6 - KANTOR POLISI

Background color
Font
Font size
Line height

HAPPY READING!💗

oOo

Daisy melangkahkan kakinya keluar dari ruang OSIS. Gadis itu baru saja selesai rapat bersama teman-teman OSIS lainnya membahas pertandingan olahraga futsal yang akan dilaksanakan di sekolahnya besok.

"Daisy, pulang bareng yuk," ajak Varen.

"Enggak bisa! Tugas lo belum selesai, Ren. Cepet masuk lagi, selesain tugasnya," timpal Kaizo.

"Selesain dulu tugas lo. Gue mau pulang sama Bang Bryan," ucap Daisy.

Varen menatap Kaizo kesal. "Lo yang selesain deh, Kai. Gue udah capek banget."

"Lo pikir gue nggak capek? Gue juga punya tugas sendiri yang harus diselesain."

"Makanya, tadi jangan ngobrol terus. Sekarang waktunya pulang jadi belum selesai kan tugas lo," ucap Daisy kepada Varen.

"Kalo selesain besok boleh nggak sih?" tanya Varen.

"Boleh, asal lo berangkat jam empat pagi. Tapi gerbang kan baru dibuka jam setengah enam," balas Kaizo.

"Selesain tugas lo sekarang. Belajar tanggung jawab dong," timpal Daisy.

Kaizo langsung menarik Varen untuk kembali masuk ke ruang OSIS. Sebagai Ketua OSIS, dia harus memantau semua anggotanya agar melakukan tugas mereka dengan baik dan benar.

Daisy melangkahkan kakinya menuju parkiran sekolahnya. Sudah ada Bryan yang menunggunya di samping mobil berwarna putih milik mereka. Daisy segera berjalan menghampiri kakaknya.

"Anterin gue dulu jemput Bubble. Habis itu baru ke Kantor Polisi ngambil motor lo," ujar Daisy.

Bryan hanya mengangguk dan masuk ke dalam mobilnya begitu pun dengan Daisy. Keduanya akan menuju petshop untuk menjemput kucing kesayangan Daisy yang sudah dirawat selama 5 hari karena sakit.

oOo

Daisy sedang berada di petshop untuk menjemput kucing kesayangannya yang sekarang sudah dibawa oleh Bryan untuk dimasukkan ke dalam mobil. Gadis dengan rambut yang digerai bebas itu memandang sebuah sekolah yang berada di depan petshop.

"Daisy, ayo!" ajak Bryan yang sudah berdiri di samping pintu pengemudi.

"Bentar, Bang."

"Ngapain sih?"

Daisy tersenyum ketika gerbang sekolah tersebut terbuka. Semua murid mulai keluar dari gerbang menggunakan kendaraan mereka masing-masing. Pada tembok sekolahan tersebut terdapat tulisan SMA Aditama yang cukup besar. Pantas saja Daisy terlihat sangat antusias. Ternyata, itu adalah sekolahan Elang.

Satu per satu motor sport keluar dari gerbang. Pengendara motor tersebut adalah geng ZAVEROV. Satu-satunya geng motor di SMA Aditama. Mereka melajukan motor masing-masing ke arah yang berbeda karena rumah mereka tidak searah.

Daisy melihat Elang yang baru saja keluar dari gerbang menaiki motor sport-nya. Walaupun menggunakan helm full face, Daisy masih bisa melihat jika cowok tersebut adalah Elang. Terlihat dari postur tubuh serta tatapan matanya yang bisa dilihat karena tadi Elang membuka kaca helm sebelum akhirnya menutupnya.

"Lo kenapa lihatin anak ZAVEROV?" tanya Bryan.

Daisy sontak terkejut. "Hah? Enggak."

Bryan berjalan menghampiri Daisy. "Crush lo sekolah di SMADITA?"

Daisy mengangguk pelan.

"Salah satu anggota ZAVEROV?"

Daisy kembali mengangguk. Namun kali ini dengan sedikit ragu. Dia takut jika Bryan akan marah kepadanya dan menyuruhnya untuk menjauhi Elang.

"Siapa?" tanya Bryan.

Daisy hanya menundukkan kepalanya.

"Jawab jujur. Gue nggak akan marah. Lagian, gue udah damai sama Alvin. Artinya, gue juga udah damai sama semua anggota ZAVEROV."

Daisy menatap Bryan. "Beneran kalian udah damai?"

Bryan menganggukkan kepalanya. "Lo suka sama siapa?"

"Jangan sekarang deh. Lain waktu bakal gue kasih tau."

"Secepatnya lo harus bilang ke gue."

"Bryan!" seru Melva yang berjalan menghampiri Daisy dan Bryan. Gadis itu baru saja keluar dari sekolahnya.

