TFZ | 15

Background color
Font
Font size
Line height


_____________________________

Kejadian 1:2

"Jan!"

Panggilan seseorang menyentak Lya dan Januari. Keduanya menatap seseorang itu yang kini berjalan kearahnya.

Laki laki itu menatap Lya, sebelum Januari tersadar dan bangun dari kursi bersama Lya.

"Le, kenalin. Julya." Januari memperkenalkan

Laki laki itu terus menatap Lya dan seketika tersadar kalau Januari memperkenalkan gadis itu padanya.

Ia mengulurkan tangannya kearah Lya. "Gue Leo. Anak SMA Harapan."

Lya membulatkan matanya, ragu ragu menjabat tangan orang didepannya. Bukannya apa, Leo ini membuat Lya merinding karena terus menatapnya sangat intens dan penampilannya.

"Cewek lo?" Tanya Leo pada Januari saat keduanya melepaskan jabatan tangan.

Januari segera merangkul Lya dengan cepat. Ya, dia cewek gue." Balas Januari membuat Lya terkejut atas pernyataannya. Namun memilih diam menurut.

"Ouh," gumam Leo masih menatap Lya tak henti.

"Masih seperti dulu," tebak Leo sambil menyeringai kecil pada Januari.

"Nggak, gue serius sama dia." Balas Januari cepat mengeratkan rangkulannya dibahu Lya.

Leo hanya mengangkat bahu acuh. Ia tersadar jika niatnya memanggil Januari untuk sesuatu.

"Bisa Lo ikut gue. Yang lain udah di basecamp, nunggu lo." Ucap Leo

"Oke, nanti gue kesana." Balas Januari tanpa pikir panjang.

Leo mengiyakan dan segera berlalu meninggalkan keduanya.

Januari segera melepaskan rangkulannya dibahu Lya.

"Handphone Lo" pinta Januari. Lya segera memberikan. Ternyata Januari hanya mengecek jam.

"Lo mau gue anter pulang atau mau nunggu disini. Sekarang udah hampir jam sepuluh." Januari kembali memberikan ponsel Lya.

"Kenapa Lo nggak balik juga?" Tanya Lya

"Emm, gue disini aja deh, Jan. Lagian kalau gue pulang Mamah pasti belum balik. Gue bete kalau sendirian disana. Lo juga nggak akan lama-kan?" Tambah Lya

Kalau pun ia mencoba untuk tidur pasti tidak bisa karena ia baru saja bangun dari tidur jam tujuh tadi.

Walaupun udara dingin kian menusuk kulit tangannya yang memakai baju lengan pendek. Lya tidak apa apa jika harus menunggu Januari disini.

"Serius?" Januari memastikan, tak yakin. Takutnya ia akan lama karena kalau bukan mengajak bermain untuk apa lagi mereka menunggunya.

"Iya." Lya mengangguk yakin dan mulai kembali duduk di kursi kayu. Tangannya terulur untuk mengusap kedua sisi tubuhnya karena angin berhembus kencang, menambah sensasi dingin. Tapi Lya bisa tahan dengan menyibukkan diri bermain ponsel.

"Yakin?" Tanya Januari sekali lagi. Lya hanya mengangguk, gadis itu mengeluarkan ponsel dan memainkannya.

Januari manatap Lya kasihan. Gadis itu keras kepala. Kalau pun Januari memaksanya untuk pulang itu tidak bisa.

"Oke." Ucap Januari akhirnya dan mulai berjalan pergi.

Lya mendongak untuk menatap kepergian Januari. Pandangannya jatuh pada jaket jins yang dikenakan oleh Januari, kenapa Januari tidak memberikan jaket itu pada dirinya saja. Padahal ia sangat mengharapkan.

Tapi.. ya sudah. Lagi pula ini kemauanya.

"Kenapa lagi, Jan. Gue nggak mau pul--" Lya mendongak dan mendapati Januari mengulurkan sebuah jaket ke arahnya.

Seketika senyum tersipu muncul diwajah Lya. Segera gadis itu mengambil jaket yang Januari berikan untuknya.

"Pakai, jangan sampe pulang pulang Lo masuk angin karena gue." Ucap Januari dan kembali pergi, kali ini benar benar menghilang dari pandangan Lya.

Bukankah Januari sangat manis:)

*****

Januari memasuki basecamp. Semuanya sudah berkumpul disana duduk disalah satu sofa yang berjejer, seperti yang dikatakan oleh Leo kalau ia memang sudah ditunggu tunggu.

