4 - SEBATAS SAHABAT

Background color
Font
Font size
Line height

HAPPY READING!💗

oOo

Keramaian orang yang berlalu lalang di sekitar trotoar tidak membuat Daisy menyerah untuk mencari Bryan. Dan akhirnya, usaha Daisy tidak sia-sia. Gadis itu melihat dari kejauhan Bryan yang sedang duduk seraya mengobrol dengan seorang cowok. Tanpa berpikir lama, Daisy langsung menghampiri keduanya.

"Bang Bry! Jauh banget sih duduknya. Gue capek tau, jalan jauh gini sama bawa belanjaan banyak banget," ucap Daisy. Membuat kedua cowok itu berdiri dari duduknya.

Bryan hanya menghela napasnya lelah karena telah lama menunggu gadis itu selesai berbelanja.

Daisy mendengus sebal, lalu meletakkan kelima paper bag-nya di atas bangku yang diduduki Bryan dan temannya tadi.

"Oh, iya. Kenalin ini Adek gue. Lo nggak pernah ketemu sama dia karena dari dulu dia sekolah di Bandung. Dan, dia Alvin Ketua geng ZAVEROV," jelas Bryan. Memperkenalkan kedua remaja yang belum saling kenal.

Daisy mengangguk paham, lalu mengulurkan tangan kanannya. "Nama gue Daisy, Adeknya Bang Bryan. Status jomblo. Tapi, Kak Alvin nggak boleh suka sama Daisy, karena hati Daisy udah ada yang ngisi dan Daisy mau setia sama satu cowok."

Alvin membalas jabatan tangan Daisy. "Gue Alvin. Udah punya pacar dan gue nggak mungkin suka sama cewek lain."

Daisy melepas jabatan tangannya, lalu teringat sesuatu. "Kak Alvin pacarnya Kak Adela, ya? Astaga! Tau nggak sih? Kalian itu cocok banget! Kaya couple-couple di Wattpad gitu. Yang satu cantiknya nggak manusiawi dan yang satu gantengnya nggak manusiawi. Tapi, masih lebih ganteng crush-nya Daisy sih."

Alvin memandang Daisy bingung. "Wattpad itu apa?"

"Masa nggak tau? Itu loh, Kak. Aplikasi buat nulis dan baca cerita online. Nanti, ceritanya bisa dijadikan versi novel," terang Daisy.

Alvin hanya menganggukkan kepalanya. Padahal, dia tidak benar-benar paham.

"Mau pulang nggak, Sy? Gue udah capek banget nih," ujar Bryan.

Daisy menghela napasnya lelah, lalu mengambil kelima paper bag-nya yang dia letakkan di bangku tadi.

"Daisy pulang, ya. Kak Alvin nggak boleh putus sama Kak Adela. Kalo putus, nanti Daisy sedih. Karena mulai sekarang, Daisy adalah kapten kapal kalian," ucap Daisy.

"Gue nggak akan mungkin putusin dia," balas Alvin seraya tersenyum tipis.

"Kita pulang, Vin," pamit Bryan.

Alvin menganggukkan kepalanya. Daisy langsung mengandeng tangan Bryan dan mengajaknya berjalan. Daisy mengomeli cowok itu karena telah membuatnya berkeliling untuk mencari Bryan.

oOo

Hingga pagi ini, Daisy masih saja sibuk menjadi stalker instagram Adela. Menurut Daisy, Adela sangat cantik dan tidak membosankan jika dilihat berulang kali. Apalagi kolom komentarnya yang sangat seru dan membuat Daisy ingin membaca semua komen pada postingannya.

"Anjir, kalo gini gue insecure. Kak Adela cantik, lah gue?" ucap Daisy pada dirinya sendiri.

"DAISY, ANJIR!! LO TAU NGGAK?!" teriak Nesya yang baru saja datang memasuki kelas.

Daisy terkejut mendengar teriakan Nesya. Dia juga heran, tidak biasanya Nesya berangkat lebih awal dari biasanya.

"Apa sih pagi-pagi udah ribut?" tanya Daisy.

Nesya menengok ke arah kanan dan kirinya. Memastikan tidak ada seorang pun yang mendengar pembicaraan mereka. "Ternyata Ryan anggota geng ZAVEROV."

"Gue tau."

"Kok lo nggak bilang sama gue?"

"Gue baru tau tadi malem, pas follow instagram Kak Ryan."

"Owh..." ucap Nesya seraya mengangguk paham.

Daisy memutar bola matanya malas. "Makanya, lo tuh mutualan instagram sama Kak Ryan biar tau dari awal."

"Buat apa?"

"Ya biar tau lah."

"Enggak penting juga."

"Awal pertemuan lo sama Kak Ryan gimana sih, Sya?"

"Satu minggu yang lalu tuh gue ketemu sama dia di taman komplek pas gue lagi beli pentol mercon. Dan, lo tau? Dia nyerobot antrian anjir. Emang sialan banget tuh anak," terang Nesya.