Bryan menatap Daisy seraya tersenyum. "Nggak papa kan kalo Melva ikut kita?"

"Terserah. Tapi gue duduk di depan," balas Daisy. Gadis itu langsung berjalan untuk masuk ke dalam mobilnya.

Bryan membukakan pintu untuk Melva, lalu cowok itu masuk ke dalam mobil dan melajukannya menuju Kantor Polisi untuk mengambil motor sport kesayangannya yang terkena tilang karena saat itu berkendara tanpa menggunakan helm.

oOo

Ketiga remaja tersebut sudah sampai di kantor polisi yang cukup jauh dari sekolah mereka. Bryan dan Melva sudah masuk ke salah satu ruangan untuk menunjukkan bukti pembayaran tilang. Daisy menunggu di luar seraya duduk di sebuah bangku dan memainkan ponselnya.

"Ada Wi-Fi nggak sih ini? Parah banget sinyalnya," gerutu Daisy.

Daisy memutuskan untuk berjalan demi mencari sinyal. Gadis itu banyak berpapasan dengan polisi yang kebetulan juga sedang melewati koridor tersebut. Dari kejauhan, Daisy melihat 2 penjaga yang berdiri di sebuah ruangan.

Memang dasarnya Daisy yang sifatnya selalu ingin tahu, kini gadis itu berniat berjalan melewati mereka seraya mengintip keadaan di dalam ruangan tersebut. Daisy sudah sangat dekat dengan pintu. Tetapi, tiba-tiba...

Bruk!

Daisy menabrak seorang cowok yang baru saja keluar dari pintu ruangan tersebut. Dan cowok itu adalah Elang yang juga masih memakai seragam sekolahnya. Ada urusan apa Elang berada di Kantor Polisi?

"Kak Elang ngapain di sini?" tanya Daisy.

"Lo ngapain?"

Daisy terdiam seketika. Dia baru saja ingat jika Bryan juga berada di sini. Dia tidak ingin Bryan memergoki dirinya dan Elang sekarang. Daisy menoleh ke arah kanan dan kirinya memastikan tidak ada Bryan. Tiba-tiba, ponselnya berdenting menandakan sebuah pesan masuk.

Bryan Pelit Sedunia

Bryan Pelit Sedunia :
Lo di mana? Gue udah selesai. Motornya udah bisa gue ambil.

Me :

duluan aja, bang.

Me :
gue bisa pulang sendiri.

Bryan Pelit Sedunia :
Ok.

Daisy mematikan layar ponselnya dan kembali menatap cowok tampan di depannya. "Tadi Daisy habis nemenin kakak ambil motor yang kena tilang, Kak. Terus sekarang kakak Daisy udah pulang duluan pake motornya."

Pandangan Daisy teralihkan ketika melihat seorang pria yang baru saja keluar dari dalam ruangan. Itu adalah Jenderal Polisi Damar Narendra. Daisy tersenyum seraya mengangguk sopan sebagai sapaan kepadanya.

Pria itu memandang Daisy dan Elang beberapa saat, lalu melangkahkan kakinya pergi diikuti kedua penjaganya. Namun, ada kejanggalan di sini. Kenapa Jenderal Polisi tersebut keluar dari ruangan yang sama dengan Elang? Apakah tadi mereka mengobrol di dalam?

"Kak Elang habis ketemu Pak Jenderal Damar?" tanya Daisy.

Elang hanya menganggukkan kepalanya.

"Ada urusan apa, Kak?"

"Nggak usah kepo," jawab Elang ketus.

Daisy menghela napas sabar. Gadis itu mengerutkan keningnya ketika melihat wajah Elang yang sedikit pucat.

"Kak Elang kok pucat? Kak Elang sakit?"

"Gue duluan."

Daisy segera menahan pergelangan tangan Elang ketika cowok itu akan melangkahkan kaki. Hal itu membuat Elang langsung menatap pergelangan tangannya, lalu menatap Daisy.

"Kak Elang udah makan?"

Elang hanya menggelengkan kepalanya.

"Pagi tadi udah sarapan?"

Elang kembali menggeleng.

"Ayo, cari makan. Daisy traktir deh," ajak Daisy.

"Nggak perlu."

"Ish, jangan bilang gitu. Kapan lagi bisa di traktir sama Daisy?"

Elang hanya diam. Daisy langsung menggandeng tangan cowok itu dan mengajaknya untuk keluar dari Kantor Polisi untuk mencari makanan di warung-warung yang berada di sekitar Kantor Polisi tersebut.

-To Be Continued-

SAMPAI JUMPA DI BAB SELANJUTNYA!
-Daisy


You are reading the story above: TeenFic.Net