21 - SEBLAK SPESIAL

Background color
Font
Font size
Line height

HAPPY READING!💗

oOo

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Daisy melangkahkan kakinya bersama Nesya melewati parkiran sekolah mereka. Mata Daisy berbinar ketika melihat Elang dan 3 temannya sedang berdiri tidak jauh dari gerbang sekolah. Daisy langsung menarik tangan Nesya dan mengajaknya menemui Elang.

"Heh, Daisy! Gue nggak mau..." protes Nesya karena di sana ada Ryan. Nesya malas berurusan dengan Ryan yang baginya sangat menyebalkan.

"Kak Elang!" sapa Daisy ketika sudah berada di depan Elang.

"Eh, ada Echa," tegur Ryan dengan senyuman khasnya.

"Nama gue Nesya," balas Nesya.

"Gue tau. Echa kan panggilan sayang gue buat lo."

Nesya memutar bola matanya malas. "Idih!"

"Kalian nggak mau ngenalin gue ke dua cewek cantik ini?" tanya seorang cowok yang belum Daisy kenal.

"Buat apa? Lo kan udah punya Amora," jawab Ryan.

Cowok itu menatap Ryan kesal, lalu mengulurkan tangannya ke hadapan Daisy. "Hai, gue Dicky."

Daisy membalas jabatan tangan Dicky. "Daisy, Kak."

"Nesya, Kak," ucap Nesya.

"Daisy udah punya pacar?" tanya Dicky.

Pertanyaan Dicky membuat Elang menatapnya sinis.

"Belum, Kak. Tapi, bentar lagi jadian sama Kak Elang." Bukan Daisy yang menjawabnya, tetapi Nesya.

Daisy dan Elang saling menatap canggung.

"Owh, jadi ini cewek yang bikin lo move on dari Adela?" tanya Dicky.

"Nggak usah bahas Adela."

Daisy berusaha menahan senyum setelah mendengar jawaban Elang. Apakah Elang sedang menjaga perasaannya dengan tidak membahas cewek lain di depan Daisy? Jika itu benar, Daisy akan sangat baper.

Sejak tadi Ilham hanya menyimak obrolan teman-temannya dan kini cowok itu sedang menatap ke arah gerbang sekolahnya. Apa yang sedang Ilham cari? Apakah cowok itu sedang mencari Moira?

"Kak Ilham cari apa?" tanya Daisy.

Ilham langsung menatap Daisy. "Enggak ada."

"Kalian ngapain di sini?" tanya Nesya.

"Kita mau jemput lo, Cha," jawab Ryan. Membuat Nesya memutar bola matanya malas.

"Ngopi aja sih kita di sini, soalnya kopi di sini enak banget. Sekalian lihat-lihat cewek cantik SMATRISA," jelas Dicky. Mereka memang sedang duduk di salah satu warung kopi pinggiran yang berada di depan SMA Trisakti.

"Bukannya cewek-cewek di SMADITA juga cantik-cantik?" sahut Daisy.

"Iya, Sy. Cuma si Dick ini lagi menghindar dari ceweknya, karena habis bikin kesalahan. Makanya dia ngajak ngopi di sini," balas Ryan.

Dicky yang sedang meminum kopinya langsung menatap Ryan sinis ketika Ryan menyebutkan namanya dengan tidak benar.

"Anjay, itu mantan lo kan, Ham?" tanya Dicky ketika melihat Moira berboncengan dengan Sofia menaiki motor.

"Apakah Tuan Ilham merasakan gamon yang luar biasa?" timpal Ryan dengan maksud bercanda.

"Siapa juga yang gamon," kilah Ilham.

"Saya mencium aroma kebohongan di sini," sahut Dicky.

"Terserah lo pada deh."

Pandangan Elang mengikuti sebuah mobil hitam yang lewat di jalan raya. Cowok itu langsung berdiri dari duduknya dan menarik tangan Daisy menuju mobilnya yang terparkir di depan warung kopi. Kebetulan kopi miliknya sudah dibayar, begitu pun dengan kopi ketiga temannya yang juga dibayar oleh Elang.

"Ikut gue."

"Ke mana?" tanya Daisy ketika sudah duduk di kursi penumpang. Namun Elang tidak menjawab dan langsung melajukan mobilnya.

oOo

Daisy dan Elang sedang bersembunyi di balik pohon yang cukup besar yang berada di depan sebuah kafe. Kedua remaja itu sedang memata-matai Damar atau Ayah Elang yang sepertinya sedang menunggu seseorang di depan pintu kafe.

