PROLOG 🖇️

Background color
Font
Font size
Line height

_________________________________

Krin kring

Bel sekolah berbunyi dengan bertepatan seluruh murid keluar dari kelasnya masing - masing untuk pulang.

"Lya!" teriak seseorang pada gadis yang tengah berjalan dengan beberapa temannya.

Januari berjalan mendekati gadis itu dan membawa sebuah Amplop putih ditangannya.

"Apa?" tanya gadis itu saat Januari menyerahkan amplop ditangannya.

"Buka" titahnya

Gadis itu membukanya dan membaca isinya. Setelah itu senyuman terukir dibibirnya ia kembali melipat kertas itu memasukannya kembali kedalam Amplop.

"Serius?" tanya gadis itu dengan antusias.

"Iyalah" balas Januari

"Yess" pekik gadis itu bersemangat dan memeluk Januari disebelahnya.

"Modus" cibir Januari tak membalas pelukan Lya meski begitu ia tersenyum kecil.

"Eh, gue duluan yah." pamit Lya pada temannya.

Keduanya pun berjalan keluar sekolah beriringan.

"Minta ijin mamah lo dulu" titah Januari ditengah perjalannanya dengan Lya.

"Ck, nggak akan lama kok" balas Lya

"Seenggaknya biar nyokap lo nggak nyariin"

"Dia juga tahu gue pasti lagi sama lo"

"Sini handphone lo" Pinta Januari

Lya memberikan ponselnya pada Januari tanpa pikir panjang. Januari mengetikan sesuatu dilayar ponsel Lya dan mengembalikannya.

"Jadi habis ini lo mau lanjut dimana?" tanya Lya

"Di SMA Taruna kalo nggak SMA Harapan" jawabnya

Keduanya menuju sebuah Toko yang tidak terlalu jauh dari sekolah.

"Saran gue mending masuk SMA Harapan aja" Keduanya berhenti ketika ingin menyebrangi jalan.

"Kenapa?" tanya Januari

"Yah, apa ya." Lya sedikit memainkan kata katanya.

Gadis cantik disebelah Januari tengah mengulum senyum aneh menurutnya. Januari bergidik ngeri melihatnya.

"Apa?!" Januari memaksa

"Yang gue tahu disekoalah itu banyak cowok ganteng, Apa lagi gue juga mau sekolah disitu kalo udah lulus nanti" jelas Lya dengan percaya diri.

"Nggak nggak, apa untungnya buat gue!" Januari tak terima. Ia mengambil tangan Ly untuk menyebrangi jalan.

"Nggak ada sih, yah biar ada aja gitu cowok jelek yang sekolah disitu" cetus Lya

"Gue sleding juga lo" ancam Januari dan mendapat tawa ejekan dari Lya disebelahnya.

Keduanyapun memasuki sebuah Toko. Disana Lya membeli semua yang ia inginkan, ia tak menyia nyiakan kesempatan emas saat ini.

Minggu kemarin saat dimana kelas sembilan yaitu kelas Januari sedang ujian kelulusan ia dan januari membuat kesepakatan. Jika Januari lulus maka harus meneraktir ia sepuasnya, awalnya Januari tak menerima namun karna paksaan darinya akhirnya pun mengiyakan.

"Totalnya tiga ratus dua puluh lima ribu dek" ucap kasier itu sambil menyerahkan kantong belanjaan milik Lya

"Yakin?" tanya Lya memastikan pada Januari

Januari tak mengubrisnya ia langsung menyerahkan empat lembar uang ratusan pada sang kasier.

"Wiidieh, mantap bro." puji Lya. Ia sudah yakin januari mampu membayarnya.

"Eh, gue bilangin Bunda nanti kalau lo boros pake duit." ucap Lya setelah mereka keluar dari dalam Toko.

"Boleh, nanti gue bilang bunda duitnya dipalak sama lo." balas Januari

"Bunda mana percaya" ejek Lya percaya diri

"Hmm, gue anak pulung." pasrah Januari

Lya tertawa terbahak bahak setelah mengalahkan Januari. Julya dilawan bahkan ibunya bisa kalah oleh ucapannya yang selalu keras kepala.

(^❤️^)


Jangan lupa saran, dan komentarnya!!

Semangat kalian semangatku juga!!!

You are reading the story above: TeenFic.Net