Daisy tertawa pelan. "Terus kalian jadi saling suka?"

"Enggak. Cewek yang dia deketin itu banyak banget, Sy. Gue nggak mau sama dia."

"Kalo misal cewek yang dia deketin cuma lo gimana?"

"Bodo amat," balas Nesya. Gadis itu langsung mengambil ponselnya dan memainkannya.

Satu per satu murid kelas 11 IPA 1 mulai memasuki kelas mereka. Varen yang baru saja masuk langsung menarik kursi di samping kursi Daisy dan mendekatkannya dengan Daisy. Cowok dengan penampilan bad boy-nya itu menyenderkan kepalanya di bahu Daisy.

"Badan gue panas, Sy," ucap Varen dengan suara pelan.

"Terus ngapain lo masuk kalo ngerasa sakit?"

"Kalo gue nggak masuk ntar nggak ketemu lo. Lo kan obat gue," jelas Varen.

Daisy menyingkirkan kepala Varen dari bahunya. "Berat banget kepala lo. Kebanyakan dosa apa gimana? Sana balik ke tempat duduk lo."

"Enggak mau. Maunya deket sama Daisy," ujar Varen dengan suara manja.

"Najis, Ren. Nggak jelas banget lo."

"Woi, Nyet! Ngapain lo duduk di jalan. Lo mau gue injek?" tegur Kaizo yang baru saja memasuki kelas.

"Lo berani sama gue? Di sini gue Ketua Kelasnya. Lo mau di kick dari kelas?" tanya Varen mengancam.

"Gue Ketua OSIS. Lo mau di kick dari sekolah?"

Ancaman Kaizo membuat Varen mengalah dan kembali ke tempat duduknya yang berada di belakang Daisy. Tidak lupa, cowok itu mengembalikan kursi yang dia duduki tadi ke tempatnya semula.

oOo

Daisy melangkah kaki menuju kelasnya seraya membalas sapaan dari teman-temannya. Sebagai Wakil Ketua OSIS, dia harus ramah kepada orang-orang di sekitarnya agar dapat menjadi contoh untuk teman-temannya yang lain.

Tring!

Satu pesan muncul di layar ponsel Daisy. Membuat gadis itu langsung membukanya. Ternyata, pesan itu berasal dari Nesya. Mereka memang tidak bersama sejak keluar dari kantin tadi, karena Nesya bilang jika dia ada urusan dengan temannya yang lain.

Nesya Mauretha

Nesya Mauretha :
bantuin obatin luka gue, sy.

Nesya Mauretha :

tadi gue abis jatoh di lapangan.

Nesya Mauretha :
gue tunggu di UKS.

Me :
gue ke sana.

Daisy langsung mematikan ponselnya dan menyimpannya di dalam sakunya. Gadis itu sedikit berlari menuju UKS agar cepat melihat keadaan teman dekatnya itu. Daisy menuruni anak tangga karena UKS berada di lantai 1. Sedangkan tadi, Daisy berada di lantai 2.

Ceklek.

Daisy membuka pintu UKS. Dia langsung mencari keberadaan Nesya. Namun, tidak ada Nesya di sana karena dia hanya menemukan seseorang dan orang itu adalah laki-laki yang tentunya bukan Nesya. Gadis itu menghampiri cowok tersebut yang sedang terbaring di ranjang UKS.

"Nesya mana?"

"Nggak ada dia di sini," jawab Varen.

Daisy menatap Varen bingung, lalu mengangguk paham. "Lo hack akun orang lagi, kan?"

"Itu tau."

Daisy mendengus sebal. Mentang-mentang punya keahlian sebagai peretas, Varen menggunakan kelebihan dia dengan seenaknya. Harusnya dia memanfaatkannya hanya untuk geng VEROVER-nya saja, tidak untuk kepentingan pribadinya.

"Daisy," panggil Varen.

"Naon?"

Varen menempelkan salah satu telapak tangan Daisy pada pipinya. "Gue sayang sama lo."

"Gue tau."

"Lo nggak mau sayang gue balik?"

"Gue juga sayang sama lo. Tapi, cuma sebagai sahabat," terang Daisy.

"Enggak bisa lebih dari sahabat?"

Daisy menggeleng pelan, lalu menarik tangannya dari pipi Varen. "Kita udah sahabatan hampir lima tahun, Ren."

"Terus kenapa?"

"Gue udah nyaman jadi sahabat lo. Jangan pernah ganti status kita."

"Iya, Daisy. Maaf deh soal ucapan gue tadi," ujar Varen.

Daisy mengusap kepala Varen lembut dan itu sudah menjadi kebiasannya. Terkadang, Daisy menganggap Varen sebagai adiknya karena sifatnya yang lebih dewasa dari Varen. Varen itu manja, tetapi hanya jika sedang bersama Bundanya atau Daisy saja.

-To Be Continued-

SAMPAI JUMPA DI BAB SELANJUTNYA!
-Daisy


You are reading the story above: TeenFic.Net