"Cewek lo mana?" Tanya Leo yang sudah duduk santai disalah satu sofa dengan perempuan disebelahnya.

"Lo bawa balik apa gimana? Atau suruh nungguin diluar?" Tebak Agil disebelah Arga yang memang keduanya adik kakak.

"Tumben Lo dapet cewek kayak gitu?" Lontar salah satu perempuan disana, entah siapa namanya yang Januari tahu ia pernah jalan berdua dengan gadis itu. Dulu

"Nggak kayak Lo maksudnya?" Sembur Arga

Seketika gelak tawa terdengar oleh seisi basecamp. Gadis itu hanya mendelik kesal menatap Arga.

"Jadi, Lo semua nunggu gue buat apa. Gue nggak mau cuman buat bahas hal hal nggak penting." Januari menghiraukan para lelucon yang terlontar untuknya mengenai Lya.

"Santai bro, sini Lo duduk deket gue." Leo menepuk nepuk sofa disebelahnya.

Januari pun hanya menurut dan duduk disebelahnya.

"Baru aja Lo kumpul bareng, masa mau bentaran doang. Nggak asik ah lo-" ucap Agil

"Gue nggak bisa lama lama. Lo tahu sendiri gue ditungguin."

"Kenapa Lo nggak ajak dia masuk. Lo nggak takut dia kenapa napa." Lontar Arga

"Justru itu, gue pengen cepet-cepet balik."

"Wihh, kayaknya Lo terlalu posesif sama dia. Se-special apasih tuh cewek?" Komentar Rion yang dari tadi sibuk dengan perempuan dipangkuannya.

Januari malas menatap kearahnya. Ia memalingkan wajahnya menatap Leo disampingnya.

"So, main dikit boleh-kan?" Tawar Leo to the poin sambil tersenyum singkat dan mengangkat satu gelas ke arah Januari.

Januari ragu mengambil dan menegaknya ketika Leo menyatukan dua gelas hingga berdenting. Ia sedikit teralihkan setelah berhasil meminum satu gelas alkohol yang disodorkan oleh Leo untuknya.

Januari sudah lama tak meminum ini dan sudah sangat lama tidak berkumpul seperti ini. Maka dari itu ia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri untuk menolak Leo.

Pandangan Januari sedikit kabur ia segera menggelengkan kepalanya untuk menjernihkan dan pada saat itu pandangannya teralihkan ketika melihat seseorang berjalan kearahnya.

"Serena?" Gumam Januari terkejut saat melihat gadis itu sudah berdiri dihadapannya dengan seseorang dibelakangnya.

Januari mengenal sosok itu, sangat mengenal malah namun perkataan Serena berhasil mengalihkan pandangannya dari orang itu.

"Kenapa, kaget aku ada disini Jan?" Serena tersenyum lebar kearahnya.

"Lo ngapain disini, dan kenapa Lo bisa sama dia?" Januari menunjuk laki laki dibalik tubuh Serena

"Oh dia," Serena menyingkir untuk memberi ruang "Bara, ngajak aku kesini. Kenapa? Dia baik loh mau nganterin aku buat nyari kamu." Lanjut Serena

Bara tak menghiraukan ia memilih berjalan kearah kerumunan yang lain.

Sedangkan Leo memasang senyum miring melihatnya. Bulsith sekali Januari, bilang ingin serius dengan satu perempuan. Nyatanya perempuan yang berbeda sudah berada dihadapannya.

Serena kini sudah duduk disamping Januari. Sedangkan Januari tak perduli ocehan Serena karena kepalanya mulai pening. Padahal ia cuman minum satu gelas saja, sepertinya Leo sengaja memberikan minuman ber-kadar alkohol yang sangat tinggi. Karena sudah lama Januari tak merasakannya, maka dari itu ia tidak bisa mengontrol tubuhnya.

Ia pun dengan sedikit kasar mendorong Serena saat gadis itu mulai memeluknya.

"Kamu, sendirian kan kesini? Atau sama orang lain?" Serena tak peduli dengan penolakan Januari terhadapnya. Hatinya sudah terlanjur sakit saat Januari tak mengangkat panggilan telpon darinya dan malah memilih menghabiskan waktu dengan sahabat lamanya. Serena muak lama lama dengan gadis kecil itu yang selalu berada didekat Januari.

