya. Namun yang dibukakan justru hanya diam tak berniat keluar.

"Ly, keluar." Titah Januari

Namun gadis itu hanya diam sambil menatap lurus ke depan dengan muka ditekuknya.

"Ly," panggil Januari pelan

Lengan Januari terulur untuk membantunya keluar namun segera disentak oleh Lya dan langsung keluar berjalan memasuki rumah dengan cepat.

Januari menatap punggung gadis itu sebelum menutup pintu mobil dan menyusul ke dalam.

Januari memasuki kamarnya, ia menaruh tas diatas kursi sebelum mengambil handuk kecil dan memasuki kamar mandi.

Setelah mengganti pakaian dan membasuh wajahnya yang menjadi lebih segar. Ia menuruni tangga untuk melihat keadaan gadis itu.

Januari memasuki dapur dan benar, ia menemukan Lya yang sedang berkutat dengan kompor.

Januari menarik kursi yang menimbulkan derit hingga menyadarkan Lya yang kini berbalik menatapnya. Ia menduduki kursi sambil memperhatikan Lya yang kini kembali menyelesaikan masakannya.

"Masak apa Lo, udah mulai bisa masak?" Tanya Januari tanpa pikir panjang

Lya yang mendengar perkataan Januari, langsung menyentak sendok ditangannya yang sedang mengaduk aduk mie dengan kencang.

Menurutnya Januari sangat meledek dan itu tidak bisa dibiarkan.

"Gua bisa kok masak!" Kelakar Lya yang kini berbalik menatap Januari dengan tatapan tajam.

"Serius?" Januari mengangkat satu alisnya pada Lya dihadapannya dengan raut tak yakin.

"Kenapa?!" Bentak Lya emosi.

"Masakin gue." Pinta Januari enteng sambil meminum air putih yang tersedia dihadapannya.

Lya kini bersedekap dada dan berjalan mendekati Januari dengan tatapan menghunusnya. Lya mendekatkan wajahnya hingga hanya menyisahkan beberapa inci dari wajah Januari.

Januari terkejut dibuatnya, ia segera menaruh gelas kembali ke meja dan menatap wajah Lya yang kini sangat dekat dengan wajahnya.

Lya tersenyum miring. Ia mengangkat satu lengannya dan menaruhnya tepat disebelah pipi kanan Januari, kemudian ia kembali memajukan wajahnya hingga hampir bersentuhan "Lo, pikir Lo siapa nyuruh nyuruh gue?" Bisik Lya pelan ke telinga Januari dan berjalan kembali menuju kompor.

Januari meneguk ludahnya. Sial, ia berhasil dikerjai oleh gadis itu.

Januari kembali meneguk air dan menendang kursi dibelakangnya sebelum pergi meninggalkan dapur tanpa banyak berkata kata lagi.

Lya yang menyadari kepergian Januari pun tersenyum penuh kepuasan. Yes, usahanya berhasil untuk mengerjai Januari. Kalian tahukan kalau laki laki sensitif diperlakukan seperti tadi.

Sebenarnya Lya hanya iseng, ia mengikuti taktik itu dari beberapa film Drakor yang ia lihat.

Lya tersentak kala tersadar kalau Mienya kini sudah bonyok akibat terlalu lama direbus. Ini sudah seperti bubur, maka tak layak untuk dimakan. Ia pun menggerutu dalam hati akibat perdebatannya dengan Januari tadi hingga ia lupa untuk segera mengangkat.

Mau tak mau ia pun membuangnya, beruntung Jenny tidak ada di rumah karena sudah kembali bekerja hingga ia tak perlu repot-repot untuk segera membersihkan kekacauan ini.

Sepertinya ia memang harus segera belajar memasak.

*****

"Tante Em nanyain Lo," Lontar Januari pada Lya yang asik memakan snake ditangannya sambil menonton televisi.

"Bilang sama mamah, guenya ketiduran." Balas Lya enteng

"Buka hp lo!" Titah Januari

Namun Lya sangat asik dengan Tv didepannya tak memedulikan ucapanya barusan. Januari segera mengambil remot dan mematikan saluran membuat Lya segera menatap tajam Januari.

