Receh
Hatiku gembira dan waktu kecilku tak pernah gembira seperti ini. Segembira ini saat waktu suka dalam kesenangan sendiri. Diriku tertawa-tawa terus dalam jalan yang ku lalui. Tertawa terus seakan tak ada yang bisa melawan tawaku. Tawa terus sampai tak dapat memperhatikan lingkungan sekitar dari teman sampai keluarga. Dari itu teman juga keluarga lainan mulai kacau saat ketawaku lepas. Aku boleh ketawa semaumu tapi hacurnya akan tiba lalu lama menghilangkan tawaku. Semenjak tawaku lepas malah tak tau diri. Tak tau diri itu mulai tak masuk akal hingga tanganku diranting pada kursian diri karena cobaan temu teman yang jahat itu. Saat itu jahat tapi tibakan baik pula. Lalu ada yang jahat darian suka melihat orang susah karena orang tawanya lepas dipikir jahat. Laluanya tawa itu buat buatku rasaan ini berarti akan tetapi tawa itu juga membawa bencana. Isyarat tikam pun terjadi dan hidupan dimulai dari dua sahabat yang baik suka senyum tawaan namun terlebih senyuman terlalu ingin menjadi cintanya lalu setelah bercinta dengan pria itu sedap senyap sehingga tak ada tawa. Priaan ini mau menguatkan dirinya dalam hidupan ini juga ingin tersadarkan bahwa tawa terlalu membawa malepataka walau tak terlalu besar. Semua terasadari dengan bahagiaan namun suatu ketika diriku tak memenuhi keinginan kakaku sehingga kakaku membunuh pacarku karena kebaikan pacarku tak ada hasilnya kan lagi-lagi lama juga tak mempan karena kakaku tak bisa mencegah tawanya itu. Memang terasa gila namun tawaku tak bisa sesenyum belaka. Diriku telah ketularan tawa lebih karena ya aku suka hal tawa semacam itu. Tawa terus hingga kematian kakakku karena aku. Lalu aku ingin bunuh dengan tawa darianku juga yaitu bunuh serangan kakaku. Tibakan tawa itu menimbulkan rasaku ini. Tawaku tak baik tapi baik juga kerena membuat nyaman lalu berdampak pada yang lainnya juga. Cari kebahagian baik juga akan tetapi belum tau besoknya ia yang lain itu mati di tanganku karena tawaku. Tawa ini konyol tapi bisa tujuan arah, hebat…