Tak lama kemudian, datang seorang wanita yang langsung membuat Damar tersenyum. Baik Daisy maupun Elang tidak bisa melihat wajah wanita itu karena posisinya membelakangi mereka. Namun, beberapa detik kemudian wanita itu menoleh ke belakang dan hal itu berhasil membuat Daisy terkejut.

"Loh, itu kan Bundanya Varen," ujar Daisy.

Elang langsung menatap gadis di sebelahnya. "Ngapain Bundanya Varen ketemu Ayah gue?"

"Enggak tau, Kak."

Damar masuk ke dalam kafe bersama wanita yang ternyata adalah Bunda Varen. Daisy memegang tangan Elang dan bermaksud akan menyusul masuk ke dalam kafe. Namun, Elang menahan tangannya agar tidak bergerak dari posisinya.

"Kenapa, Kak? Kakak nggak mau ngikutin mereka?" tanya Daisy bingung.

"Biarin."

"Kak Elang nggak mau nanyain tentang hubungan mereka?"

Elang menatap kosong ke depan. "Gue nggak bisa lihat posisi Bunda tergantikan. Gue nggak bisa ke sana buat lihat wanita itu."

Pernyataan Elang berhasil membuat Daisy terbungkam. Gadis itu memutar otaknya agar kesedihan Elang teralihkan. Daisy menoleh ke kanan dan kirinya. Mata Daisy berbinar ketika melihat sebuah warung salah satu makanan favoritnya yang berada 10 meter dari tempatnya berdiri.

"Kak Elang, Daisy laper," rengek Daisy.

"Mau makan apa?"

"Seblak!"

Elang terkekeh pelan. "Mana yang jual?"

"Itu," jawab Daisy seraya menunjuk ke arah warung seblak menggunakan tangannya. Seperti anak kecil yang sedang menunjukkan sesuatu.

"Ayo ke sana," ajak Elang. Keduanya berjalan menuju warung seblak yang cukup ramai pembeli.

"Teh, seblak spesialnya dua, ya. Pedas sedang aja. Makan di sini," ucap Daisy ketika sudah berada di dekat penjual seblak.

"Siap, Neng. Minumnya teh naon?"

"Aku es jeruk. Kakak minum apa?" tanya Daisy kepada Elang.

"Samain."

"Es jeruk dua sama seblak spesial dua ya, Teh," ucap Daisy.

"Okay, Neng. Mangga duduk dulu."

Daisy mengajak Elang untuk duduk di salah satu meja makan yang duduknya lesehan di lantai. Keduanya duduk berhadapan. Daisy langsung menyalakan ponselnya dan melihat ada 5 panggilan tak terjawab dari Bryan.

Bryan Pelit Sedunia

Bryan Pelit Sedunia :
Lo di mana?

Me :
lagi makan seblak sama kak elang.

Bryan Pelit Sedunia :
Jangan pulang malem²

Me :

iyaaa abis makan langsung pulang.

Bryan Pelit Sedunia :
Kalo telat, gue cepuin Papi.

Me :
jangan macem² lo.

Bryan Pelit Sedunia :
Makanya nurut.

Me :
y.

Daisy mematikan layar ponselnya dan menatap cowok tampan di depannya. "Kak Elang suka seblak?"

"Gue belum pernah makan seblak."

"Owh.. Jadi, ini pertama kalinya Kak Elang makan seblak?"

Elang hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian penjual seblak mendatangi meja mereka dengan membawa 2 mangkuk seblak dan 2 gelas es jeruk.

"Makasih, Teh," ucap Daisy, lalu menatap Elang. "Cobain, Kak. Pasti Kak Elang suka."

Elang mulai menyuapkan satu sendok seblak ke dalam mulutnya dan Daisy menunggu respons cowok itu.

"Lumayan. Gue suka."

Daisy merekahkan senyumnya dan mulai menyuapkan seblak ke dalam mulutnya. Mungkin judul yang tepat untuk hari ini adalah 'Makan Seblak Spesial Bersama Orang Spesial'.

Daisy melihat Elang yang berkeringat, mungkin karena seblak yang pedas atau udara di sore itu cukup panas. Daisy segera mengambil tisu dan langsung mengelap keringat Elang. Membuat Elang tersenyum tipis ke arahnya sehingga membuat Daisy ikut tersenyum.

-To Be Continued-

SAMPAI JUMPA DI BAB SELANJUTNYA!
-Daisy


You are reading the story above: TeenFic.Net