Namun Januari tak peduli malah ikut duduk di sofa tepat disebelahnya sambil fokus dengan ponsel ditangannya.

"Jan, pliss." Rengek Lya

"Jan" panggil Lya namun tak ditanggapi

"Januari!" Sentak Lya kesal

Kalau gini ia harus memakai cara lain supaya Januari mau menurutinya.

Lya segera mendekati Januari sambil menarik tangannya dan membawa kepipinya. "Ri, pliss." Pinta Lya sambil tersenyum lebar menatap Januari

Januari menarik tangannya dari wajah Lya. Kalau Lya sudah memakai embel embel 'Ri' itu tandanya dia tak kan berhenti berusaha.

"Buka hp lo" titahnya pada Lya

Lya mengerutkan kening bingung namun segera mengambil ponselnya.

"Kabarin mamah Lo, sekarang juga." Perintah Januari

Setelah mendengar perkataan Januari buru buru Lya membuka ponselnya dan melihat ada banyak notifikasi dari sang mamah yang menanyakannya.

Lya segera menghubungi sang mamah.

"Mah, gimana kabarnya? Disana mamah lagi apa?"

"..."

"Lya lagi dirumah Januari,"

"..."

"Iya,"

"..."

"Oke,"

"..."

"Love you!"

Tutt

"Tante Em kapan pulang?" Tanya Januari

"Harusnya besok, tapi acaranya diperpanjang, kemungkinan besoknya lagi." Jelas Lya

Januari segera memberikan remot TV pada Lya kembali, yang disambut Lya dengan senang hati. Ia pun mulai kembali menonton film.

Sudah habis lebih dari lima snake kentang+biskuit namun Lya masih saja merasakan lapar. Seharusnya ia tadi makan mie yang terakhir. Namun sudah terlanjur, kini ia hanya bisa merasakan rasa sakit diperutnya karena belum menerima asupan karbohidrat dari nasi di dalam tubuh, pagi tadi pun ia hanya makan roti karena takut telat dihari pertama masuk sekolah. Padahal kini ia sedang mengalami masa haidnya.

Satu satunya orang yang bisa membantunya saat ini ialah,

Lya menoleh pada Januari disampingnya "Jan,"

"Hmm."

"Jan, jangan fokus fokus sama hp." Pinta Lya, urusannya sekarang lebih penting.

Januari menatap Lya "apa?"

"Laper,,"

"Yang haruanya laper itu gue bukan Lo." Protes Januari dan kembali sibuk dengan ponsel.

"Tapi gue beneran laper, Jan."

"Masak" balasnya singkat

Lya gelagapan mendengarnya "ma-masak apa?"

Januari mengerutkan keningnya "Lo bisa masakan?"

"Hah, itu, emm-- bisa bisa cuman--"

"Yaudah masak." Potong Januari

Ingin sekali Lya menabok wajah Januari sekarang juga! Camkan itu.

"Gue lagi nggak mood, mending kita keluar aja." Alibi Lya

"Gue juga lagi nggak mood keluar." Sekakk

Lya berdecih dalam hati. Sial , Januari selalu bisa menguji kesabarannya dan kini ia tak bisa memendam lagi.

"Bisa nggak sih sekali aja Lo turutin apa kata gue! Seharusnya yang lagi kesel itu gue karna lo udah bela belain cewek cabe cabean itu dari pada gue!! Lo juga nggak angkat telepon gue waktu gue lagi butuh Lo!!! LO NGERTI NGGAK SIH!!!!" Teriak Lya frustasi sambil melemparkan remot ditangannya hingga hancur berceceran dilantai.

Januari segera manatap Lya disampingnya yang sudah berkaca kaca. Ia bisa melihat bahwa gadis itu kini sangat marah, selama berteman dengan Lya, baru kali ini ia melihatnya semarah dan sepasrah ini. Sepertinnya kali ini ia sangat membuatnya benar benar kesal.

Januari membawa tangan Lya ke genggamannya. "Ly, gue minta maaf." Ucapanya lembut

Namun Lya enggan menatapnya sebaliknya gadis itu menarik tangannya dan meninggalkan ruangan.

"Ly!" Januari menatap Lya dengan pandangan bersalah.

(^❤️^)



You are reading the story above: TeenFic.Net