Harusnya kan malam ini menjadi malam kencannya dengan Januari. Tapi kenapa harus ada pengahalang. Tapi sekarang Serena sudah tenang karena Januari sudah ada dipelukannya malam ini.

Sedikit tertawa jahat, menyadari kalau sahabat kecil Januari masih menunggu diluar sana.

Tak lupa ia membawa Carla dan kini Serena mengulurkan tangannya pada gadis itu untuk meminta satu botol minuman untuknya. Mungkin bersenang senang malam ini bersama Januari akan menjadi malam yang paling indah dalam hidupnya.

Januari menerima saja saat gelas demi gelas diberikan kepadanya. Sepertinya, tanpa Januari sadari jiwa nakalnya yang dulu kembali muncul. Hingga ia tidak bisa menahan untuk tidak menegak alkohol.

Tak terasa malam semakin larut semakin menjadi ketika Carla yang duduk dengan Rion dan saling memeluk entah apa itu tapi mereka sangat intim.

Sedangkan Leo sudah membawa salah satu gadis ke dalam salah satu ruangan disini.

Januari hanya bisa memejamkan matanya yang berat tak kuat jika harus membuka mata. Tak peduli Serena sudah beberapa kali menciumnya. Januari tak bisa bergerak lagi. Ia hanya berusaha menepis ketika Serena ingin mencium bibirnya. Berakhir gadis itu hanya bisa mencium tangan dan lehernya

Arga yang baru saja kembali dari mengantarkan Agil. Terkejut melihat Januari yang tepar dan segera menarik gadis dipangkuannya.

Apa apaan?

Ia baru saja ingin mengabari Januari kalau perempuan yang diajak Januari tadi masih menunggu diluar, padahal cuaca sangat dingin. Waktu pun sudah menunjukkan pukul satu pagi.

Tapi apa yang dilakukan Januari, sungguh Arga tak habis pikir.

"Jan! Sadar woy! Cewek lo nungguin dari tadi diluar. Lo malah asik asikan sama nih cewek!" Arga menyentak lengan Serena yang hendak meraih Januari ketika ia menariknya dari sofa.

Ia menepuk nepuk wajah Januari agar cepat sadar. Leo, brengsek! Sudah membuat anak orang mabok gini. Arga mengumpat dalam hati

Ia segera membawa Januari menjauh dari area orang orang yang tak sadar. Ia menjatuhkan Januari diatas lantai dan mengambil air dari keran yang diisinya kedalam gelas lalu segera menyiramkannya pada wajah Januari. Seketika Januari tersentak dan membuka matanya.

"Jan, Lo udah sadar kan?" Panggil Arga pelan

Januari memegang keningnya dan bangun dari lantai, Arga dengan gesit memegang kedua bahu Januari untuk menahan.

Arga membiarkan sementara waktu untuk Januari pulih.

sedangkan Januari sangat pusing untuk mengingat apa yang baru saja terjadi. Ia kemudian menatap Arga dihadapannya.

"Jan, cewek lo nungguin dari tadi." Ucap Arga mengingatkan

"Lya" gumam Januari pelan sedangkan Arga mengangguk mengiyakan.

"Jam?" Tanya Januari jelas khawatir dan kembali meringis karena pusing.

"Sekarang jam satu---"

Januari segera tersadar dengan luar biasa terkejut, ia berdiri namun karena baru saja pulih, ia hampir tersandung namun berhasil berpegangan pada tembok dan berlari menuju pintu keluar.

(^❤️^)

Kalian kalo ada di posisi Lya gimana?

Sedikit info: kalau aku udah siapin ceritanya Leo^^
Tenang, ceritanya masih diangan angan kok😆 walau aku udah siapin dari dulu bahkan sebelum aku bikin TFz. Soalnya aku mau tamatin cerita ini dulu. Jadi aku akan terus fokus sama TFZ.

Karakternya Leo lebih ke Badboy banget sih😎
Dah, lah Jangn bahas itu dulu😊

Jadi aku itu bikin chapter kejadian 1-2, biar kalian tahu kalau Januari pernah bandel tapi bunda Jenny nggak pernah tau, semenjak masuk kls 1 SMA Sampai 2 SMA, dan mulai tobat dikelas 3 skrng terlebih lagi ada Lya. hmm...

Waktu dulu karena Lya masih duduk di bangku SMP makanya Lya nggak pernah tahu karena dia masih bocil. Hehehe..

See u


You are reading the story above: TeenFic.Net